EKSPLOITASI SDA BENTUK KESERAKAHAN KAPITALIS

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Gladiolus

 

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang berlimpah ruah, baik di daratan maupun lautan. Indonesia pun dijuluki sebagai negara yang Gemah Ripah Loh Jinawi. Bahkan sejarah membuktikan salah satu tujuan para penjajah asing atas Indonesia adalah perampasan rempah-rempah untuk mereka bawa dengan semena-mena dengan jumlah yang cukup besar. Maka tak heran lagi bahwa kekayaan alam Indonesia menjadi sasaran banyak negara untuk dijajah dan dimanfaatkan.

350 tahun Indonesia dijajah oleh Belanda, ditambah dengan 3,5 tahun oleh Jepang. Selama itu pula eksploitasi sumber daya alam terus dilakukan di negara ini. Tidak cukup sampai disitu, pasca kemerdekaan pun pemerintah Indonesia terbukti melakukan kerja sama dengan pihak asing, Neo-imperialisme adalah gaya baru penjajahan yang dilakukan oleh pihak asing. Hal ini tentu memberikan kerugian besar bagi masyarakat dan negara, yang mana seharusnya sumber daya alam mampu dikelola sendiri, tetapi malah dialihkan pengelolaannya kepada pihak asing.

Pemerintah tentu sangat menyadari kondisi tersebut, namun keuntungan dan kepentingan pada era kapitalis saat ini lebih mengiurkan, semakin banyak aset atau uang yang dimiliki maka semakin kuat pula kekuatan seseorang untuk menguasai dan menjatuhkan sesuatu bahkan negara sekalipun. Karena penawaran yang diberikan pihak asing memberikan keuntungan yang besar bagi negara, maka mereka tidak lagi memikirkan nasib rakyat kedepannya.

Baru-baru ini Presiden Direktur PT Freeport Indonesia secara resmi menyerahkan area pertambangan yang dikelolanya di wilayah Wabu, Intan Jaya, Papua kepada pemerintah.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesua, Tony Wenas, menegaskan bahwa pihaknya sudah tidak memiliki kepentingan apa-apa lagi di Blok Wabu. “Kami tidak punya kepentingan apa-apa lagi di Blok Wabu karena sudah kita serahkan lagi ke Kementerian ESDM dan sudah dinyatakan dalam IUPK kita, wilayah tambang PTFI 9.900 hektare,” kata Tony saat berdiskusi dengan para pimpinan media massa, Selasa (21/9). (Kumpara Bisnis)

Area pertambangan wabu merupakan salah satu
kawasan yang digunakan freeport untuk menambang emas. Kawasan ini diduga memiliki kandungan emas yang lebih besar dari wilayah grasberg yang akan menjadi fokus penambangan freeport saat ini. Melihat peluang besar ini, pemerintah seharusnya bisa mengelola dan memanfaatkannya dengan baik, dan memanfaatkan kesempatan yang dapat menjadi suatu pencapaian besar. Negara seharusnya mampu mengelola sumber daya alamnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya yaitu untuk menunjang kesejahteraan negara dan rakyat. Namun hal itu akan sulit terwujud apabila sistem yang digunakan untuk mengelolanya menggunakan sistem kapitalis. Alih-alih membawa kesejahteraan untuk rakyat, negara malah hanya akan mendapatkan keuntungan sendiri.

Dalam Islam tentu Allah sudah menyiapkan seperangkat aturan terkait pemanfaatkan sumber daya alam ini, karena Islam adalah agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, maka ada aturan untuk mengatur kiat-kiat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di muka bumi ini. Berbeda jauh dengan penerapan sistem kapitalis saat ini, dimana pemasukan negara hanya diperoleh dari pajak.

Berbeda pada masa pemerintahan Islam, pemasukan negara justru berasal dari sumber daya alam yang dikelola dengan maksimal. Hasil sumber daya alam yang dikelola pastinya menghasilkan jumlah yang tidak sedikit, kehidupan rakyat pun sangat terjamin karena terpenuhi dengan hasil pemanfaatan sumber daya alam.

Kesejahteraan umat dalam memperoleh berbagai tunjangan tak lepas dari kesempurnaan sistem yang dijalankan pada masa pemerintahan Islam, karena pada sistem kekhilafahan yang diutamakan adalah kesejahteraan dan keadilan untuk umat, pemerintah fokus mengurus seluruh urusan umat. Ketaatan pada Allah menyadarkan mereka pada amanah yang harus mereka emban dengan penuh tanggung jawab, karena sadar betapa berat tanggung jawab pemimpin dan betapa berat konsekuensinya apabila menelantarkan rakyat. Karena Rindho Allah menjadi satu-satunya tujuan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ: الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخاَدِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.

“Setiap kalian adalah pemimpin & setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang penguasa adalah pemimpin & akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya & akan ditanya tentang kepemimpinanya. Seorang wanita adalah penanggung jawab dalam rumah suaminya & akan ditanya tentang tanggung jawabnya. Seorang pelayan adalah penanggung jawab dalam harta majikannya & akan ditanya tentang tanggung jawabnya.”

Itulah mengapa Islam terbukti berhasil menguasai 2/3 dunia. Pemerintahan pada masa kekhilafahan tentu tidak akan mengeksploitasi sumber daya alam dengan semena-mena dan memanfaatkan2 hasilnya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.

Kegagalan yang dialami negara saat ini bukan hanya terkait pengelolaan sumber daya alam yang salah, namum permasalahan yang sangat kompleks. Hal tersebut terjadi karena menerapkan sistem yang salah, bukan hanya karena kesalahan orang-orang yang menerapkan, melainkan kesalahan sistem itu sendiri. dampak dari kesalahan sistem secara otomatis akan menjadikan orang-orang terkungkung dan menjalankan akan sistem yang salah.

Maka sudah saatnya masyarakat sadar satu-satunya sistem yang akan membawa pada keadilan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat, satu-satunya sistem yang akan menyelamatkan negera dan rakyatnya, yaitu sistem Islam.
Wallahu’alam bi showab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *