Kerajaan Warteg Bahagia, Bukti Kerapuhan Ekonomi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ulfa Ni’mah S Si (Pemerhati Kebijakan Publik)

Belum juga pemerintah tuntas menangani kerajaan Sunda Empire. Telah muncul kembali Kerajaan baru yaitu Kerajaan Warteg Bahagia di Depok.

Kerajaan Warteg Bahagia dideklarasikan di Depok. Oleh Agus Riyadi, pendirinya. Fenomena kerajaan ini muncul setelah Sunda Empire. Tapi mereka mengaku berbeda.

Sebagaimana dilansir TEMPO.CO, Jakarta – Setelah Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo dan Sunda Empire di Bandung, Kerajaan Warteg Bahagia muncul di wilayah Cimanggis, Kota Depok.

“Jadi kerajaan warteg bahagia ini sengaja didirikan karena kita ingin mengangkat anak bangsa, dan mendukung ekonomi negara kita,” kata Agus saat deklarasi kerajaan itu, Sabtu 25 Januari 2020.

Agus mengatakan, kerajaan Warteg Bahagia memiliki tugas untuk memberdayakan dan memberikan kenyamanan untuk masa depan yang cerah bagi anak bangsa.

“Kita memberdayakan seluruh masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi hingga rendah agar mampu bersaing dengan bangsa lain,” kata Agus.

Agus pun mengatakan, konsep kerajaan warteg bahagia diyakini tidak bertolak belakang dengan konsep dan sejarah NKRI, namun justru memperkuat negara khususnya pada bidang ekonomi.

“Visi yang dibawa kerajaan ini adalah menjadikan merek kuliner lokal Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” kata Agus.

Agus mengatakan, kerajaan warteg bahagia dijalankan oleh seorang raja dibantu dengan kabinet mulai dari temenggung hingga menteri-menteri teknis.

“Di kerajaan kami ada menteri komunikasi, menteri pemberdayaan laki-laki dan menteri operasional ditambah satu orang tumenggung,” kata Agus.

Sementara itu, Menteri Komunikasi Kerajaan Warteg Bahagia, Ahmad Dwi Saputro mengatakan, kerajaan ini berdiri atas dasar keprihatinan dengan banyaknya bermunculan kerajaan yang mengangkat isu tentang kebangsaan.

“Kerajaan kami mengangkat isu pemberdayaan ekonomi dan bagaimana menjadi bangsa mandiri di bidang kuliner,” kata Ahmad.

Ahmad mengatakan, saat ini warteg dipandang sebagai ekonomi paling bawah dan kalah bersaing dengan kuliner asing yang terus menjamur.

“Kuliner Indonesia sudah dijajah oleh merek asing, dimana bahkan warteg sebagai ekonomi paling bawah semakin tidak berdaya dan tidak diberdayakan,” kata Ahmad.

Ahmad berharap, dengan berdirinya kerajaan ini, kuliner Indonesia semakin maju dan mampu bersaing dengan kuliner dunia.

“Kami mengajak insan kuliner Indonesia terutama pengusaha warteg untuk bersatu padu dalam satu kerajaan, yaitu kerajaan warteg bahagia.

Apakah betul Kerajaan Warteg Bahagia didirikan memang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat? Atau hanya bentuk ungkapan kekecewaan rakyat terhadap negara yang gagal menciptakan kesejahteraan rakyat.?

Fenomena munculnya kerajaan-kerajaan baru dilatar belakangi berbagai motif, baik motif ekonomi maupun politik. Kedua motif ini pada hakikatnya untuk mencari keuntungan dari para pengikutnya.

Banyaknya orang tertarik dan bergabung dalam kerajaan baru karena memang mereka sedang mengalami kebuntuan mencari jalan keluar hidup. Alhasil gampang tergiur tawaran yang seringnya hanya dimanfaatkan boleh pihak tertentu.

Bila kemunculan Kerajaan Warteg Bahagia murni karena motif ekonomi. Ini menunjukkan kegagalan Pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan rakyat. Sekaligus bentuk kekecewaan yang sangat menumpuk kepada penguasa yang membuat kehidupan sudah cukup pelik, penguasa masih saja memberlakukan kebijakan yang mencekik.

Sistem Kapitalis juga melahirkan kebijakan lebih berpihak kepada asing. Rakyat dijadikan tumbal keganasan penguasa, korporat dan swasta di dalamnya. Alhasil sistem ini tidak hanya menyuburkan rakyat miskin tapi juga rakyat stress dan tidak waras dalam menata kehidupannya.

Disisi lain kegagalan penguasa dalam menjalankan fungsi kepemimpinan berakar dari konsep yang rapuh, berbasis pada asas yang salah dan batil. Sehingga banyak kebijakan anti Islam yang lahir diatasnya, wajar bila kondisi semakin membuat rakyat kian sekarat.

Islam memandang bahwa kewajiban mensejahterakan ekonomi umat menjadi kewajiban negara. Bukan diserahkan pada individu ataupun lembaga, baik lembaga di dalam negara ataupun swasta.

Rasulullah saw bersabda: ” Seorang Imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya, dan ia akan diminta pertanggung jawaban atas rakyat.” ( HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak ada seorang hamba yang dijadikan Allah mengatur rakyat, kemudian dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya (tidak menunaikan hak rakyatnya), kecuali Allah akan haramkan dia (langsung masuk) surga.” (HR. Muslim)

Negara bertanggung jawab atas pendidikan rakyatnya dan mendorong mereka untuk giat bekerja.

Dalam suatu riwayat, Rasulullah Saw pernah mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz begitu melihat tangan Sa’ad yang kasar karena bekerja keras. Beliau bersabda, ” ini lah dua tangan yang dicintai Allah dan rasul-Nya.

Negara juga wajib menciptakan lapangan pekerjaan dan menyuruh rakyatnya bekerja.

Imam Ghazali rahimakumullah menyatakan, wajib atas Waliyul amri(Pemerintah) memberi sarana-sarana pekerjaan kepada para pencari kerja.

Negara wajib menanggung kebutuhan pokok rakyatnya, yang sudah tidak mampu bekerja dan kerabatnya juga yang hidup nya tidak melebihi standar.

Negara wajib mendorong rakyatnya yang hidup di atas standar, untuk menanggung nafkah kerabatnya yang tidak mampu mencari nafkah mewajibkan kepada setiap rakyat untuk menolong yang kekurangan disaat kas negara sedang kosong.

Begitulah mekanisme pengaturan kesejahteraan dalam Islam yang sangat terperinci.

Setiap pemenuhan kebutuhan pokok individu rakyatnya menjadi jaminan negara. Dengan tetap menjaga dan memelihara aqidah rakyatnya sehingga memiliki keimanan yang kuat, menjadikan Islam sebagai landasan berfikirnya dan solusi bagi setiap permasalahan kehidupannya. Dengan demikian menjadi individu yang kuat, waras berpikirnya dan tangguh dalam menghadapi permasalahan hidupnya.

Walhasil bila kehidupan kembali kepada Islam, niscaya sebuah tatanan kehidupan sehat dan sejahtera akan bisa diwujudkan. Wallahu’alam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *