Oleh:Husnul Aida (Muslimah Peduli Umat)
Sembilan puluh enam tahun silam, tepatnya 3 Maret 1924 (27 Rajab 1342 H), Majelis Nasional Turki menyetujui penghapusan Khilafah dan pemisahan agama dari negara.
Sejarah menerangkan, Mustafa Kemal mengirimkan perintah kepada Gubernur Istanbul supaya Khalifah Sultan Abdul Majid meninggalkan Turki sebelum fajar tiba. Gubernur bersama pasukan dari Polisi dan Militer pun mendatangi Khalifah. Dengan paksa, Sang Khalifah dibawa masuk ke dalam mobil meninggalkan Turki, melintasi perbatasan Swiss. Beliau hanya dibekali satu koper yang berisi beberapa potong pakaian dan sejumlah uang. Sejak saat itu, umat Islam di seluruh dunia hidup dalam kegelapan dan kesengsaraan.
Mustafa Kemal adalah agen Inggris. Yahudi Dumamah ini berhasil disusupkan ke dalam militer Turki.
Kedudukannya sebagai seorang Jenderal, dimanfaatkan untuk menusuk Kekhilafahan dari dalam. Melalui konspirasi jahat inilah, Khilafah Ustmani dihancurkan oleh Mustafa Kamal. Ia mengganti Khilafah Utsmani menjadi Republik Turki.
Belum satu abad Islam dihancurkan sebagai ideologi, kehidupan umat manusia telah dipenuhi dengan berbagai macam problematika. Kerusakan terjadi dimana-mana, baik fisik maupun non fisik. Kaum muslimin bahkan semakin jauh dari Islam.
Setiap problem yang membelenggu kaum muslimin, diselesaikan dengan solusi bathil ala Kapitalisme. Bahkan umat Islam sendiri telah menampakkan keraguan dan pertentangan terhadap solusi dalam syari’at Islam. Begitu sesatnya pemikiran Barat, hingga kaum muslimin sendiri menganggap bahwa syariat Islam tidak relevan untuk diterapkan.
Penderitaan Tanpa Khilafah
Tanpa Khilafah, umat Islam terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang tidak berdaya. Jumlah mereka yang besar, tak mampu memberikan kekuatan untuk menghadapi serangan. Umat Islam bagai buih di lautan, besar namun tanpa kekuatan. Mereka diperebutkan oleh Barat yang sangat rakus dengan kekuasaan layaknya sebuah hidangan. Ikatan nasionalisme pun telah memasung kaum muslimin menuju arah kebangkitan.
Di berbagai belahan dunia, harga diri, kehormatan dan nyawa kaum muslimin disia-siakan serta dihinakan. Darah kaum muslim di Palestina, Rohingya, Suriah, Xinjiang, Kashmir dan lain-lain terus ditumpahkan, tanpa ada pembelaan yang berarti. Umat tak mampu berbuat banyak, sekedar kecaman dan kutukan.
Islam sebagai ideologi telah ditenggelamkan oleh Barat. Tak ada satupun Negara, institusi politik yang mewakili dunia Islam di percaturan politik dunia. Bahkan tanpa malu, negeri-negeri muslim lebih mempresentasikan ideologi kapitalisme penjajah. Para penguasa muslim justru menjadi agen bagi kepentingan penjajah Barat. Demikian pula dengan Organisasi Islam seperti OKI, Liga Dunia Islam, Liga Arab dan lainnya. Hingga saat ini organisasi-organisasi tersebut tidak mampu menyelesaikan berbagai persoalan umat.
Penderitaan umat tanpa Khilafah tak cukup disitu, akidah sebagai pondasi agama mereka pun terkotori oleh berbagai paham siknkretisme yang merusak. Munculnya nabi dan kitab suci baru. Hingga masifnya penghinaan kepada Nabi, terhadap Islam dan syariatNya terus berulang tanpa ada hukuman yang menjerakan. Di sisi lain, pemahaman umat terhadap Islam dalam kondisi kritis. Syariat tentang ekonomi, hukum, politik, pendidikan, sosial dan pemerintahan telah kabur dari benak umat.
Upaya Barat Menghadang Islam
Hingga saat ini, Barat tidak tinggal diam dalam upayanya menghancurkan Islam. Segala upaya dilakukan agar umat Islam tidak bangkit kembali dengan ideologinya. Berbagai strategi dan propaganda digencarkan. Dari strategi lembut, kasar, hingga pendekatan hukum.
Dengan masif, Barat menyebarkan ajaran Kapitalisme, demokrasi, HAM, pluralisme dan nasionalisme. Racun kebebasan telah merasuki generasi Islam. Hingga mereka tidak sadar telah menjadi bagian dari budak kebebasan.
Ide Islam seperti Syariah dan Khilafah, terus-menerus dikaitkan dengan radikalisme dan terorisme. Adu domba antar komponen umat Islam pun tak luput dilakukan. Barat sengaja membenturkan kaum muslim dengan apa yang mereka sebut sebagai Islam fundamentalis dan Islam moderat. Secara hukum, Barat berhasil menciptakan undang-undang untuk menghambat perjuangan penegakan kembali Khilafah.
Saatnya Umat Berjuang
Kembalinya Khilafah adalah suatu keniscayaan. Janji Allah dan bisyarah dari Rasulullah. Umat harus melakukan perjuangan yang sesuai dengan metode yang dituntun oleh Rasulullah Saw. Itulah dakwah pemikiran dan politik tanpa kekerasan. Dakwah untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Tak ada jalan lain bagi umat ini meraih kemuliaan, kecuali dengan memperjuangkan tegaknya Khilafah Islam.
Segala bentuk kekejian dan penindasan akibat penerapan sistem Kapitalisme akan berakhir dengan tegaknya kembali Khilafah Islamiyah. Kehormatan dan kemuliaan akan kembali pada umat Islam. Dunia akan akan terpenuhi dengan rahmat dan cahaya Islam.
Untuk itu, umat harus mengerahkan seluruh daya dan upayanya demi perjuangan tegaknya sistem Islam. Persoalan Khilafah adalah persoalan hidup dan matinya umat Islam. Rasulullah Saw telah mencontohkan, bagaimana perjuangan menegakkan hukum Islam. Meski resikonya nyawa menjadi taruhan. Beliau pernah diberitahu oleh pamannya, Abu Thalib, bahwa kafir Quraisy menginginkan Rasulullah saw menghentikan dakwahnya. Lalu Beliau bersabda:
“Wahai Paman, Demi Allah, apabila mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku menghentikan dakwahku, aku tidak akan menghentikan dakwahku sampai Allah memberikan kemenangan atau aku mati karenanya” (HR. Thabrani).
Wallahu A’lam.