Kenapa Islam Politik Menakutkan Bagi Negara- Negara Barat Kapitalistik?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Nahdoh Fikriyyah Islam (Dosen dan Pengamat Politik)

 

Lebih dari seminggu setelah serangan teror Wina, pemerintah Austria mengusulkan undang-undang untuk menahan tahanan terorisme dengan tanpa batas waktu. Tetapi bagian paling kontroversial dari langkah-langkah baru tersebut adalah pembuatan tindak pidana baru untuk politik Islam. Jika disetujui, undang-undang ini akan memudahkan penutupan masjid atau menahan para imam dengan tuduhan menciptakan tempat berkembang biak terorisme. Komunitas Muslim Austria yang mewakili sekitar 700 ribu orang mengatakan beberapa tindakan bahkan tidak sesuai dengan Konstitusi dan hak asasi manusia.

Komunitas Muslim mengaku masih sangat terkejut dengan serangan teroris tersebut. Kecaman komunitas kepada pelaku penyerangan ke sebuah pemakaman untuk menunjukkan mereka tidak hanya mengutuk keras kejahatan tersebut, tetapi juga atas pencatutan nama Islam atas tindakan tersebut. Para Imam di Austria juga menyayangkan tindakan ini. Adanya seorang pemuda Muslim yang termasuk di antara empat orang yang terbunuh dikatakan telah menjadi bukti tindakan ini bukan bagian dari Islam. Setelah serangan di Wina, dilaporkan lebih banyak Muslim yang melaporkan kasus-kasus pelecehan baik di jalanan maupun di media sosial. Komunitas Muslim meminta masyarakat tidak mudah membiarkan dirinya terpecah belah. (republika.co.id. 17/11/2020)

Tudingan kepada Islam dan kaum muslimin semakin digencarkan oleh  kaum kapitalis Barat. Pasca peristiwa tewasnya Samuel Paty, guru sejarah di Prancis yang melecehkan Nabi Muhammad saw, terlihat Negara-negara Barat seperti mendapatkan ketersambungan dampak. Berselang seminggu kemudian, Wina, ibukota Negara Austria mengalami serangan yang menewaskan empat warganya dan 22 orang dikabarkan luka-luka. Dan pada kesimpulannya, pelaku dikabarkan seorang muslim yang pernah terlibat ISIS yang berimigrasi dari Albania. Dengan kata lain, serangan di Wina sudah dimasukkan dalam kasus kejahatan paling berat yaitu aksi terorisme.

Hanya saja, jika benar itu adalah tindakan ekstrimis seseorang yang pernah punya riwayat terlibat kelompok berbahaya ISIS, kenapa pemerintah Austria malah membuat suatu kebijakan yang akan mempersulit kaum muslimin secara keseluruhan disana? Kini, pemerintah Austria menunjuk stick-nya pada gerakan Islam politik. Apakah betul bahwa Islam politik adalah gerakan berbahaya? Ancaman bagi dunia? Tidak sesuai dengan HAM?

Islam Politik Dimata Negara Barat Kapitalistik

Austria adalah Negara Barat yang sebenarnya memiliki jumlah penduduk muslim yang cukup ramai. Dan bahkan Austria selama ini jarang terdengar kabar terkait peristiwa yang berhubungan dengan rasisme. Imigran muslim dan para muallaf di Austria masih merasakan keamanan yang layak disana. Namun siapa sangka, keadaan kini berubah. Austria sedang menuju tempat yang kemungkinan besar menakutkan bagi kaum muslimin. Dengan alasan  melawan terorisme sebagai musuh bersama semua Negara di dunia.

Tetapi nyatanya, bukan teroris yang diserang. Kaum muslimin lah secara umum yang jadi sasaran. Lihat saja tindak balas dari pemerintah Austria. Justru malah menutup semua masjid, mendeportasi para imam masjid kembali ke Negara asalnya, dan kini menyerang gerakan-gerakan Islam yang disebut pemerintah Austria sebagai gerakan Islam politik. Apakah semua gerakan Islam politik adalah terroris sehingga seenak Austria menuding demikian?

Peristiwa di Perancis lalu, menjadi alasan baru Negara-negara Barat kapitalis untuk kembali melancarkan serangan propaganda terhadap Islam dengan agenda WOT (war on terrorism) mereka. Dan bukanlah rahasia lagi bahwa WOT (war on terrorism) yang digencarkan Barat kapitalis adalah kedok untuk menutupi misi sesungguhnya yaitu melawan Islam dan menghadang kebangkitannya.  Hanya saja, kejujuran itu enggan dikeluarkan agar dunia memandang peradaban Barat hari ini adalah perdaban terbaik dan tidak ada  alternative penggantinya.

Austria, Prancis, Inggris, dan Negara Barat lain utamanya AS, tentu tidak mau kehabisan ide mencari jalan paling halus dan mulus secara terus menerus untuk melawan Islam dan kaum muslimin. Dan usaha mereka bisa dikatakan telah menuai hasil. Ummat Islam telah dipecah dengan sekat-sekat nasionalisme juga lebel-lebel kelompok ekstrimis, radikal, tradisional, dan modern.

Setiap gerakan Islam yang menyerukan syariat dan kebangkitan, maka akan diberikan lebel ekstrem, radikal hingga teroris. Tidak peduli apakah gerakan tersebut menggunakan senjata atau hanya menantang dengan lisan dan tulisan. Intinya, seruan untuk menegakkan Islam secara totalitas adalah bahaya juga ancaman yang menakutkan bagi Barat kapitalistik.

Meskipun penyebutan Islam politik tidak begitu dibesar-besarkan oleh Barat, tetapi sesungguhya, Islam politik adalah gerakan yang sangat menganggu eksistensi pemikiran Barat hari ini dan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, Negara – Negara Barat kapitalistik terus memantau perkembangan Islam dan kaum muslimin di dunia. Baik secara kuantitas di Negara mereka maupun  kualitas gerakan kelompok-kelompok Islam yang semakin marak menyuarakan politik Islam.

Negara-negara Barat tentu tidak akan membiarkan begitu saja melihat perkembangan Islam bak bola salju, bahkan di Eropa sekalipun. Baik dibawa oleh muslim imigran maupun pribumi yang banyak menjadi muallaf dengan kesadaranya. Negara-negara Barat kapitalis merasakan perlu trik selanjutnya untuk menghentikan perkembangan Islam di dunia. Cara memonsterisasi ajaran Islam seperti Khilafah sudah dilakukan. Melabelisasi teroris dan ektrimis serta radikal juga tengah dipropogandakan.

Ketika kaum muslimin membalas serangan warga non muslim di wilayah  minoritas, maka sangat cepat akan dicurigai dengan kelompok ekstrimis bahkan teroris. Benar atau tidak dakwaan tersebut, situasi itu akan dimanfaatkan untuk melegalkan langkah berikutnya menyerang Islam atas nama kebijakan dan keamanan.

Itulah yang kini dilakukan oleh Austria. Austria memanfaatkan kondisi serangan yang terjadi sekitar 3 minggu lalu untuk mengambil satu langkah yang langsung mengumumkan “larangan terhadap adanya gerakan Islam politik” berkembang di Austria.

Sebagaimana dilansir oleh WION salah satu majalah online India memberitakan bahwa pemerintah Austria sedang melakukan pendataan terhadap institusi pendidikan Islam dan organisasi-organisasi ummat Islam yang ada di Austria dengan tujuan mengontrol perkembangan gerakan Islam politik.

Dalam akun twitternya, anggota Kabinet Konselor Austria, Sebastian Kurs’z  menuliskan bahwa, pemerintah Austria akan memasukkan delik criminal terhadap  “Islam politik” agar Negara mampu mengambil sikap untuk melawan mereka yang bukan teroris secara nyata, tetapi bermain di belakang layar.

Bukan hanya itu, pemerintah Austria juga menyarankan penutupan masjid sebagai gertakan untuk kemanan nasional. Petugas kepolisian Austria juga sudah melakukan pengerebekan terhadap 60 alamat yang diduga berhubungan dengan kelompok Islam radikal. Meskipun aparat kemanan berbeda pendapat terkait penggerebekan tersebut, ada yang mengatakan berkaitan dengan peristiwa di Wina, ada juga yang menyatakan tidak. Hanya sebatas tugas penyisiran kelompok Islam radikal.

Serangan di Wina, mengikuti serangan yang telah terjadi di Nice, Prancis. Peristiwa tersebuat telah menewaskan 4 orang dan 23 orang terluka. Sementara pelaku diinformasikan berkewarganeagaraan Tunisia. Prancis juga melakukan aksi penutupan sekolah Islam, homeschooling dan masjid. Serta akan memukul keras kelompok organisasi yang dianggap menyebar kebencian. (https://www.wionews.com/world/austria-government-to-ban-political-islam-shut-down-mosques-342558. 12/11/2020)

Hal  senada juga pernah dilakukan oleh Austria, pada tahun 2018. Pemerintah Austria menutup masjid-mesjid bahkan memulangkan para imam masjid ke negaranya masing-masing. Langkah tersebut diambil Austria sebagai pukulan keras terhadap perkembangan organisasi muslim yang dianggap akan membentuk Islam radikal dan gerakan Islam politik.

Sangat terlihat jelas adanya ketakutan berlebih (islamophia) terhadap Islam dan politik bagi dunia Barat kapitalistik. Mereka sebenarnya mengetahui bahwa kebangkitan Islam adalah suatu keniscyaan dan percuma untuk dihadang. Namun karena kesombongan mereka, seolah-olah upaya memadamkan cahaya Islam bisa menuai hasil sempurna.

Padahal justru sebaliknya, semenjak 3 Maret 1924, dan Kapitalis Barat menjadi pengendali peradaban dunia, sejak saat itu juga mereka sulit tidur nyenyak. Karena harus memberikan banyak energi juga biaya untuk menghadang kebangkitan Islam. Dan gerakan-gerakan Islam politik adalah ancaman paling menakutkan bagi Barat kapitalistik. Kenapa demikian?

Pertama, Islam politik dalah suatu pemikiran yang menyeluruh terkait Islam. Kelompok atau gerakan kaum muslimin yang menekuni politik Islam tidak akan takut menghadapai serangan pemikiran Barat bahkan akan melakukan perlawanan politik berupa pemikiran dan juga keimanan. Tuntutan Islam politik bukanlah hanya menginginkan warga Barat memeluk Islam secara aqidah, namun harus menerima syariat Islam sebagai satu-satunya hukum yang layak ditegakkan. Sampai hukum itu tegak, maka kewajiban setiap muslim untuk memperjuangkannya.

Kedua, Islam politik mengatur sistem pemerintahan yang mengadopsi ideologi yang cemerlang, yaitu Islam itu sendiri. Dan politik Islam mengharuskan adanya satu institusi untuk menerapkan syariat yatu Negara. Dengan adanya Negara, tentu ideologi Islam akan semakin berkembang dan menggoyang eksistensi Barat kapitalis sebagai peradaban yang hanya mengajarkan oportunistik dalam politiknya.

Ketiga, dengan berkembangnya gerakan Islam politik, Barat memahami bahwa umur peradabannya tidak lama lagi dan akan segera khatam. Sepanjang ideologi kapitalis barat memimpin, sepanjang itu juga mereka terus berusahan menjauhkan ummat Islam dari aktifitas politik. Membuat propaganda melalui kaki tangan mereka, baik dari penguasa-penguasa boneka sekuler yang mereka genggam, dan sarjana-sarjana liberal yang mendakwahkan pemikiran mereka. Kedua kelompok ini menjadi kaki tangan Barat kapitalis.

Keempat, gerakan Islam politik adalah gerakan yang sangat rapi, sistemik, dan sulit untuk diruntuhkan. Dan sangat sulit bagi Negara Barat Kapitalis untuk mendeteksi kepastian yang telah dicapai oleh pemain Islam politik.  Barat tentu saja tidak mau kecolongan, jika tiba-tiba Islam telah tegak sebagai satu pondasi Negara muslim di dunia untuk kedua kalinya.  Dalam rangka menghadang inilah, Barat menakut-nakuti dan banyak membuat konspirasi demi menjauhkan Islam poliitk dari kaum muslimin.

Negara, adalah institusi Politik Yang Akan Memelihara Kaum Muslimin

Barat kapitalis tetap eksis dan berani menantang dunia, karena mereka masih punya Negara yang melindungi ideology mereka. Sebab Negara adalah institusi politik yang berfungsi memelihara idoelogi juga pengembannya. Hingga Negara-negara Barat sampai hari ini tetap merasa besar dan berkuasa. Negara-negara kecil atau pengikut yang tidak memiliki ideologi kuat, hanya mampu membebek dan bersikap moderat alias cari aman.

Islam juga mengajarkan agar kaum muslimin mendirikan Negara sebagai institusi politik yang akan menjaga dan memelihara kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Adanya Negara menjadi satu metode untuk menjalankan hukum-hukum Allah dan Islam akan terwujud sempurna sebgai sebuah mabda’ yang khas. Tanpa adanya Negara, maka Islam akan dipandang sebelah mata dan terus dilecehkan oleh musuh-musuh Allah seperti kaum kapitalis Barat.

Itulah mengapa Negara Barat kapitalis, baik Eropa maupun AS sangat ketakutan dengan perjuangan Islam politik. Bisa jadi, Negara Barat Kapitalis hari ini telah kewalahan dan tidak mampu lagi untuk menahan cahaya Islam. Bahkan hingga semua kelompok jamaah ummat dianggap ancaman. Meskipun bukan teroris nyata, tetapi dipandang sebagai sarang teroris. Ketakutan mereka meningkat, dan kewarasan berfikir mereka sedang terguncang.

Negara barat kapitalis meyakini adanya suatu masa dihadapan, bahwa Islam akan diterapkan sebagai suatu ideologi kembali dalam Negara. Dan saat itu terwujud, lonceng kematian bagi peradaban Barat akan berdengung. Itulah yang membuat mereka selalu berusaha dengan segala cara untuk memperlambat datangnya cahaya Islam. Karena sungguh mustahil bagi mereka untuk menghadangnya. Segala cara telah mereka lakukan, baik soft dan hard strategy,. Tetapi Allah swt maha Kuasa  membongkar semua makar – makar jahat mereka.

Seharusnya, ucapan konselor Austria tersebut menjadi penyemangat bagi kaum muslimin bahwa Barat kini tengah sedang dalam fase ketakutan yang luar biasa. Barat kapitalis sedang brada pada kondisi terlemah mereka saat ini. Karena itu, mereka membongkar sendiri rencana mereka dengan melarang gerakan “Islam politik”. So, masih takut dengan politik? Atau alergi dengan politik?

Tidak zamannya lagi guys! Justru hari ini, kaum muslimin harus menunjukkan kepada dunia Barat bahwa Islam politik sedang bangkit dan mempolarisasi perpolitikan dunia menuju perubahan peradaban yang baru. Dan peradaban baru itu akan didominasi dan dipimpin oleh ideology Islam, mulai dari Timur-Barat bumi.

Wallahu a’lam bissawab.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *