Ketika Islam Tak Bertuan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Siti Aminah,S.Pd (Pemerhati Masalah Sosial Lainea, Sulawesi Tenggara)

Akhir-akhir ini kita disuguhi dengan pemandangan yang sangat menyayat hati. Bagaimana tidak, kasus yang sama dalam tahun yang sama pula dan kejadiannya berturut-turut. Yaitu penodaan terhadap agama Islam. Dan yang sangat memalukan adalah muslim sendiri yang melakukan penodaan itu. Sebenarnya kasus semacam ini terus berulang dari tahun ke tahun, hanya orang-orangnya saja yang berbeda.

Misalnya penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw, penghinaan terhap Al-Qur’an, pelecehan terhadap gerakan-gerakan sholat dan lain sebagainya.
Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia — Sukmawati Soekarnoputri mengklarifikasi pernyataannya yang menjadi kontroversi karena dianggap membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW. Dia menyebut video yang tersebar di media sosial telah diedit, bukan sepenuhnya seperti yang dia sampaikan.

Juga yang dilansir oleh Medcom.id: YouTuber Atta Halilintar dilaporkan Ustaz Ruhimat ke Polda Metro Jaya atas tuduhan menista agama. Salah satu isi konten Atta disebut mempermainkan gerakan sholat (15/11/2019).

Kejadian semacam ini tentu terjadi karena tidak ada hukum jera yang dilakukan kepada para pelaku penodaan. Bahkan para pelaku terkesan dilindungi oleh para pemangku kebijakan. Ketika melakukan pelecehan atau penodaan cukup dengan minta maaf. Hal ini membuat seseorang yang belum melakukan pelecehan atau penodaan terhadap agama ada kesempatan untuk melakukan hal yang sama. Sehingga menjamurlah kejadian semacam ini.

Menjamurnya penodaan agama Islam tak luput dari sistem yang diterapkan. Sistem saat ini tidak memberikan perlindungan terhadap Agama Islam. Sehingga para penoda atau penista semakin merajalela di negri ini. Sistem kapitalisme membuat agama seakan hanya bahan lelucon dan permainan saja.

Dan hukum di negri ini tidak memberikan efek jera bagi pelaku penistaan ataupun penodaan. Terbukti semakin hari semakin bermunculan para penista dan penodaan terhadap agama. Para penoda atau penista datang dari kalangan laki-laki maupun perempuan, dia seorang muslim ataupun non muslim, serta dari kalangan pemuda maupun sudah tua.

Sistem kapitalis demokrasilah yang memberikan panggung kepada para penista. Hanya dengan minta maaf ketika menghina itu sudah cukup. Dari segi hukuman cukup dengan hukuman penjara satu tahun. Inilah potret sistem kapitalis sekuler. Jadi selagi sistem sekuler ini diterapkan, maka agama Islam tidak terjaga dan terlindungi kehormatan dari agama ini. Tentu bukan hanya memberikan hukum jera bagi pelaku, tetapi harus peraturan itu diterapkan secara sistematik.

Tentu hanya sistem Islam yang mampu melindungi serta akan terjaga kehormatan Agama, dari segala penodaan, penistaan, serta pelecehan terhadap agama, baik agama Islam ataupun agama selain Islam maka akan aman serta terlindungi ketika sistem Islam yang diterapkan. Hal ini terbukti ketika Islam diterapkan di Madinah sampai runtuhnya kekhilafahan di Turki. Karena Islam bersandar pada firman Allah SWT:

Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”.

Karena sistem Islam adalah sistem paripurna. Tidak memandang apakah dia muslim ataupun non muslim. Selagi dia masih dalam wilayah kekuasaan Islam maka, jiwa, harta, darah, dan agamanya akan dilindungi. Bagi non muslim bebas menjalankan agama selagi tidak menggangu fasilitas umum.

Untuk melindungi eksistensi agama, Islam memiliki aturan hukum yang akan memberikan efek jera bagi pelaku penodaan, penistaan, serta pelecehan terhadap agama. Penerapan sanksi tidak pandang bulu. Baik penista, penodaan, serta pelecehan agama datang dari kalangan muslim ataupun non muslim, dia kaya ataupun miskin.

Ketika Islam memiliki kekuasaan, maka tidak ada yang mampu menodai, melecehkan, ataupun merendahkan Agama ini. Islam akan terjaga dan terlindungi ketika aturan Islam diterapkan secara sistematik. Sebaliknya ketika Islam tidak memiliki kekuasaan atau tak bertuan, maka penghinaan itu akan muncul dari arah mana saja.
Wahai kaum muslimin, sadarlah agama ini adalah agama yang paripurna. Mampu menyelesaikan semua problematika kehidupan. Akan terpelihara Din ini ketika dijadikan sebagai sistem dalam kehidupan. Campakkanlah sistem kapitalisme sekuler yang menyebabkan agama kalian dihinakan dan dinodai. Walla a’lam bi Al-Shabab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *