Oleh: Siti Maftukhah, SE. (Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)
Ribuan orang terlihat memenuhi lapangan Ahmad Yani untuk menjadi peserta aksi ‘Apel Siaga Ganyang Komunis Jabodetabek’ di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu, 05 Juli 2020. Aksi ini diikuti sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, seperti Front Pembela Islam (FPI), PA 212, hingga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. (https://cirebon.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-04585999/ribuan-orang-penuhi-lapangan-ahmad-yani-gelar-aksi-apel-siaga-ganyang-komunis)
Dalam apel itu, para peserta diminta berikrar untuk (1) siap jihad qital memerangi kaum komunis dan pihak yang ingin mengubah Pancasila menjadi Trisila atau Ekasila; (2)siap siaga dan menyiapkan diri untuk jihad qital mempertahankan aqidah Islam dan melawan kaum komunis di bawah komando ulama; (3)siap siaga untuk menjaga para ulama dari serangan kaum komunis; (4)siap siaga dan menyiapkan diri untuk menghadapi gerombolan trisila dan ekasila yang akan mengganti Pancasila; (5)menyiapkan diri dari serangan operasi intelijen hitam yang pro komunis. (https://nasional.tempo.co/read/1361513/massa-apel-ganyang-komunis-berikrar-siap-jihad-qital)
Aksi umat ini menunjukkan semangat umat untuk memperjuangkan kebenaran sebagai konsekuensi keimanannya. Hingga umat berani mengorbankan jiwa raga hingga nyawa.
Umat sadar bahaya munculnya kembali komunis di Indonesia. Sejarah telah memberi pelajaran kepada umat, kekejaman kelompok yang beideologi komunis.
Sosialisme/Komunisme adalah ideologi yang memandang bahwa segala sesuatu berasal dari materi yang berkembang dan mewujudkan benda-benda lainnya berdasarkan evolusi materi. Maka ideologi ini dikenal dengan ideologi yang tak mengimani bahwa Tuhan itu ada.
Sehingga tolok ukur perbuatan adalah berdasar pada evolusi materi. Aturan atau tolok ukur akan berubah sejalan dengan berubahnya materi (evolusi materi).
Sosialisme/Komunisme merupakan ideologi buatan manusia, berasal dari kejeniusan manusia, bukan ideologi ‘langit’. Maka sebagai ideologi buatan manusia, hanya akan melahirkan persoalan demi persoalan karena manusia yang terbatas inilah yang membuat aturan. Aturan dibuat untuk menyelesaikan persoalan atau problem yang muncul.
Apa jadinya jika solusi problem manusia dikembalikan pada akal manusia yang terbatas. Ya, munculnya persoalan lagi.
Dari segi akidah saja sudah terlihat kebatilannya. Maka wajib untuk ditolak keberadaan ideologi ini. Komunisme yang meniadakan aturan Ilahi memang layak untuk dihilangkan, diberantas. Dari segi akidah, sudah jelas bertentangan dengan akidah Islam.
Selain Komunisme, ada lagi ideologi lain yang ada di dunia ini. Yaitu ideologi Kapitalis (Kapitalisme). Hampir sama dengan Komunisme, Kapitalisme juga lahir dari kejeniusan manusia.
Kapitalisme adalah ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga lahirlah ideologi sekuler, yang memisahkan agama dengan negara. Artinya, aturan yang dipakai untuk mengatur kehidupan manusia adalah aturan manusia sendiri. Tidak ada campur tangan agama (baca; aturan Allah) dalam mengatur kehidupan manusia.
Dan Kapitalisme inilah yang saat ini masih banyak dianut oleh negara-negara di dunia. Bahkan Amerika Serikat sebagai kampiun ideologi ini merupakan negara super power. Hanya saja, karena ideologi ini juga adalah ideologi yang rusak, maka akhir-akhr ini mulai tampak kelemahannya dalam menghaadapi problem yang ditimbulkan akibat penerapan ideologi itu sendiri.
Semakin Nampak ketidakmampuan ideologi Kapitalis ini untuk menyelesaikan masalah yang ada. Masalah yang sebenarnya muncul akibat ‘ulahnya’ sendiri, akibat penerapan ideologi itu sendiri.
Dunia, termasuk negeri-negeri Islam saat mengadopsi Kapitalisme, tidak malah sejahtera dan maju. Malah semakin mundur. Meski secara pembangunan dan teknologi tampak megah dan maju serta sejahtera, namun itu semua semu. Tinggal menunggu waktu untuk ambruk.
Kesejahteraan, kemajuan dan kecanggihan teknologi yang digapai tak sebanding dengan kerusakan moral, kerusakan tatanan masyarakat, keterpurukan dll yang diakibatkan oleh penerapan ideologi yang mengagungkan kebebasan ini (karena tak ada aturan Ilahi).
Jika Komunisme dan Kapitalisme adalah ideologi yang tak mampu menyelesaikan masalah namun malah menimbulkan masalah, bagaimana dengan Islam? Karena ideologi yang ada di dunia ada tiga yaitu Sosialisme/Komunisme, Kapitalisme dan Islam.
Akidah Islam mengimani akan keberadaan Allah sebagai Pencipta sekaligus Pengatur dunia dan seisinya, termasuk manusia. Sang Pencipta pasti tahu seluk beluk ciptaanNya. Maka aturan kehidupan manusia dikembalikan kepada syariat Islam, syariat Allah.
Akidah Islam menuntut seorang Muslim untuk menerapkan aturan islam dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (TQS. al-Baqarah [2]: 208)
Syariat Islam akan bisa ditegakkan atau diterapkan dalam bingkai Khilafah. Karena sebuah sistem pasti merupakan sebuah satu kesatuan. Dan sistem yang bisa menerapkan Islam keseluruhan adalah Khilafah sebagaimana yang pernah diterapkan oleh para sahabat setelah Rasulullah wafat.
Maka perjuangan umat untuk memperjuangkan kebenaran ini jangan sampai terbelokkan dengan perjuangan yang pragmatis yaitu memperjuangkan Pancasila. Namun harus diarahkan dengan memperjuangkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah. Wallahu a’lam[]