Oleh: Abu Mush’ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Berita dunia masih membicarakan tentang Covid 19 yang telah bermutasi menjadi jenis baru (New Variant). Dunia masih digenggam Corona dan menghancurkan banyak negara khususnya negara Kapitalis Barat.
Reuters kantor berita Inggris menjadikan New Variant of Covid 19 sebagai headline news di channel telegramnya.”
The United States topped 19 million COVID-19 cases as hospital intensive care units remained full to overflowing across much of California, a major U.S. coronavirus hotspot (Reuters, 29 Desember 2020).”
(Amerika Serikat mencapai 19 juta kasus Covid 19 ketika unit perawatan intensif di rumah sakit telah penuh. Kasus ini melimpah dan terjadi di California, pusat virus Corona di Amerika Serikat). Selain itu di Inggris, Corona cukup mencekam.
UK widens English lockdowns as COVID variant surges. British Prime Minister Boris Johnson ordered millions more people to live under the strictest COVID-19 restrictions from Thursday to counter a new variant of the virus that is spreading at a “sheer pace” across the country (Reuters, 30 Desember 2020).
(Kerajaan Inggris memperluas Lockdown di Inggris ketika Versi baru Covid 19 mulai bertambah. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta jutaan lebih orang untuk menetap dalam pembatasan Covid 19 mulai hari Kamis, 30 Desember 2020 untuk menghindari virus jenis baru yang mulai menemukan jalan menyebar ke wilayah Inggris).
Ini membuktikan kepada dunia bahwa kapitalisme dunia telah gagal untuk membentengi dunia dari serangan virus Covid-19. Lambatnya para ahli menemukan obat atau vaksin Corona menunjukkan bahwa manusia sangat lemah dalam segala hal.
Kapitalisme global hanya memikirkan materi dan ketika dihantam virus mulai kelabakan. Mereka memilih lock down yang berasal dari ajaran Islam.
Namun karena selama ini negara kapitalis selalu menjajah dunia, lock down menjadi pilihan yang dilematis dan sulit bagi mereka. Diprediksikan negara Kapitalis Barat akan kesulitan melawan virus ganas ini.
Kecuali jika mereka mau menerapkan Sistem Islam dimana Lock Down benar-benar didukung oleh negara. Vaksin pfizer yang gagal menyelamatkan seorang perawat di AS dari infeksi Covid 19 membuka mata publik bahwa negara Barat pun dalam kesulitan besar.
Ini berbeda dengan Khilafah Ustmani yang telah berhasil terlebih dahulu melakukan lock down dan karantina kesehatan berskala besar. Berhasil menahan laju virus smallpox ke negaranya. Bahkan Khilafah berhasil memproduksi vaksin smallpox ke berbagai negara termasuk ke Inggris.
Jutaan orang bebas dari Virus Smallpox tidak sampai ke taraf mutasi smallpox jenis baru. Inilah yang membedakan Khilafah dengan negara Kapitalis. Perbedaan sudut pandang.
Maka jika dunia ingin bebas dari Covid 19 dengan lock down dan vaksin, baru bisa dilakukan jika menggunakan sistem Islam sebagai penggeraknya. InsyaAllah semoga dalam waktu dekat ini, akan ada Khilafah yang tegak di salahsatu negeri Kaum Muslimin. Sehingga menjadi pionir dalam pemberantasan Covid-19 dan penjajahan Kapitalisme terhadap negeri-negeri lainnya.
Wallahua’lam bishawab.
Bumi Allah SWT, 1 Januari 2021
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan