HIV/AIDS Meningkat, Islamlah Solusinya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

HIV/AIDS Meningkat, Islamlah Solusinya

 

Oleh Halimah

(Aktivis Muslimah Bandung)

 

Infeksi baru HIV/AIDS terus meningkat, di antaranya karena meningkatnya perilaku menyimpang pasangan sejenis, dan seks bebas yang jadi budaya. Akibatnya, perempuan dan anak pun juga banyak yang tertular.

Seperti yang terjadi di Kota Batam, kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat kenaikan kasus di daerahnya mencapai 446 orang pada tahun 2022. Yang mengejutkan di antara semua kasus ini didominasi oleh penyimpangan perilaku pasangan sesama jenis.

“Frekuensi peningkatan kasus HIV/AIDS karena pasangan sesama jenis bukan hanya terjadi di Batam, tetapi juga di Indonesia secara nasional bahkan di negara lain,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmaryadi (liputan6.com, 02/12/2022).

Di Jawa Barat Komisi Penanggulangan HIV/AIDS atau KPA Kota Sukabumi mencatat sekitar 1968 orang dengan HIV/ AIDS atau ODHA di wilayah itu. Jumlah ODHA itu merupakan data dari 2020 sampai 2022. Mayoritas penderita HIV/AIDS di Kota Sukabumi berusia 25 sampai 29 tahun yang tertular HIV, akibat hubungan seks menyimpang, yakni lelaki seks lelaki. Selain itu, penularan HIV ini akibat seks bebas dan penggunaan jarum suntik narkoba (Detikjabar.com, 01/09/2022).

Hal yang sama di terjadi di kota Aceh. Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Aceh mencatat sebanyak 88 warga di daerah itu positif HIV/AIDS yang penularannya didominasi karena perilaku seks bebas.

“Jadi total kasus positif HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe Aceh mencapai 88 kasus rata-rata penularannya akibat seks bebas dan perilaku seks sesama jenis,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Savwaliza (republika.co.id 02/12/2022).

Padahal, seperti yang kita ketahui bersama, bahwa HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obatnya. Selama ini para pengidap HIV/AIDS meminum obat untuk meningkatkan imun tubuh saja. Penderita harus meminum obat dalam jangka waktu tertentu, bahkan seumur hidup. Jadi tidak ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS saat ini.

Bertambahnya kasus HIV/AIDS di Indonesia ini adalah bukti yang nyata kerusakan akibat agama tidak menjadi pedoman dalam kehidupan. Manusia hidup dengan hawa nafsunya. Kebebasan dan hak asasi manusia menjadi dalihnya. Sekularisme menjadi asas kehidupan.

Agama telah mengharamkan zina, hubungan seks sesama jenis, seks bebas, narkoba. Kampanye stop penularan HIV/AIDS padahal gencar dilakukan di mana-mana, tetapi faktanya perkara-perkara yang menjadi penyebab penularan HIV/AIDS ini justru dilegalkan. Bahkan, L68T dilindungi dengan dalih hak asasi manusia.

Inilah yang menumbuhsuburkan penularan HIV/AIDS. Ini semua akan terus berlangsung selama perilaku penyimpangan ini terus dibiarkan, bahkan dilindungi. Kebebasan perilaku ini adalah buah dari ditinggalnya aturan agama dan menjadikan akal manusia sebagai penentu segala sesuatu, termasuk halal dan haram. Atau bisa disebut dengan sekularisme.

Selama sekularisme menjadi landasan kehidupan infeksi HIV/AIDS mustahil diberantas. Karena sekularisme mampu membuka peluang penularan HIV/AIDS yang sangat lebar.

Solusi masalah ini adalah ketika syariat Islam diterapkan secara kaffah. Islam telah mengharamkan semua perilaku yang beresiko dapat menularkan infeksi HIV/AIDS, seperti hubungan seks bebas, hubungan sesama jenis, dan narkoba. Dengan keimanan yang kuat, setiap individu akan terhindar dari perbuatan maksiat tersebut. Adanya kontrol dari masyarakat berupa amar makruf nahi mungkar akan membuat orang lebih kondusif dalam beribadah dan ketaatan kepada Allah.

Islam juga mewajibkan negara untuk menjaga ketaatan masyarakat dalam beribadah. Dan negara akan memberi sanksi yang tegas dan membuat efek jera bagi pelanggar hukum-hukum Allah. Pelaksanaan hukuman sesuai dengan syariat Islam. Negara juga menerapkan berbagai aturan dalam seluruh bidang kehidupan. Sehingga mampu menutup semua celah yang memungkinkan penularan infeksi HIV/AIDS. Penerapan aturan Islam ini hanya bisa dilakukan dengan penerapan Islam secara kaffah dengan tegaknya Khilafah Islamiyah.

Wallahualam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *