Kebencian Semu Rezim Sekuler Atas Khilafah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Rumaisha 1453 (Aktivis BMI Kota Kupang)

Ibarat minyak, dan air yang tidak dapat disatukan. Begitu pula halnya kebenaran, dan kebatilan akan selalu bertentangan. Didalam kehidupan seringkali kita menemukan hal demikian. Segala hal yang menjadi sebuah kebenaran akan selalu dihalangi oleh kebatilan. Tinggal kitalah yang memilih terus berpegang teguh pada kebenaran, tak gentar, atau sebaliknya hanya menjadi penjilat dunia.

Berbicara tentang kebenaran, dan kebatilan sudah pasti sangat berpengaruh dalam lini kehidupan. Baru-baru ini telah terjadi sebuah peristiwa besar yang mengguncang dunia. Dunia seakan-akan tak bersuara menyambut hal ini, yaitu difungsikannya kembali Haghia Sophia di Istanbul sebagai masjid. Akan tetapi dibalik peristiwa besar ini, juga diselingi dengan sebuah partai berkuasa di Turki yang melakukan penolakan seruan majalah pro-pemerintah untuk membangkitkan kembali kekhalifahan Islam. (https://beritakaltim.co, 31/07/2020)

Seruan Khilafah yang dilakukan majalah Turki ini pun kemudian diadukan oleh Asosiasi Bar Ankara. Ajuan pengaduan pidana ini kemudian dilakukan terhadap Gercek Hayat. Dengan tuduhan yang diberikan adalah menghasut orang-orang untuk melakukan pemberontakan senjata melawan Republik Turki, menghasut masyarakat membentuk kebencian, permusuhan, dan menghasut orang untuk tidak mematuhi hukum (https://republika.co.id, 28/07/2020)

Setelah mengembalikan status Hagia Shopia dari museum menjadi sebuah masjid, kini seruan Khilafah pun mulai menggema ditengah-tengah masyarakat Turki. Gema Khilafah ini mendapat sambutan dari berbagai kalangan masyarakat. Hal ini menunujukan sudah adanya kesadaran masyarakat Turki akan buruknya sistem yang diterapkan saat ini.

Negara Turki yang terkenal sekuler semejak keruntuhan Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924 M. pada tahun ini seseorang yang dikenal masyarakat Turki sebagai bapak perubahan Islam, yaitu Mustafa Kemal laknatullahi yang melucurkan agenda besarnya dalam meruntuhkan Daulah. Kemal bersama para sahabat-sahabatnya yang menjadi antek penjajah merancang berbagai stategi dalam upaya ini.

Semejak saat itu seluruh aturan, dan tata kehidupan masyarakat Turki khususnya, dan umat Muslimin secara keseluruhan diatur dengan sistem sekuler. Sistem sekuler adalah sebuah tatanan hidup yang menuntut pemisahan antara agama, dan kehidupan. Sehingga agama hanya dikenal sebagai ritual, dan agenda spritualitas semata. Agama dilarang untuk diterapkan pada bidang politik, ekonomi, maupun sosial.

Hingga hari ini kita melihat bahwasannya masyarakat Turki sudah mulai menyadari hakikat gagalnya sistem sekuler dalam mengurusi urusan umat. Karena sistem ini lahir juga daripada aqidah yang rusak. Sedangkan kita mengetahui bahwa aqidah adalah pondasi atau sebuah hal yang mendasar. Masyarakat mulai menyadari, menegaskan, serta menginginkan perubahan yang mendasar yang tentunya diawal dengan aqidah yang benar. Aqidah yang benar inilah yang nantinya akan melahirkan peraturan hidup yang benar. Aqidah ini akan memberikan solusi pemecahan problematika umat.

Namun kembali lagi seruan masyarakat untuk kembali kepada sistem yang mulia, yang turun langsung dari Sang Pencipta justru dikriminalisasi oleh rezim sekuler. Hal ini menunjukan bahwa selamanya kebatilan akan selalu bertentangan dengan kebenaran. Hal ini lebih mengarah pada sistem sekuler yang kenyataannya sangat membenci Islam. Hal ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Turki, akan tetapi rata-rata pada negera Muslim yang sampai saat ini masih menerapkan sistem sekuler.

Sistem sekuler nyatanya menghalangi tegaknya Khilafah, yaitu sistem Islam. Karena jika telah ada sistem Khilafah, maka kepentingan dari orang-orang yang berada dalam sistem ini akan sirna. Katakutan berbagai kalangan yang memiliki kepentingannya itu nyata adanya. Karena jika telah ada Khilafah, maka aturan, dan tata kehidupan berlandaskan Islam. Sehingga semua individu dipaksakan untuk menjalankannya.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh sistem sekuler hari ini dalam menghalangi tegaknya sistem Islam. Memang sangat wajar Karena sistem ini banyak dipimpin oleh orang-orang yang menjadi antek penjajah. Menjadi kaki tangan daripada para kapitalis, yang tentunya menginginkan manfaat belaka. Hingga sistem Islam dituduh sebagai pemecah belah umat manusia, penghasut masyarakat membentuk kebencian, dan permusahan.

Demikianlah agenda besar daripada sistem sekuler dalam upaya menghalangi tegaknya Daulah Khilafah. Akan tetapi pejuang-pejuang tangguh akan selalu ada pada garda terdepan. Pejuang yang ikhlas akan selalu siap berkorban untuk memperjuangkan aturan Islam tegak. Karena mereka dikuatkan dengan janji Allah SWT, dan kabar gembira dari Nabi SAW. Mari berjuang untuk hijrah daripada sistem sekuler menuju sistem Islam. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “maka putuskanlah perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (TQS. Al-Maidah: 48)

WalLahu a’lam bi ash-shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *