Kemiskinan Menjadi Kondisi Mutlak Yang Akan Terus Melanda Sistem Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kemiskinan Menjadi Kondisi Mutlak Yang Akan Terus Melanda Sistem Kapitalisme

 

Sri

Pelajar

 

“Disadari bahwa kita masih menghadapi tantangan dalam melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem,” ujar Suharso selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023. Kemiskinan menjadi salah satu masalah yang tidak pernah terselesaikan secara tuntas di negeri ini. Walaupun peningkatan ekonomi terjadi beberapa bulan belakangan, namun angka kemiskinan di Indonesia masih terbilang tinggi.

Dilansir dari liputan6.com (06/04/2023), Mentri Suharso mengatakan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia pada 2024 akan mencapai 7,99 persen jika belum ada penanganan dan perubahan data. Sehingga akan semakin sulit untuk mengurangi kemiskinan dan menghapus kemiskinan ekstrim karena jumlah penduduk miskin yang tinggi. Salah satu penyebabnya juga karena pendataan rakyat miskin yang tidak merata dan belum akurat.

Pemerintah sendiri memiliki komitmen untuk mencapai tingkat kemiskinan ektrem 0 persen pada tahun 2024. Sedangkan untuk mencapai angka 0 pemerintah perlu mengentaskan kemiskinan terhadap 5,6 juta orang pada 2024. Setelah beracu pada batas garis kemiskinan Bank Dunia, pemerintah menurunkan target 0 persen menjadi 2,5 persen. Sebab pemerintah merasa belum mampu mencapai angka 0 persen (cnnindonesia.com,6/4/2023).

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia tidak kunjung terselesaikan bahkan tidak jarang angkanya justru semakin tinggi. Hal ini terjadi sebab komitmen pemerintah tidak diikuti dengan penanganan yang mendasar seperti pemenuhan kebutuhan pokok, kesehatan dan pendidikan. Penanganan mentok pada pemberian bantuan sosial yang angkanya belum cukup menghapuskan kemiskinan rakyat.

Penggunaan sistem ekonomi kapitalisme menjadi benang merah dari kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Karena penyebaran kekayaan yang tidak adil yang hanya menguntungkan kaum pemilik modal. Liberalisasi ekonomi mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial pada masyarakat. Di mana banyak oknum atau kelompok yang justru mengelola sumber daya alam untuk kebutuhannya pribadi. Sehingga rakyat yang tidak memiliki akses kekayaan tersebut tidak dapat mendapatkan manfaatnya. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses saja yang bisa menikmati kekayaan tersebut.

Mirisnya, peran negara saat ini justru hanya sebagai regulator untuk melancarkan kebijakan-kebijakan yang cenderung tidak membantu atau mengurangi angka kemiskinan. Ditambah sistem ini bahkan melahirkan para penguasa yang tidak amanah. Penguasa yang mudah korupsi bahkan secara berjamaah. Hingga korupsi sendiri menjadi salah satu kasus yang melekat kuat pada sistem ini.

Sedangkan dalam Islam, segala urusan politik perekonomian Islam dilakukan sesuai syariat Islam. Di mana negara bertanggung jawab menjamin kesejahteraan seluruh rakyatnya. Dengan khalifah yang bertanggung jawab mengatur keuangan negara untuk kepentingan rakyat. Sumber keuangan yang diambil dari Baitul Maal diperoleh dari berbagai pos pendapatan tanpa adanya pajak dan utang.

Departemen Sosial Negara membantu Khalifah mendata pendapatan masyarakat secara terperinci dan menyeluruh. Pemerintahan Islam juga akan membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin terutama untuk para laki-laki pemilik tanggung jawab untuk mencari nafkah. Sedangkan untuk masyarakat yang miskin namun memiliki kemampuan, mereka akan diberikan modal oleh Khalifah.

Tidak hanya itu, dalam Islam pemanfaatan sumber daya alam oleh golongan tertentu pun sangat dilarang karena hal tersebut diharamkan. Dalam Islam sumber daya alam adalah kekayaan milik rakyat. Sehingga negara akan mengelolahnya sendiri dan memberikannya kembali kepada rakyat untuk dimanfaatkan. Oleh sebab itu sumber daya alam tersebar secara adil dan maksimal.

Islam menjamin kesejahteraan umat dalam segala hal, baik kebutuhan pokok, kesehatan hingga Pendidikan. Sehingga umat tidak perlu lagi khawatir tidak terpenuhinya kebutuhan dasar mereka. Dalam sejarah dunia telah tertuliskan bagaimana masa keemasan Islam tertulis. Islam mampu menyejahterakan semua orang yang bernanung di dalamnya.

Salah satunya terbukti pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Di masa pemerintahannya tidak ditemukan orang yang berhak menerima zakat. Baik bagi orang yang masuk ke dalam mustahik zakat hingga para lajang yang ingin menikah namun tidak memiliki harta. Seluruh rakyatnya berkecukupan dan harta di Baitul Mahal masih begitu banyak.

MasyaAllah betapa Islam memiliki solusi yang tepat meski masalah perekonomian begitu kompleks untuk mengatasi kemiskinan. Bahkan sudah terbukti bahwa penerapan Islam secara kaffah membawakan kesejahteraan bagi seluruh alam.

Wallahua’lam Bishawwab

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *