Gelombang Ke Dua Covid Membuat Sistem Kesehatan Kapitalis Kolaps

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Agung Andayani

 

Rekor tertinggi kenaikkan kasus positif telah mencapai lebih dari 20.000 kasus. Kapasitas rumah sakit penuh sampai mendirikan tenda-tenda untuk menampung pasien. Lojakan covid membuat banyak RS yang kekurangan tempat tidur dan ada yang kehabisan stok oksigen. Situasi wabah semakin tidak terkendali. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kesehatan yang diterapkan oleh kepemimpinan kapitalistik sudah kolaps.

Lonjakan kasus covid pasti ada penyebabnya. Dari sisi pemerintah menyalakan masyarakat karena tidak patuh terhadap prokes. Menurut Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrat Lucy Kurniasari menilai bahwa pemerintah tidak tegas dan ambigu dalam mengambil kebijakan terkait penanganan Covid-19.

Sedangkan dari sisi masyarakat, karena dari awal penanganan covid tidak serius. Bisa dilihat dari pernyataan para menteri yang menyepelekan virus covid. Memproduksi kalung penangkal covid. Ada juga yang goyang ubur-ubur. Membuat masyarakat bahwa covid itu tidak berbahaya dan malah ada yang tidak percaya keberadaan covid. Disamping itu masi ada juga yang memperdebatkan bahwa covid adalah bagian dari konspirasi. Itulah beragam penilaian covid di mata masyarakat.

Ketidakpatuhan masyarakat terhadap prokes yang sering dijadikan dalih pemerintah terhadap lonjakan kasus covid. Sejatinya menunjukkan ketidakmampuan negara dalam mengedukasi meriayah rakyat. Sekaligus menunjukkan hilangnya wibawa kepemimpinan negara di mata rakyatnya.

Sekali lagi karena salah langkah penanganan covid sejak awal. Ketika menjadikan pertimbangan ekonomi dalam mensikapi wabah. Diperparah dengan penerapan kebijakan-kebijakan yang kian menjauhkan jarak antara pemerintah dengan rakyat. Hasilnya membuat masyarakat tidak percaya terhadap negara untuk menangani pandemi covid.

Dalam hal ini maka solusi-solusi pragmatis harus tetap dijalankan oleh masyarakat. Namun hal itu tidak akan cukup karena penerapan sistem kapitalisme akan terus mememunculkan benturan-benturan dengan kepentingan-kepentingan lainnya (para kapital). Maka dibutuhkan adanya perubahan sistemis dan mendasar. Dimulai dari perubahan sistem politik dari kapitalisme ke sistem Islam yang berbasis kesadaran ideologis umat.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *