Oleh : Vikhabie Yolanda Muslim, S.Tr.Keb
Prosedur standar yang dilakukan pada bayi baru lahir salah satunya ialah melakukan injeksi alias menyuntikkan Vitamin K secara Intra Muscular (IM) di paha kiri bayi. Hal ini dilakukan untuk membantu pembekuan darah dan mencegah perdarahan intrakranial alias perdarahan otak pada bayi yang tentunya sangat berakibat fatal.
Kondisi perdarahan di otak ini disebut juga Haemorrhagic Disease of the Newborn(HDN) atau disebut juga Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB) yang dapat menyebabkan pendarahan otak, mengakibatkan kerusakan otak, bahkan kematian. Risiko VKDB bisa terjadi pada setiap bayi sehingga asupan vitamin K ini sebaiknya diberikan. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada bayi yang masih belum berusia 6 bulan, karena bakteri di usus akan mulai membuat vitamin K di usia ketika ia memulai MPASI.
Jika Vitamin K pada bayi baru lahir diinjeksikan agar tidak terjadi perdarahan otak, maka setiap muslim juga perlu mendapatkan injeksi khusus. Injeksi apakah itu?
Yakni injeksi yang berisi ilmu serta tsaqofah Islam. Bagi muslim yang tak pernah mendapat injeksi tsaqofah islam yang shahih, maka akibatnya sangat fatal bahkan bisa menimbulkan cacat pemikiran seumur hidup. Ngeri bukan?
Maka Islam mendudukkan ilmu dan tsaqafah pada kedudukan yang mulia. Tidak ada agama lain selain Islam yang sedemikian memperhatikan dan begitu memuliakan persoalan ilmu dan tsaqafah.
Islam menempatkan kewajiban mempelajari tsaqafah Islam sebagai sebuah ibadah yang setara dengan kewajiban yang lainnya. Dalam Qur’an Surat Al-Mujadilah ayat 11, Allah berfirman, Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Kaum Muslim diwajibkan mendapatkan injeksi tsaqafah yang berkaitan dengan dirinya, masyarakat, dan ilmu yang dibutuhkan masyarakat sebagai fardhu kifayah. Tsaqafah Islam yang didalamnya terdapat aspek aqidah yang mampu membangkitan manusia.
Karena kebangkitan ummat tergantung pada pemikirannya. Pemikiran-pemikiran Islam bisa menjadikan orang yang memiliki tsaqafahnya terbentuk menjadi pribadi yang memiliki ‘aqliyah (pola pikir) yang memuaskan akal dan menentramkan jiwa. Terbentuk pula dalam dirinya nafsiyah Islamiyah (pola sikap yang Islam) yang dipenuhi dengan keimanan yang sempurna.
Dengan ‘aqliyah dan nafsiyah ini seseorang memiliki sifat yang mengagumkan. Karena itu dia bisa tumbuh menjadi seorang muslim dengan pemikiran yang cemerlang, taqwa dan pengetahuan yang dapat menuntaskan segala problematika.
Tidak berhenti disitu, tsaqafah Islam menjadi bagian dari ummat Islam, dimana diatasnya dibangun peradaban Islam. Tsaqafah juga menentukan tujuan dan corak kehidupan ummat. Dengannya, pandangan hidup ummat yang terdiri dari berbagai suku, bangsa dan perbedaan dapat disatukan. Dan didalamnya juga terdapat aturan yang akan dapat menjaga aqidah, keamanan, harta, akal, jiwa, keturunan, kehormatan dan kedaulatan yang diemban negara Islam. Tsaqafah suatu bangsa hakikatnya adalah keimanan (aqidah), hukum, solusi, sistem yang terpancar dari aqidah, ilmu pengetahuan yang dibangun diatas aqidah dan peristiwa apapun yang terkait dengan aqidah sebagai perjalanan dan sejarah umat.
Lalu saat ini sudahkah kamu mendapatkan injeksi tsaqafah Islam untuk menjadi muslim yang cemerlang?