GENCATAN SENJATA ISRAEL-PALESTINA DAN POSISI DUNIA ISLAM

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Riska A

 

Bumi Palestina kembali memanas. Lebih dari seratus hari militer Israel terus menggempur Gaza dan kompleks Masjid Al-aqsa. Total korban dipihak warga Palestina mencapai 232 orang, 65 diantaranya anak-anak. (Bulletin kaffah No 194).

Serangan terhadap Palestina ini bukan kali pertama. Bahkan solusi Gencatan Senjata pada 21 Mei 2021 sudah sering dilakukan. (serambinews.com).

UNI Emirat Arab siap memfasilitasi perdamaian Palestina-Israel, seusai keduanya sepakati gencatan senjata. Kantor berita negara UEA, minggu 23/5/2021 melaporkan putra mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al-Nayhan siap mewujudkan perdamaian. Komentar Sheikh Mohamed datang saat panggilan telepon dengan presiden mesir Abdel Fatah El-sisi. Dia memberi apresiasi ke Mesir yang telah berhasil menggerakan gencatan senjata Israel dan Palestina setelah 11 hari pertempuran. UEA yang tahun lalu menandatangani perjanjian menormalkan hubungan dengan Israel, siap bekerja dengan semua pihak. Khususnya mempertahankan gencatan senjata. Syaikh Muhamed menemukan cara baru mengurangi eskalasi dan mencapai perdamaian. Sedangkan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sabtu (22/5/2021) mengatakan permusuhan Palestina dan Israel telah dihentikan dengan gencatan senjata. Tetapi untuk mencapai perdamaian abadi harus didasarkan pada solusi dua negara, dialog dan resolusi PBB yang relevan. Pembentukan negara Palestina merdeka dengan perbatasan 1967.
(kumparan NEWS.com).

Dikutip dari reuters, kementerian luar negeri Sudan juga mengapresiasi upaya mesir, regional dan Internasional untuk mencapai kesepakatan ini. Dalam pernyataannya kementerian meminta komumitas Internasional dan pemerinta Amerika khususnya untuk mencegah terulangnya pelanggaran yang disengaja dan penyerangan terhadap hak-hak palestina. Sudan tahun lalu bergabung dengan UEA, Bahrain, Maroko dalam kesepakatan untuk bergerak menuju hubungan yang normal dengan Israel dalam kesepakatan yang tengarai pemerintah Donal Trump.

Normalisasi dengan Israel dilihat oleh banyak pihak Sudan sebagai inisiatif yang dipimpin oleh militer, yang menyambut baik kunjungan pejabat Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, yang perlu kita ketahui solusi gencatan senjata maupun solusi dua negara bukan solusi yang tuntas. Bahkan solusi ini sudah beberapa kali dilakukan. PBB sendiri pernah melakukan rapat untuk solusi dua negara, akan tetapi Israel dan Palestina tidak menghadiri rapat tersebut, kedua negara ini masing-masing mempertahankan dan mengklaim Palestina adalah tanah mereka. Bahkan sejak Pidato President Donal Trump digedung Putih Rabu 06/12/2018 yang meberikan pernyataan “sudah saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem/Al-Quds sebagai Ibukota Israel” dan ternyata konflik Israel dan Palestina tetap tak kunjung usai.
Sehingga masalah palestina bukan hanya persoalan serangan senjata ataupun terkait perebutan wilayah antara Palestina dan Israel. Masalah Palestina bukan persoalan kemanusiaan, yang mana ketika terjadi serangan dengan sigap kita umat islam berbondong-bondong memberikan kecaman, boikot produknya, aksi bela Palestina termasuk menggalang dana. Pertanyaanya sekarang apakah tindakan tersebut ada pengaruhnya? Bahkan sampai hari ini ternyata serangan demi serangan selalu dirasakan palestina. Sehingga masalah Palestina adalah Persoalan Agama.
Palestina adalah tanah kaum muslim yang ditaklukan oleh Umar bin Khatab, dibebaskan oleh Shalahudin Al-ayubi dan dipertahankan oleh Sultan Abdul Hamid II, Khilafah Ustmani. Palestina adalah negeri yang tidak dipisahkan dengan ajaran Islam. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an disebutkan hal-hal yang berkaitan dengan negeri syam, negeri yang diberkahi dan disucikan Allah Swt.(Q.S Al-Anbiya 21:71).

Rasulullah juga pernah memberikan pujian pada negeri tersebut. Di Palestina juga terdapat masjidil Aqsa yang merupakan kiblat pertama kaum muslim. Palestina menjadi jejak keislaman sejak zaman para Rasul, palestina menjadi tanah perjalanan isra dan miraj Rasulullah (Q.S Al-Isra ayat 1). Tanah palestina menjadi tanah para nabi, banyak yang tinggal, hijrah, meninggal bahkan bercita-cita syahid dikota tersebut. Yang paling penting tanah Palestina menjadi tanah istimewa karena akan menjadi tempat kebangkitan umat muslim nantinya.
Oleh karena itu, kaum muslim harus bertindak tegas mengenai persoalan Palestina ini. Berdasarkan Syariah islam kaum muslim tidak boleh membiarkan pembantaian umat islam di manapun, termasuk Palestina. Haram membiarkan pengusiran kaum muslim dari tanahnya sendiri, membiarkan rumah-rumah masyarakat, rumah sekolah bahkan rumah sakit dihancurkan. Allah SWT menegaskan pembebasan Palestina dilakukan dengan cara memerangi penjajah Yahudi, sebagai firman Allah yang artinya “ Usirlah mereka dari tempat mereka mengusir kalian” (TQS al-baqarah 2:191).

Inilah yang sejatinya dilakukan para penguasa negeri islam dengan otoritasnya menggerakan tentara mereka. Israel hanya bisa dikalahkan dengan jihad. Seruan jihad inilah yang akan melenyapkan perampok yang kini telah menguasai sebagian besar tanah Palestina dan selalu menimbulkan duka penduduk disana.
Jihad hanya bisa terwujud ketika Aturan Allah yang diterapkan. Karena berharap pada aturan yang bercokol hari ini aturan buatan manusia hasilnya adalah nihil.
Jadi benarlah, solusi tuntas dan paripurna persoalan palestina adalah menerapkan kembali Khilafah Islamiyah.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *