Oleh: Rindoe Arrayah
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai penguasa, dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah di ridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)
Sebuah janji yang tak akan pernah diingkari oleh Sang Maha Pembuat Janji, Sang Penggenggam Hati para pejuang yang tak pernah lelah untuk mengorbankan segala apa yang dipunya. Dengan penuh kerelaan senantiasa tegak berdiri di tengah badai kebencian yang tak menginginkan kejayaan Islam tegak kembali.
Keniscayaan kembalinya kemenangan Islam adalah sebuah kebenaran yang tak perlu diragukan, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan yang dikabarkan Rasulullah SAW.
Sejarah telah membuktikan, betapa Islam pernah memiliki sebuah peradaban tinggi pada masa-masa kegemilangannya. Saat itu, Islam menjadi pusat peradaban dunia. Semua sendi kehidupan berlandaskan pada syariat Islam.
Wilayah yang pernah menjadi kekuasaan Islam hampir 2/3 dunia. Masa kejayaan Islam bermula dari ditegakkannya Daulah Islamiyah oleh Rasulullah SAW di Madinah. Setelah Rasulullah SAW wafat, tampuk kepemimpinan beralih kepada para khulafaur rasyidin. Seusai masa khulafaur rasyidin, tonggak kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh para khalifah pengganti. Saat itu, perkembangan Islam semakin cepat dan meluas. Hampir tidak ada satu pelosok bumi pun yang tidak pernah mendengar tentang kebesaran Islam.
Rekam jejak emas masa peradaban Islam hingga sekarang masih ada dan bahkan bisa ditemukan dalam banyak catatan-catatan sejarah yang ditulis oleh orang non-muslim. Sebagai contoh adalah apa yang dikatakan Will Durant seorang sejarawan barat. Dalam buku yang dia tulis bersama Istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, dia mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka”
Mary McAleese, Presiden ke-8 Irlandia yang menjabat dari tahun 1997 sampai 2011. Dia juga seorang anggota Delegasi Gereja Katolik Episkopal untuk Forum Irlandia Baru pada 1984 dan anggota delegasi Gereja Katolik ke North Commission on Contentious Parades pada 1996. Dalam pernyataan persnya terkait musibah kelaparan di Irlandia pada tahun 1847 (The Great Famine), yang membuat 1 juta penduduknya meninggal dunia. Terkait bantuan itu, Mary McAleese berkata:
“Sultan Ottoman (Khilafah Utsmani) mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini. Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita.” (mediaumat.news, 19/4/2020).
Masa kejayaan Islam berakhir pada masa pemerintahan Turki Ustmani yang diruntuhkan oleh seorang pengkhianat, yaitu Mustafa Kemal Attaturk, tepatnya pada tanggal 3 Maret 1924.
Sejarah kejayaan tersebut selalu akan dikenang oleh seluruh umat Islam hingga kini. Bahkan, orang-orang di luar Islam pun mengakui fakta tersebut. Hal inilah yang menjadikan semangat perjuangan bagi seluruh umat Islam untuk mengembalikan kejayaan Islam. Sejarah tersebut bukanlah sebuah euforia belaka, akan tetapi merupakan semangat yang akan senantiasa bergelora bagi setiap generasi Islam yang lahir di hari ini dan di kemudian hari.
Saat ini, kondisi umat Islam tidaklah begitu kuat sehingga ketika kita berbicara tentang kejayaan Islam di masa depan akan dianggap oleh orang lain sebagai sebuah khayalan. Akan tetapi, di sisi lain ada pula yang khawatir akan kembalinya Islam sebagai peradaban mulia, yaitu mereka yang sama-sama mempercayai akan kebenaran hadits Nabi SAW tentang kembalinya Islam meraih kemenangan. Tidak mengapa orang menganggap kita berkhayal. Bagaimanapun juga, informasi ini bersumber dari janji Allah SWT. Masa Keterpurukan Islam saat ini adalah masa yang memang sudah pernah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Setelah melalui ini semua, maka akan tibalah masanya kekuasaan itu kembali kepada pangkuan Islam.
Jika kita menengok kembali bagaimana perjalanan dakwah para generasi Islam yang pertama kali pada masa Rasulullah SAW, tidak jauh beda dengan kondisi umat Islam saaat ini. Pertentangan, penyiksaan, fitnah serta berbagai kedholiman ditimpakan oleh orang-orang kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW dan para sahabat. Apa yang menimpa umat Islam tersebut merupakan salah satu proses untuk meraih kemenangan yang dijanjikan Allah SWT.
Kesewenang-wenangan orang-orang kafir terhadap umat Islam di berbagai sudut bumi begitu melampaui batas, terlebih lagi didukung dengan berbagai sarana yang dimilikinya. Namun, hingga saat ini mereka belum berhasil secara sempurna menguasai umat Islam.
Berbagai kedholiman yang ditimpakan oleh orang-orang kafir terhadap umat Islam tidak akan pernah sanggup memusnahkan Islam dan para pemeluknya. Begitupun, mereka tidak akan pernah bisa meredupkan cahaya Allah SWT yang akan senantiasa menyinari bumi. Justru, itu semua akan semakin menyadarkan umat Islam bahwa pertentangan antara haq dan batil akan terus berlangsung hingga hari akhir. Hal ini pula yang akan menyadarkan mereka untuk kembali kepada Allah SWT, serta berkomitmen untuk mengokohkan persatuan sebagai modal untuk meraih kemenangan.
Allah SWT berfirman yang artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Padahal, belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah : 214)
Jalan dakwah senantiasa dihiasi dengan onak dan duri. Itu pula yang pernah dilalui oleh Rasulullah SAW beserta para sahabat. Namun dibalik itu semua, Allah SWT telah menyiapkan hadiah terindah berupa jannah bagi para pejuang yang tetap istiqomah. Berbagai persekusi yang dirasakan umat Islam saat ini merupakan suatu petunjuk bahwa pertolongan Allah SWT itu amatlah dekat. Tampak nyata, gaung kemenangan Islam tak terelakkan.
Wallahu a’lam bishshowab.