Oleh : Ansar Elhaddadi (Darish Sekolah Peradaban Islam, Makassar City)
Konflik yang tak berkesudahan di Mesir mengakibatkan krisis ekonomi dan politik yang berefek pada kesenjangan rakyat Mesir. Kediktatoran rezim As Sisi dalam mengelola tanah Mesir menimbulkan gejolak rakyat Mesir untuk berdemonstrasi dan menuntut revolusi dalam sistem pemerintahan. Kondisi Mesir hari ini yang sedang goyah oleh konflik internal petinggi kudeta rezim As Sisi ditambah lagi kondisi kawasan yang gonjang-ganjing. Rezim pongah ini sedang dilanda kecemasan dan kekhawatiran kalau-kalau rakyat Mesir dengan militan untuk terus mengaumkan parlemen jalanan di berbagai wilayah Mesir. Krisis ekonomi dan politik yang sedang goyah bersumber pada sulitnya masyarakat Mesir mendapatkan pekerjaan, harga-harga meroket tinggi, pajak juga demikian karena utang Rezim As Sisi yang semakin menumpuk. Padahal ketika kita membaca dan menelusuri tapak jejak sejarah Mesir adalah salah satu negeri yang diberkahi dan kaya raya. Mesir juga dijuluki sebagai “Induk Peradaban” . Sebab sebelum ada Eropa, Mesir sudah lama berdiri. Sebelum Asia Mewujud, Mesir telah membangun kanal-kanal. Sebelum Amerika terdengar, Mesir telah mumpuni dalam ekonomi dan taksir menaksir ilmu bintang. Begitu kira-kira dalam kutipan buku karya Edgar Hamas dalam judul Belajar dari negeri para nabi. Tapi semua itu hanyalah romantisme belaka dan tidak kembali dilanjutkan khittah perjuangannya karena rezim pongah dan kecongkakannya menyobongkan dirinya kalau-kalau mereka lebih hebat dari Tuhan. Naudzubillah.
Gejolak amarah rakyat Mesir tumpah ruah dijalanan Tahrir Square, menuntut rezim diktator ini mundur. Menarik kita amati bahwa selama rezim ini memimpin, rakyat yang pernah mendukungnya ataupun yang menolaknya perlahan-lahan mulai sadar akan kediktatoran politik membabi buta rezim laknat ini. Aroma wangi revolusi dari Tahrir Square akan terus bermekaran sampai ke teluk revolusi. Melihat dari sisi politis Ikhwanul Muslimin yang notabene salah satu partai politik islam terbesar di Mesir dan mempunyai anggota-anggota yang militan memegang kendali dan memobilisasi massa secara kolektif untuk menumbangkan rezim bocah Fir’aun kecil ini. Ketahuilah bahwasanya rakyat sudah tidak takut lagi dengan berbagai intervensi yang digenjotkan oleh militer rezim As Sisi untuk terus menerus mengobarkan suara-suara revolusi di jalanan diberbagai wilayah Mesir. Dengan sigap ikhwanul Muslimin juga menggelar Muktamar Internasional pada tanggal 14-15 September 2019 di Istanbul Turki. Walaupun berbagai cobaan yang bertubi-tubi yang melanda partai besutan Syekh Hasan Al banna ini, mereka akan tetap berada dibawah payung thariqah politik Mursyidnya yang berkharisma. Diberitakan dari situs resmi IkhwanOnline.com sekitar 500 petinggi IM dari seluruh dunia hadir dalam Muktamar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih berlanjutnya eksistensi Ikhwanul Muslimin setelah pemimpin presiden terpilih secara demokratisi itu, Mursi dikudeta secara brutal oleh Militer keparat ini. Turkipun menjadi tempat bernafas bagi kader-kader dan petinggi Ikhwanul Muslimin untuk melancarkan agenda-agenda dakwah politik islam untuk kemudian melancarkan serangan yang terorganisir kepada rezim Fir’aun bocah goblok tersebut. Pasca kudeta dan syahidnya Mursi yang menjabat presiden dan petinggi nomor satu Ikhwan tersebut, banyak menimbulkan kekhawatiran dari para pendukungnya maupun masyarakat yang mendukung khittah perjuangan besutan Hasan Al Banna tersebut. Dari tema Mu’tamar “Assholatul Fiqroh Wasjimroriyatul Masyru” Ikhwanul Muslimin akan terus eksis mengawal perjuangan rakyat Mesir.
Aksi-aksi demo pecah di Kairo dan kota-kota lainnya di Mesir mulai dari tanggal 20-23 September 2019 dan akan terus berlanjut sampai kedepan. Selama rezim As Sisi berkuasa, rakyat Mesir yang mengalami kesulitan ekonomi, pendidikan dan sosial memantikkan bara api revolusi secara continue mengaum bak singa dijalanan demi memulangkan ke kuburan rezim As Sisi dan konco-konconya. Walaupun setelah aksi demonstrsi ini banyak aktivis yang ditangkap. Itu tidak mengendorkan perjuangan masyarakat mesir untuk terus menerus melawan.
As Sisi laknatullah alaihi (Semoga Allah melaknatnya) terpilih menjadi Presiden Mesir menyusul penggulingan secara militer Moh Mursi sang presiden Hafidz pertama yang terpilih secara demokraris. Namun, berbagai masalah-masalah yang ditimbulkan oleh oleh rezim As Sisi ini mengakibatkan rayat Mesir tidak puas atas meningkatnya harga-harga semakin tinggi, pengangguran dimana-mana, rakyatnya banyak yang miskin, pendidikan semakin mahal, korupsi, dan masih banyak lagi berbagai problem stabilitas negeri tersebut. Disisi lain, As Sisi juga gemar mengutang kepada IMF sejak dari awal pemerintahannya sehingga berdampak pada kesenjangan ekonomi rakyat Mesir.
Kembali pada analisis gerakan Ikwanul Muslimin ialah penulis mengamati IM mendorong para kader-kadernya yang masih muda dan progresif untuk menjadi ujung tombak demi meluluh lantahkan para musuh-musuh Islam. IM termasuk aset berharga bagi kaum muslimin. Dengan kuatnya memegang fiqroh dan thariqoh para kadernya, akan sangat mudah memobilisasi massa secara kolektif dan elegan untuk kemudian menjatuhkan rezim tiran tersebut. IM hanya menunggu momen yang tepat untuk melancarkan counter attack dengan brilian melihat situasi dan kondisi politik otoritarianisme As Sisi semakin menunjukkan kegagalannya mengelola negara. Momen tepat akan muncul sendirinya dengan cara-cara yang sudah diamanahkan oleh petinggi-petinggi IM.
Kemenangan Islam adalah sebuah keniscayaan, mereka bisa untuk sementara menangkap dan membunuh para pejuang islam tetapi mereka tidak bisa menahan kobaran api semangat tekad pantang menyerah yang memancar dalam dada kaum muslimin dibawah naungan panji Al Quran. Rezim ini akan tumbang ketika masyarakat Mesir sudah paham akan perjuangan politik islam yang akan memakmurkan mereka dan membebaskan belenggu invasi-invasi politik budaya sang Iblis Jahannam Amerika dan antek-antek keparat lainnya. Dengan memegang teguh prinsip thariqoh Ikhwanul Muslimin untuk menyadarkan masyarakat tentang kebusukan-kebusukan rezim As Sisi, kemenangan ada didepan masyarakat Mesir. Allah SWT menjanjikan Cahaya kemangan bagi pejuang agamaNya dalam firmanNya yang berbunyi
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32-33).
Kepada para masyarakat Mesir yang merindukan lahirnya kejayaan Islam untuk memegang teguh panji-panji Tauhid dan semangat Jihad untuk generasi hari ini yang tengah bergejolak dan dilanda kegelisahan. Kalian yang merindukan kemenangan dan kesejahteraan dunia akhirat dan semua yang turun ke medan pertempuran melawan tirani diktator, disinilah petunjuk itu, disinilah risalah kebenaran itu, ada pada tuntunan sistem pemerintahan islam dibawah naungan Al Quran dan As Sunnah. Menyatulah dengan pasukan Ikhwanul Muslimin wahai rakyat Mesir, sehingga tidak ada lagi kesengsaraan yang ditimbulkan oleh anak buah laknat firaun ini. Allahu Akbar!