Kemiskinan Ekstrem Mengancam Masa Depan Generasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kemiskinan Ekstrem Mengancam Masa Depan Generasi

Ermawati

Kontributor Suara Inqilabi

 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan selama ini pemerintah menggunakan basis perhitungan masyarakat miskin ekstrem dengan garis kemiskinan sebesar US$ 1,9 purchasing power parity (PPP) per hari. Padahal secara global sudah US$ 2,15 PPP per hari. (cnbcindoneisa.com, 5-6-2024).

Kemiskinan merupakan ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia, sebab dengan kemiskinan manusia tidak mampu memenuhi hajat hidup mereka, terlebih anak-anak. Anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka sebagai generasi peradaban, harus dipenuhi semua kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, agar menjadi generasi yang berkualitas.

Jumlah anak di seluruh dunia yang tak memiliki akses perlindungan sosial apa pun mencapai setidaknya 1,4 miliar. Ini merupakan anak di bawah usia 16 tahun berdasarkan data dari lembaga PBB dan badan amal Inggris Save the Children. Tak adanya akses perlinsos ini membuat anak-anak lebih rentan penyakit, gizi buruk dan terpapar kemiskinan. Di negara-negara berpendapatan rendah, hanya satu dari 10 anak, bahkan kurang, yang mempunyai akses terhadap tunjangan anak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan cakupan yang dinikmati oleh anak-anak di negara-negara berpendapatan tinggi. (kumparan.com, 17-2-2024).

Direktur Global Kebijakan Sosial dan Perlindungan Sosial UNICEF, Natalia Winder Rossi, dikutip dari Antara, Kamis (15/2). Terdapat 333 juta anak yang hidup dalam kemiskinan ekstrem, mereka berjuang untuk bertahan hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dolar AS (Rp33.565) per hari, dan hampir satu miliar anak hidup dalam kemiskinan multidimensi.

Kemiskinan ekstrem sebenarnya adalah problem dunia, hal tersebut menandakan adanya persoalan sistemik yang dihadapi dunia. Sebab sistem saat ini yang diterapkan adalah sistem kapitalisme. Sistem yang memberikan kebebasan dalam ekonomi, sehingga para penguasa menguasai hajat hidup orang banyak, salah satunya menguasai sumberdaya alam. Akibatnya anak akan mengalami banyak problem kehidupan yang akan berpengaruh pada Nasib dunia pada masa yang akan datang. Di sisi lain, perlindungan sosial negara hari ini ibarat tambal sulam sistem ekonomi kapitalis, yang tak akan membuat generasi sejahtera.

Negara hanya berperan sebagai regulator dalam sistem ini, memberikan kebebasan pada para kapital, terlebih lapangan pekerjaan di kendalikan oleh mereka, juga kebutuhan pokok masyarakat. Akibatnya masyarakat mengalami banyak masalah dalam hidup. Sebuah perusahaan jelas akan mengambil untung sebanyak-banyaknya, sementara itu rakyat akan hidup dalam kemiskinan. Jelas kondisi ini menjadi ancaman terhadap keselamatan generasi, dan masa depan bangsa.

Islam mewajiban negara mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai mekanisme yang sudah ditetapkan dalam sistem Islam, perlindungan generasi menjadi prioritas negara melalui berbagai kebijakan negara. Lapangan pekerjaan untuk laki-laki akan disediakan seluas-luasnya sebab wajib memberikan nafkah bagi keluarganya. Negara tidak boleh lalai dalam mengurusi rakyat, terutama seorang imam. Negara Islam punya banyak cara dalam menuntaskan kemiskinan, laki-laki wajib bekerja, negara akan membuka lapangan kerja sangat luas disemua bidang misal pertania, industri, jasa, dst. Serta kecurangan yang akan mematikan ekonomi akan ditutup, tidak akan ada riba, judi, penipuan dalam jual beli, dst. Bagi para pelaku yang berbuat curang tentu akan di berikan sanksi oleh negara.

Dan negara tidak akan membiarkan sumber daya alam di kendalikan oleh para kapital, sebab sumber daya alam milik umum merupakan hak rakyat yang harus di kelola negara dan hasilnya untuk kemaslahatan rakyat. Nabi bersabda “manusia berserikat dalam tiga hal : air, padang,rumput dan api” (HR. Abu Dawud).

Dalam Islam, negara wajib memenuhi semua kebutuhan rakyat, mulai dari kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Sampai semua masyarakat terpenuhi kebutuhannya dan sejahtera dibawah negara Islam, sehingga tidak ada lagi kemiskinan di dalamnya. Kalaupun ada yang miskin, tetap dapat menjangkau semua kebutuhan hidupnya.

Wallahu a’lam bish showab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *