Kerusuhan New Delhi, Bukti Kekhawatiran Akan Kebangkitan Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Bulis-@ja

Ruang serba guna tersebut milik seorang pengusaha Muslim. Tempat itu berubah menjadi pusat pengungsian bagi korban kerusuhan. Perempuan dan anak-anak tersebut melarikan diri dari sekelompok warga Hindu yang menyerang rumah mereka di Shiv Vihar, salah satu area yang paling terdampak dalam kerusuhan ini. Shiv Vihar, area yang didominasi kelompok pekerja beragama Hindu dengan populasi Muslim yang cukup besar, serupa labirin gang sempit yang terletak di dekat selokan yang kotor.

Beberapa ratus meter, di jalur selokan yang sama, ada area yang dihuni sebagian besar masyarakat Muslim di Chaman Park dan Indira Vihar. Ada jalan yang memisahkan area Muslim dan Hindu dan kedua komunitas tersebut hidup berdampingan secara damai selama puluhan tahun. Tapi semua itu telah berubah. Nasreen Ansari, yang meninggalkan tempat tinggalnya di Shiv Vihar, mengatakan kerusuhan itu dimulai Selasa sore, ketika hanya ada kebanyakan perempuan di rumah. Para pria tengah berada di bagian lain di kota Delhi untuk menghadiri pertemuan keagamaan.

“Kami melihat sekitar 50-60 pria. Aku tidak tahu siapa mereka, kami tidak pernah melihat mereka sebelumnya,” kata Nasreen. “Mereka mengatakan pada kami mereka datang untuk melindungi mereka dan kami harus tetap tinggal di dalam rumah.” Sambil menyaksikan para pria tersebut dari balik jendela, mereka langsung tersadar bahwa pria-pria itu tidak bermaksud untuk melindungi mereka. Ia menunjukkan video yang ia ambil dari balik jendela. Video itu menunjukkan beberapa dari pria itu menggunakan pelindung kepala dan membawa tongkat kayu. Nasreen mengatakan para pria itu meneriakkan slogan-slogan Hindu seperti Jai Shri Ram (Sembah Dewa Rama) dan melantunkan pujian seperti Hanuman Chalisa (pujian untuk dewa monyet, Hanuman).(BBC indonesia).

Bentrok antar umat beragama di pinggiran kota di utara Delhi, India, menyisakan kehancuran. Lebih dari 46 orang meninggal dunia dalam bentrokan tersebut. Namun, yang paling terdampak adalah warga Muslim karena banyak rumah dan toko mereka yang rusak serta terbakar. Imbasnya, mereka terpaksa mengungsi. “Siapa yang akan mengganti semua kerugian ini dan kapan kami bisa pulang?” tanya mereka.

Pemicu konflik

Konflik antar umat beragama ini dipicu oleh undang-undang kewarganegaraan yang oleh para kritikus disebut mendiskriminasi warga Muslim.

Regulasi itu memperbolehkan warga non-Muslim asal Bangladesh, Pakistan dan Afghanistan yang masuk ke India secara ilegal, untuk menjadi warga negaranya. Pemerintah India yang kini dikuasai oleh partai Nasionalis Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP), mengatakan undang-undang ini akan memberi perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari persekusi agama. RUU ini memicu aksi protes sejak diloloskan tahun lalu, beberapa di antaranya berujung bentrok. Adapun bentrokan yang terjadi Februari lalu, merupakan yang terparah.
Dan entah kebetulan atau kesengajaan konflik ini terjadi sehari setelah kunjungan pertama trump ke india.

Ketidakadilan terhadap kaum muslimin

Apa yang terjadi di india adalah cerminan ketidakadilan yang diterima kaum muslimin di negri negri yang lain. Muslim di birma, cina, thailand dan lainnya mencerminkan kondisi yang sama dengan apa yang terjadi di india. Sekalipun pemicu konflik itu berbeda namun kesewenang wenangan terjadi menimpa umat Islam.

Diamnya penguasa setempat menunjukkan adanya keperbihakan penguasa atas kedzaliman tersebut. Begitu juga diamnya para penguasa muslim terhadap ketidakadilan yang menimpa saudaranya, menunjukkan arah bahwa Islam seakan menjadi musuh bersama dunia. Sehingga saat ini kaum muslimin seperti anak ayam kehilangan induknya.

Dunia dibawah kapitalisme

Saat ini kapitalis adalah satu satunya mabda yang masih eksis di emban oleh negara.Amerika sebagai negara pengemban mabda ini terus menguatkan cengkramannya ke seluruh dunia.

Pengaruh mabda inipun terus diaruskan dengan berbagai cara. Strategi penjajahan tetap menjadi hal yang terus dilakukan baik secara fisik ataupun pemikiran. Dengan menempatkan para anteknya menjadikan arah kebijakan di seluruh dunia saat ini sama yakni memusuhi Islam dan kaum muslimin.
Disisi lain Islam sebagai sebuah mabda, sekalipun saat ini tidak ada satupun negara di dunia yang mengembannnya, namun saat ini geliat bangkitnya Islam dan kaum muslimin semakin nampak.

Tidak heran kondisi ini membuat kekhawatiran barat terhadap dunia Islam. Sehingga opini untuk terus melemahkan Islam dan kaum muslimin terus dilakukan. Barat senantiasa mengambil keuntungan ekonomi atau politik dalam setiap konflik yang terjadi.

Pergerakan Islam yang menuntut tegaknya syariat dan khilafah dianggap berafiliasi dengan organisasi teroris dunia. Pada saat yang bersamaan organisasi Islam yang cenderung moderat dan rela mengakomodasi bahkan mendakwahkan nilai-nilai barat difasilitasi keberlangsungan hidupnya dengan kucuran dana segar.

Kekhawatiran barat atas bangkitnya Islam

Tampaknya hasil ramalannya perlu diperhitungkan dan dijadikan sebagai salah satu bahan kajian ilmiah. Itulah yang dilakukan oleh National Intelelligence Councils (NIC) yang merilis sebuah laporan yang berjudul Mapping the Global Future. Walaupun dikeluarkan sekitar 15 tahun yang lalu (Desember 2004) bisa jadi masih banyak umat Islam yang belum familiar dengan laporan ini.

Padahal salah satu point penting di dalamnya berisi tentang gambaran nasib umat Islam di tahun 2020. Dalam laporan ini diprediksi empat skenario besar dunia ditahun 2020, yaitu; Davod World: digambarkan bahwa pada tahun 2020 Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia.

Pax America: pada tahun 2020 dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax Americana-nya. Cycle of Fear (munculnya lingkaran ketakutan). Di dalam skenario ini respon agresif pada ancaman teroris mengarah pada pelanggaran atas aturan dan sistem keamanan yang berlaku.Dan yang juga diramalkan NIC adalah berdirinya khilafah baru.

Terlepas dari apa sebenarnya tendensi dikeluarkannyaa ramalan peta politik dunia global 2020, mari bersama kita menilik point ramalan terakhir yaitu akan berdiri kembali kekhilafahan Islam. Semua dunia tahu bahwa ketika khilafah tegak, maka akan ada kekuatan global dunia baru yang memiliki titik sentrum dari pusaran ideologi Islam.
Kebangkitan Islam tak ubahnya seperti raksasa perkasa yang siap menghancurkan pilar-pilar peradaban barat yang telah nyata menyengsarakan dunia. Sayangnya raksasa itu saat ini sementara tertidur lelap. Untuk itu setiap usaha yang berusaha untuk membangunkan raksasa peradaban baru (baca: Islam) harus dibendung, bagiamnapun caranya.

Kaum imperialis barat tentunya telah belajar dari para pendahulunya yang sukses menemukan formula jitu nan ampuh yang dapat mencegah kebangkitan umat Islam. Formula ini yang diwariskan oleh Lord Carzen, menteri luar negeri Inggris pada tahun1924. Pada saat itu Ia dengan lantang mengatakan, umat Islam tidak akan pernah bangkit lagi. Karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritualnya yaitu Islam dan Khilafah.

Namun ketika usaha untuk mematikan cahaya agama Allah terus dilakukan, justru Allah Yang Maha Kuasa berbuat sebaliknya. Cahaya agama Allah semakin lama semakin benderang. Riak-riak kebangkitan Islam mulai muncul. Kaum Muslimin sudah jenuh dengan pola kehidupan di bawah kungkungan sistem kapitalisme dan ingin segera berhijrah menuju sistem Islam.

Umat Islam pun semakin sadar akan pentingnya mewujudkan institusi politik (khilafah) yang akan menjaga kehormatan seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Kebencian terhadap peradaban barat sejalan dengan kesadaran umat untuk menerapka.n syariat Islam.waallahua’lam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *