Kesetaraan Gender, Memuliakan Perempuan?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ummu Hafiidz (Komunitas Menulis Setajam Pena)

 

Perempuan di era mlilineal ini merasa mengalami diskriminasi dalam bentuk kesenjangan dan perbedaan hak-hak antara laki- laki dan perempuan. Selain itu juga dalam kebebasan mengeluarkan dan menentukan pendapat. Sehingga kaum feminis memperjuangkan kesetaraan demi kemuliaan perempuan. Namun, benarkah demikian?

 

Seperti yang disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Lintang Puspayoga, bahwa Indek Pembangunan Manusia (IPM), perempuan tahun 2019 masih berada dibawah laki-laki yaitu 69,18, sedang nilai IPM laki-laki adalah 75,96. Angka ini menjadikan realita masih banyaknya ketimpangan yang dihadapi perempuan, hingga saat ini (kemenpppa.go.id, 25/3/2021).

 

Melihat fakta tersebut para aktifis feminisme dalam programnya, mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan. Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan diranah publik dan menuntut hak dan kesetaraan atas laki-laki.

 

Para aktifis feminisme berupaya meningkatkan kwalitas perlindungan perempuan, untuk dapat mengexpresikan, mengartikulasi dan menyumbangkan paketannya secara obtimal, sehingga mendapatkan keuntungan dalam produktifitas yang tinggi dan berkwalitas.

 

Kesehatan gender justru menjauhkan perempuan dari kodratnya. Gerakan kesetaraan gender membawa persoalan baru yang tidak dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban sebagai ibu rumah tangga san pengasuh anak.

 

Persamaan gender yang banyak didengung- dengungkan barat, ternyata merusak kaum muslim. Mereka tanpa sadar telah tertipu dengan pemikiran barat, bahkan tidak sedikit yang mengekor pemikiran barat tersebut. Inilah penyesatan barat seperti racun yang dibalut madu. Bahwa perempuan yang hanya tinggal dirumah dan tidak menghasilkan materi adalah perempuan pengangguran.

 

Peran perempuan dalam Islam, perempuan bagian dari keluarga. Keluarga merupakan pondasi dasar Islam. Dari keluarga muncul generasi- generasi unggul yang berjuang dijalan Allah. Munculnya generasi unggul tidak lepas dari peran perempuan sebagai ibu Madrasah ula bagi anak- anak. Kemuliaan perempuan tetbesai tatkala menjadi seorang ibu.

 

Bahkan Rasulullah ditanya seseorang, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak diperlakukqn dengan baik?” Beliau berkata ” Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya, ” kemudian siap”. Tangan lelaki itu. ” Ibumu”. lelaki itu bertanyan lagi.” kemudian siapa”. ” Ibumu”. Kemudian lelaki itu bertanya lagi. ” kemudian Ayahnya” jawab Beliau”. ( HR Al- Bukhari no. 597 dan Muslim no 6447)

Itulah peran perempuan sebagai ibu didalam Islam yang mempunyai peran penting dan mulia.  Tidak ada peran yang mendatangkan surga, kecuali ibu sebagai pengatur rumah tangga dan pendidik anak.

 

Untuk para wanita, sadarlah, janganlah disibukkan dunia dan menghilangkan peran sebagai ibu, dan janganberangan-angan mengganti peran laki- laki. Kembali kekodrat perempuan, sebagai pengatur rumah tangga dan pendidik anak, sehingga cita- cita terbesar sebagai wanita mulia dan masuk surga.

Waullahu ‘alam bishowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *