Oleh: Ummu Syanum (Komunitas Menulis Setajam Pena)
Marhaban ya Ramadhan, bulan seribu bulan ini akhirnya datang lagi. Bulan dimana kedatangannya dinanti setiap umat muslim di penjuru dunia. Bulan yang dilipat gandakan amalan dan ampunan dari dosa-dosa.
Tahun ini Ramadhan masih sama seperti tahun kemarin. Kita umat muslim di negeri ini masih menjalankan Ramadhan ditengah wabah Covid-19 yang juga belum menunjukkan perubahan. Begitu pula saudara muslim di seluruh penjuru dunia. Termasuk saudara muslim kita di jalur Gaza Palestina, yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan dibawah bayang-bayang blokade Israel dan juga pandemi virus Covid-19.
Dilansir dari tempo.co (16/4/2021), selama dua hari berturut-turut polisi Israel melarang warga palestina berbuka puasa di masjid al-Aqsa Yerusalem. Selain itu, pada 14 April polisi Israel juga menyerang warga Palestina sepulang dari sholat tarawih di masjid.
Menurut laporan WAFA, mereka juga mengatakan bahwa polisi menolak untuk mengizinkan makanan masuk ke dalam kompleks suci bertembok, yang menampung masjid Al Aqsa dan kubah Batu, bagi jamaah yang menjalankan puasa Ramadan untuk berbuka puasa saat matahari terbenam
Polisi juga melarang azan malam dikedua masjid Al Aqsa untuk malam kedua berturut- turut. Bahkan polisi Israel menembakkan granat kejut ke arah warga palestina dan menahan lima orang, kata saksi.
Semenjak keruntuhan Khilafah ottoman (1924), negeri-negeri muslim terpecah belah dan terikat nasionalisme. Sehingga masing- masing negera dibawah imperialisme Barat. Tidak ada lagi kekuatan untuk umat Islam dan kaum muslimin. Palestina adalah salah satu negeri muslim yang menjadi korban penjajahan Barat dan keserakahan kapitalis global.
Meskipun Presiden Amerika Serikat yang baru, Joe Biden, sejak dilantik menyatakan dukungan terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Palestina dan Israel. Sebab setelah empat tahun terakhir mengalami jalan buntu, namun nyatanya juga tidak membawa angin segar terhadap negeri Palestina. Saudara muslim Palestina tetap hidup dibawah bayang-bayang blokade Israel.
PBB yang digadang sebagai pemersatu bangsa di dunia pun tak ada suara. Solusi-solusi yang ditawarkan nyatanya hanya omong kosong belaka. Sudah berpuluh tahun Palestina tetap menderita. Israel tetap menjajah dan Palestina masih teraniaya.
Beiginilah saat junnah (pelindung) itu tak lagi ada, jutaan nyawa melayang dengan gampang dan tanpa alasan. Negeri yang mayoritas bukan muslim menganggap bahwa nyawa muslim tidak ada artinya. Penindasan, siksaan, bahkan dibunuh itulah yang di terima saudara muslim kita.
Maka, umat butuh junnah yaitu Khilafah sebagai pelindung umat. Dengan Khilafah nyawa, kehormatan serta harta umat muslim akan senantiasa terjaga. Tanpa Khilafah umat Islam seperti anak ayam yang kehilangan induknya bagi penjajah kafir barat.
Khilafah adalah janji Allah, dan apapun yang terjadi janji Allah SWT dan Rasul -Nya adalah sesuatu yang Haq yang pasti nyata terjadi, tidak cukup hanya sekedar diyakini saja tetapi juga harus benar-benar diwujudkan. Dengan Khilafah keberkahan Ramadhan di Palestina akan tercipta.
Wallahu’alambishowab.