Infrastruktur Tak Memadai, Mampukah Kapitalisme Menjadi Solusi?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Infrastruktur Tak Memadai, Mampukah Kapitalisme Menjadi Solusi?

 

Suhirnan, S.Pd

(Pegiat Literasi)

 

Beberapa waktu lalu viral suatu jalan rusak di daerah Lampung yang kini menjadi perhatian khusus oleh Pemprov Lampung dan pemerintah pusat usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Provinsi Lampung. Pasalnya sebelum presiden jokowi berkunjung ke daerah Lampung, jalan tersebut sempat viral diakibatkan banyak yang mengeluhkan jalan tersebut sebab jalan yang sudah rusak parah.

Dilansir dari news.republika.co.id (17/4/2023) jalan di daerah lampung sempat viral melalui akun tiktok Bima Yudho yang di dalam video tersebut mengatakan alasan mengapa Lampung tak maju-maju salah satunya akibat dari infrastruktur (jalan yang rusak). Hingga tak sedikit yang memberikan komentar mendukung karena merasakan hal yang sama ketika berkendara di daerah tersebut.

Total jalan kabupaten yang mengalami kerusakan di Lampung mencapai 17, 77% dengan status rusak berat. Sementara status kerusakan ringan sebanyak 27, 06% sedangkan 21, 36% dalam kondisi sedang dan 33, 8% sisanya dalam kondisi baik. (kontan.co.id,6/5/2023)

Banyaknya keluhan masyarakat terkait infrastruktural di negeri ini diakibatkan kurangnya perhatian pemerintah. Pemerintah akan turun tangan ketika masalah tersebut mulai viral dan merusak citra namanya. Namun tidak dipungkiri, masalah-masalah yang muncul tak memberikan pelajaran untuk masalah yang dihadapi kedepannya. Bahwa sampai hari inipun masalah-masalah yang muncul tidak diatasi secara tuntas.

Sekalipun pemerintah telah menjamin akan memperbaiki jalan tersebut, bukan berarti telah sepenuhnya berhasil mengatasi masalah melainkan persoalan ini akan menjadi perhatian seluruh masyarakat untuk mengadu terkait masalah yang sama sebab masyarakat hanya mempunyai kesempatan untuk mengatasi persoalannya ketika masalahnya diketahui oleh banyak orang.

Jika dilihat dari kacamata kapitalisme hari ini. Penguasa hanya sebagai regulator yang tak memberikan solusi pasti, masalah yang muncul tak kunjung diselesaikan dengan tuntas. Kini permasalahan yang terjadi sudah sangat kompleks perlu penyelesaian masalah yang benar-benar mampu mengatasi persoalan secara menyeluruh. Namun, solusi yang ditawarkan adalah undang-undang buatan manusia. Sedangkan manusia adalah makhluk lemah dan terbatas. Hanya aturan Allah yang mampu menyelesaikan secara tuntas segala problematika umat hari ini.

Padahal sebagai pemimpin sudah seharusnya mengetahui segala problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dengan memantau perkembangan setiap wilayah untuk memastikan agar masyaraktat hidup sejahtera, namun itu hanyalah mimpi belaka jika berada dalam sistem kapitalisme yang merusak ini.

Adapun segala problematika yang terjadi hari ini menunjukan banyak hal. Mulai dari abainya pemerintah daerah, lemahnya pengawasan pusat, hingga viral menjadi metode mendapatkan solusi. Semua menggambarkan lemahnya sistem pengurusan umat berdasarkan demokrasi. Demokrasi hanya sebagai lambang namun penerapannya nihil tak memberikan solusi. Padahal sebagai pemimpin harus mencurahkan kesetiaannya kepada yang dipimpinnya.

“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sungguh sangat berbeda dengan sistem Islam. Dahulu Islam sangat berjaya hingga semua orang merasakannya. Seperti pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (dinasti umayyah) segala problematika yang terjadi dapat diatasi secara tuntas. Islam menjadikan penguasa sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan akan memberikan amanah kepada individu yang memiliki keahlian dan komitmen tinggi agar tercipta kehidupan yang damai dan sejahtera.

(Allah berfirman), “Wahai Daud! Sesungguhnya engkau kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan jangan jadikanlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapatkan azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Tqs. Sad:26)

Wallahu’alam bishshawwab.

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *