Hilangnya Nurani Aparat, Perdagangan Manusia Kian Meningkat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Hilangnya Nurani Aparat, Perdagangan Manusia Kian Meningkat

Oleh SW. Retnani S.Pd.

(Pendidik Generasi & Aktivis Dakwah)

Ilmu lebih baik daripada kekayaan. Karena kekayaan harus kita jaga, sedangkan ilmu yang akan menjaga kita.

Nasehat di atas merupakan kalimat bijak yang bisa membawa kita meraih kebahagiaan. Namun sayangnya, baik kekayaan maupun ilmu saat ini sulit didapatkan. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan keduanya. Sebab di negeri ini pendidikan bermutu begitu mahal. Begitu pula lapangan pekerjaan, sulit untuk didapatkan.

Kondisi ini memaksa banyak orang lebih memilih mencari pekerjaan di luar negeri. Maka tak heran banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tersebar di banyak negara. Namun sayangnya niat mulia untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera ini, malah ditunggangi keserakahan dan kezaliman para aparat yang tidak memiliki hati nurani. Sehingga sering sekali terjadi perdagangan manusia.

Sebagaimana dilansir dari bbc.com bahwa penyelundupan calon tenaga kerja Indonesia secara gelap ke Malaysia disebut telah menjadi bisnis haram. Milyaran rupiah yang berlangsung secara sistematis, terstruktur dan masif mulai dari jalur ilegal hingga pintu resmi.

“Semuanya terorganisir rapi di bawah kendali apa yang disebut Mafia Perdagangan Manusia. Yang bekerja sama dengan oknum-oknum petugas” kata Chrisonctus Paschalis Saturnus dari Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP).

“Negara justru menjadi pelaku yang memeras uang rakyat dan keringat, darah mereka untuk kepentingan mereka. Mengapa saya katakan negara? karena di situ ada aparat-aparat, wakil negara. Aparat yang seharusnya berdiri paling depan untuk mencegah, tapi mereka yang justru menjadi pelaku” kata Paschalis.

Sungguh miris, semua dimulai dari jalur ilegal hingga pintu resmi. Ini menjadi potret buram petugas yang mengkhianati sumpah jabatannya demi rupiah. Sungguh malang nasib para TKI. Di dalam negeri tidak mendapat lapangan pekerjaan, di luar negeri diperas oleh sesama.

Inilah potret buruk sistem kehidupan sekuler yang dikuasai materi. Negara abai akan tanggung jawabnya menjamin kesejahteraan rakyat dan menjamin perlindungan rakyat.

Bahkan sesama rakyat pun tega merugikan sesamanya sendiri. Bisnis haram ini pasti akan terus merebak dan memperdaya manusia-manusia serakah. Bahkan beberapa aparat ikut terseret hingga melupakan sumpah jabatannya. Dan mereka lebih memilih perbuatan keji yang melanggar undang-undang. Semuanya karena ada komisi yang cukup menggiurkan bagi para perekrut pekerja migran.

Sebagaimana dilansir dari victorynews.id bahwa jatah bagi perekrut lapangan diperkirakan Rp. 30 juta untuk setiap calon pekerja migran ilegal yang berhasil direkrut.

Pendeta Emmy Sahertian, pemerhati dan aktivis kemanusiaan menyampaikan hal ini, Senin (14/3/2022) dalam diskusi kelompok muda NTT membahas tentang perempuan buruh migran.

Naudzubillahimindzalik, mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Mereka tak berpikir dampak dari perbuatan keji ini. Korban akan mengalami stres, depresi, fisiknya cacat, jiwanya terganggu, mentalnya rapuh dan semua ini sangat mempengaruhi kehidupan korban dan keluarganya.

Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya:

“Ada tiga orang yang kelak menjadi musuhku di hari akhirat. Mereka yang bersumpah untuk setia kepadaku tetapi mereka melanggarnya, mereka yang memperjualbelikan manusia merdeka lalu memakan hasilnya dan mereka yang mempekerjakan buruh, menerima keuntungan darinya tetapi dia tidak memberinya upah yang semestinya” (HR. Imam Muslim).

Bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, menjadi musuh Rasulullah SAW adalah sesuatu hal yang sangat ditakuti. Tetapi bagi kaum munafiqun sabda Rasulullah SAW takkan menghentikan perilaku bejatnya sebab mereka telah dibutakan nafsu duniawinya. Menumpuk harta jauh lebih diutamakan ketimbang keimanan kepada Rasulullah SAW.

Sungguh berbeda dalam Islam negara menjamin kesejahteraan setiap individu dan melindunginya secara nyata. Sesama muslim pun saling menjaga dan melindungi.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Sungguh mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti sebuah bangunan. Sebagiannya menguatkan sebagian yang lain” (HR. Al Bukhari).

Dengan penerapan sistem Islam, negara akan memupuk keimanan dan ketakwaan setiap rakyatnya. Sehingga umat akan taat dan takut untuk berbuat kemaksiatan ataupun kezaliman. negara akan menjamin pendidikan, kesehatan, kebutuhan primer, keamanan bagi seluruh rakyatnya. Negara akan menyediakan seluas-luasnya lapangan pekerjaan. Negara akan menghukum seberat-beratnya para pelaku human trafficking hingga mereka jera dan orang lain tidak mau mengikuti perbuatan keji ini.

Sistem Islam akan menghapus perbudakan manusia, akan mengangkat martabat manusia dan mewujudkan peradaban manusia yang tinggi nan mulia. Penerapan syariat Islam secara kaffah akan menjaga kesucian hati nurani manusia, menjaga kesadaran dan perilaku umat serta mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa.

Allah SWT berfirman:

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?”

(TQS. Al Maidah: 50).

Wallahu a’lam Bishawwab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *