Ganti Sistem Pendidikan Sekuler dengan Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Ganti Sistem Pendidikan Sekuler dengan Islam

Oleh Ummu Abdillah

(Member AMK)

 

Sungguh miris, melihat rusaknya generasi muda saat ini. Seperti yang belum lama terjadi ribuan pelajar SMP/SMA di Jatim meminta dispensasi nikah, akibat hamil duluan. Bukan itu saja, para remaja/pelajar pun terjerat narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar. Tak kalah sedihnya maraknya kasus tawuran antar pelajar yang tidak cukup saling melempar batu saja, tapi juga sudah berani menggunakan senjata tajam berbahaya. Hal itu bukan hanya melukai tapi bisa berakibat fatal yaitu membunuhnya. Astaghfirullah.

Itulah sedikit gambaran suram krisis moral dan kepribadian pelajar saat ini. Pertanyaannya, mengapa hal itu sampai terjadi? Tentu salah satu sebabnya karena gagalnya sistem pendidikan sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) yang diterapkan negeri ini.

Ganti dengan Pendidikan Islam

Adapun pendidikan dalam Islam dapat diartikan sebagai proses manusia menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah Swt, yakni sosok Rasulullah saw. yang wajib menjadi panutan seluruh peserta didik. Karenanya pendidikan dalam Islam berdasarkan akidah Islam. Sehingga mampu melahirkan generasi-generasi muda yang berkepribadian Islam, dan menguasai ilmu-ilmu kehidupan, seperti matematika, sains, teknologi dan lainnya. Pun akan menghasilkan peserta didik yang kokoh keimanannya, tafaqquh fiddin yang membawa pengaruh kepada peserta didik taat kepada syariah Islam. Begitupun akan berpengaruh kuat pada terciptanya masyarakat yang bertakwa, yang di dalamnya ditegakkan amar makruf nahi mungkar dan tersebar luasnya dakwah Islam.

Begitulah pendidikan Islam pernah mengalami masa-masa kecemerlangannya pada saat Islam menjadi mercusuar selama hampir 13 abad lamanya. Dengan bukti tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, ilmu pengetahuan dan lahirnya para ulama, ilmuwan yang pakar dalam berbagai disiplin pengetahuan.

Beberapa lembaga pendidikan Islam pada saat itu antara lain: Nizhamiyah di Baghdad (1067-1401 M), Al -Azhar (975 Masehi sampai sekarang), dan masih banyak lagi.

Begitupun dengan dunia literasi, ternyata lebih tinggi daripada Eropa. Perpustakaan Umum Cordova (Andalusia memiliki lebih dari 400 ribu buku) dan masih banyak lagi. Bukti lainnya adalah lahirnya para ulama-ulama. Seperti Ibnu Sina (pakar Kedokan), al-khawarizmi (pakar matematika), al-Idris (pakar geografi) dan lain-lain.

Kemajuan pendidikan Islam pun pernah menjadi kiblat peradaban lainnya. Hal tersebut diungkapkan antara lain oleh Tim Wallace-Murphy (WM) yang menerbitkan buku berjudul ‘What Islam Did for Use: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization ‘ (London: Watkins Publishing, 2006). Buku tersebut memaparkan fakta tentang transfer ilmu pengetahuan dari Dunia Islam (Khilafah) ke Dunia Barat pada abad pertengahan. Maka wajar, bila dikatakan bahwa Barat telah berutang pada Islam dalam hal pendidikan dan Sains. Utang tersebut tidak akan pernah dapat terbayarkan sampai kapan pun. Seperti pernyataan cendikiawan Barat, Montgomery Watt, “cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa.”

Maka sudah waktunya mengganti sistem pendidikan sekuler dengan sistem pendidikan Islam yang terbukti mampu melahirkan generasi-generasi muda dengan berkepribadian Islam.

Wa’allahu a’lam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *