Kecurangan Demokrasi dan Solusinya 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kecurangan Demokrasi dan Solusinya

Desi

Aktivis Muslimah Sidoarjo

 

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin (22/4) dalam sidang Sengketa Pilpres 2024 telah menjadi antiklimaks. Pasalnya, MK telah menolak seluruh gugatan pihak Capres-Cawapres 01 (Anies-Muhaimin) dan 03 (Ganjar-Mahfud) atas dugaan kecurangan TSM (Terstruktur, Sistematis, dan Masif ) dalam Pilpres 2024.

 

Kecurangan Demokrasi

 

Patut disadari, kecurangan tidak hanya sering terjadi pada proses pilpres/pemilu saja. Kecurangan ini justru melekat pada sistem politik demokrasi. Kecurangan-kecurangan demokrasi tampak antara lain:

1. Demokrasi curang pada sisi asas.

Demokrasi ditegakkan di atas asas sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan). Hal ini merupakan bentuk kecurangan yang paling mendasar. Pasalnya, memisahkan agama dari kehidupan bermakna menolak campur tangan agama dalam mengatur kehidupan.

 

2. Curang dalam kedaulatan dan kekuasaan.

Sistem politik demokrasi ditopang oleh dua pilar, yakni kedaulatan dan kekuasaan. Dalam praktiknya, kedaulatan di tangan rakyat adalah dusta belaka. Kedaulatan dan kekuasaan dalam demokrasi nyatanya ada di tangan segelintir orang, yakni orang-orang yang duduk di DPR dan pemerintahan. Di belakang mereka adalah para oligarki yang mempunyai kepentingan terselubung. Rakyat hanya dijadikan alat legitimasi kekuasaan saja.

Prinsip demokrasi tersebut bertentangan dengan prinsip Islam yang menegaskan bahwa hanya Allah Swt. sebagai pembuat hukum, bukan manusia.

 

3. Curang dalam keberpihakan.

Demokrasi mengeklaim berpihak pada kepentingan rakyat. Namun nyatanya, demokrasi sering berpihak pada segelintir cukong/pemilik modal.

 

Keadilan hanya ada pada Islam

Islam jelas merupakan agama dan sistem kehidupan yang adil, sebab Islam berasal dari Tuhan Yang Maha Adil, Allah Swt.. Islam pasti memihak semua manusia, tanpa memandang agama, ras, dan jenis kelamin. Hal ini dikarenakan Allah Swt. mengutus Rasulullah saw. sebagai rahmatan lil alamin.

 

Dengan menerapkan sistem Islam, seluruh aturan Islam akan menghilangkan segala bentuk ketidakadilan dan menghapus segala kecurangan. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan, di antaranya:

 

1. Dari segi Asas

Asas kehidupan bermasyarakat dan bernegara termasuk dalam ranah politik adalah akidah Islam. Akidah Islam akan melahirkan sikap takwa yang tecermin dari ketaatan pada seluruh aturan Allah Swt.

 

2. Dari Segi Pilar Politik

Dalam politik Islam ada 2 pilar yakni kedaulatan (hak membuat hukum) di tangan Allah Swt. dan kekuasaan di tangan umat .

Kedaulatan di tangan syariat menjadi pilar yang akan membuat pemimpin tidak dipilih sembarangan. Seorang pemimpin dalam Islam diangkat dan dibaiat untuk menjalankan Al-Qur’an dan sunah.

Sedangkan kekuasaan di tangan umat akan menjadikan mereka sebagai penentu siapa yang layak menjadi pemimpin.

 

3. Dari segi mekanisme koreksi terhadap penguasa.

Proses ini dilakukan baik secara individual, kelompok (partai politik Islam), kelembagaan, atau institusi.

 

Fokus pada Perjuangan Umat

Sudah jelas demokrasi tidak mungkin berpihak pada Islam dan umatnya. Oleh karena itu, tidak layak umat Islam terus berharap pada demokrasi. Sudah saatnya umat Islam mencampakkan demokrasi.

 

Mulai sekarang umat fokus pada perjuangan untuk menerapkan syariat Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan. Caranya dengan meneladani Rasulullah dalam menegakkan Islam.

Pertama, dengan membangun partai politik Islam dan intens melakukan kaderisasi dakwah.

Kedua, dengan membentuk opini umum tentang Islam dan melakukan penyadaran politik Islam.

Ketiga, dengan meraih kekuasaan melalui jalan umat yang didukung oleh pemilik kekuasaan untuk menerapkan syariat Islam secara kafah.

Wallahualam bissawab. []

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *