Kado Pahit Awal Tahun: “Lost Generation” Pemuda Masa Depan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kado Pahit Awal Tahun: “Lost Generation” Pemuda Masa Depan

Oleh Rengganis Santika A, STP (Pegiat Literasi)

 

“Bagaimana nasib sebuah bangsa 10 tahun yang akan datang? maka lihatlah para pemudanya hari ini”.

Kalimat diatas seharusnya menjadi “warning” bagi semua pihak yang masih peduli akan masa depan negrinya. Belum lama kita memperingati hari Ibu nasional pada tanggal 22 Desember 2022 yang bertajuk “Ibu Berdaya Indonesia Maju” tema peringatan hari ibu kali ini memiliki empat sub tema yaitu 1) kewirausahaan perempuan mempercepat kesetaraan mempercepat pemulihan. 2) perempuan dan digital economy, 3) perempuan dan kepemimpinan. 4) perempuan terlindungi (dikutip dari finance.detik.com).

Nampaknya kondisi generasi muda hari ini luput dari perhatian kaum ibu dan negara. Padahal jumlah pemuda Indonesia mencapai 37,8% dari total penduduk atau setara dengan 83,16 juta jiwa, dimana sejatinya inilah “strategic project” para ibu bukan pemberdayaan ekonomi. Pemuda itu mutiara, harta berharga dia aset masa depan bangsa yang harus dijaga dan dilindungi.

Ironisnya tahun 2022 kemarin justru meninggalkan banyak catatan hitam generasi muda kita. Ada banyak PR pekerjaan rumah untuk segera dibenahi. Kerusakan generasi muda yang kian marak, sudah seperti penyakit kronis stadium lanjut. Negara maupun lembaga pendidikan termasuk kaum ibu seolah tak berdaya melawan gempuran kerusakan ini! Tema sentral hari ibu yaitu “ibu berdaya Indonesia maju” jadi kehilangan makna. Anugrah bonus demografi atau ledakan jumlah penduduk usia muda justru diliputi bayangan gelap . Bila dibandingkan dengan negara-negara barat juga negara-negara maju di belahan timur seperti Cina, Jepang, Korea Selatan. Disana jumlah pemudanya di titik rawan, negara mereka miskin anak muda bahkan di beberapa daerah jumlah usia tua non produktif dominan.

Sebaliknya Indonesia memiliki potensi jumlah pemuda dimasa yang akan datang begitu besar, ini adalah harapan sekaligus tantangan Sebab ditangan merekalah tongkat estafet kepemimpinan akan dipegang. Tragisnya, ini hari generasi muda tak sedikit terpuruk dalam pergaulan bebas, LGBT, narkoba, HIV-AIDS dan mental illness. Awan gelap masih bergelayut di negri zamrud khatulistiwa ini. Sungguh!! Ini adalah kado pahit memasuki tahun 2023. Kesadaran akan hal ini harus jadi Resolusi awal tahun.

Apa Kabar Pemuda Indonesia Hari Ini?

Seberapa parah kondisi aset bangsa ini, mari kita lihat data kerusakan pemuda z-lineal dan milenial yang bikin miris . Belum pulih sesak di dada atas meningkatnya kasus HIV Aids di kalangan mahasiswa khususnya di Bandung, kini penyebaran HIV masih jadi topik perbincangan, data teranyar orang terkena HIV atau ODHA di Indonesia mencapai 519.158 orang per Juni 2022. 1 Desember 2022 yang diperingati sebagai Hari Aids Sedunia mencatat trend kenaikan ODHA dikalangan pemuda, penyebab utama adalah pergaulan bebas dan jarum suntik narkoba (https://www.unesa.ac.id).

Menurut Kepala Seksi Pencegahan BNN Kota Bandung Leonard, pesatnya kasus narkoba terjadi dari sejak tahun 2018 dan pihaknya mencatat ada 254 kasus penyalahgunaan narkoba di Kota Bandung. Sementara di 2019 telah ada 81 kasus pidana terkait narkotik, terus meningkat hingga 2022. Persentase milenial pemakai narkoba lumayan besar hyaitu 21,14 persen, Memang peredaran barang haram tersebut kerap menyasar generasi milenial (detik.news.com, 19 Des 2022).

Disamping itu yang tak kurang mencemaskan adalah Hasil Survei I-NAMHS: sebuah lembaga dari kalangan praktisi dan akademisi kesehatan jiwa, bahwa Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental ( Detik.com , 24 Oktober 2022) hal ini memicu sederet catatan panjang kasus kriminal remaja, perilaku anarkis seperti tawuran hingga pembunuhan, kekerasan, bunuh diri, sikap tidak beradab, bully, tidak hormat pada guru dan orangtua dll. Sampai disini bagaimana masa depan negri ini?

Kapitalisme Sekuler Bertanggung Jawab Atas “Lost Generation”

Inilah gambaran pemuda saat ini “generasi strawberry” yang nampak cantik menarik namun sejatinya rapuh jiwanya. Mereka hidup dalam pola pemikiran kapitalistik sekuler yang materialitik, hedonis (orientasi kesenangan jasadi), pragmatis (tujuan sesaat, receh), dan liberal (serba bebas). Merekapun dididik dan dibesarkan oleh sekolah, masyarakat dan keluarga yang spirit ruhnya sekularisme. Outputnya pemuda dengan mindset materialistik, individualistik hidup dengan azas manfaat, ditambah sekularisme membuat jiwanya kosong tak ada lagi agama sebagai patokan halal haram. Mereka dibuai gaya hidup hedon liberal yang serba bebas yang penting “happy gak ganggu orang lain”.

Ini adalah bom waktu yang hanya tinggal menunggu waktu untuk meledak dan menghancurkan seluruh sendi kehidupan. Ancaman hakiki masa depan bangsa adalah terjadinya Lost Generation.

Generasi yang hilang jati dirinya

Generasi yang tak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, mudah menyerah, apatah lagi masalah negri juga masalah umat di dunia!! Saatnya semua elemen bangsa segera menghentikan dan merubah semua ini. Lalu apa solusi konkrit keluar dari ancaman Lost Generation?

Wujudkan Islam Kaffah Solusi Hakiki Ancaman “Lost Generation”

Sebagai seorang muslim kita wajib meyakini bahwa semua masalah akan selesai tuntas apabila semua dikembalikan pada Allah pada hukum syara. Islam terbukti telah menciptakan generasi emas yang memberi sumbangan berharga bagi peradaban islam. Ideologi islam telah terbukti selama 14 abad eksis memberi kesejateraan global.

Ideologi Islam bukan sekedar agama ritual, tetapi merupakan dien yang unik, dengan aqidahnya yang kokoh mengisi jiwa dan syariah Nya yang lengkap atau kaaffah, telah menawarkan konsep pendidikan yang mampu mencetak generasi dengan kepribadian islam yang tangguh. Ali bin Abi Thalib ra, ahli ilmu dan pemberani sejak remaja, Zubair bin Awwam seusia dengan Ali ekspert dalam ekonomi namun juga piawai berperang. Mush’ab bin Umair duta madinah pertama yang simpatik dan berani. Ada lebih dari 100 pemuda Madinah yang memiliki “core competension” masing-masing yang bisa Rasulullah saw arahkan menjadi leader of change. Sehingga Madinah Munawaroh yang awalnya sebuah noktah kecil di atas bola bumi berubah jadi peradaban yang mengguncang dunia.

Tak bisa disebutkan betapa banyak generasi muda islam yang hebat hingga khilafah runtuh 1924. Bahkan hingga hari ini sebenarnya ada generasi muda islam cemerlang, tapj cahayanya tertutup kegelapan fakta pemuda yang kapitalistik. Tak sedikit potensi mereka berada dalam kendali sistem kapitalisme. Sekarang arahkan visi kita adalah melanjutkan kehidupan islam yang pernah jaya dulu. Inilah satu-satunya cara agar pemuda kita selamat.

Wallahu’alam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *