Oleh: Naely Lutfiyati Margia, Amd. Keb.
Sudah tidak asing di telinga kita mendengar soalan transgender, seseorang yang merasa identitas gendernya berbeda dengan jenis kelamin yang ia bawa ketika lahir. Laki-laki yang merasa dirinya adalah seorang perempuan, pun begitu sebaliknya.
Transgender memang masih menjadi polemik di negeri ini. Soalan ini sangatlah serius, sebab ini berkaitan dengan kehidupan sosialnya nanti. Juga berkaitan terhadap pelayanan publik yang menjadi haknya, terutama terkait administrasi kependudukan.
Direktorat Jenderal Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, pihaknya akan membantu para transgender mendapatkan KTP Elektronik (KTP-el), akta kelahiran dan Kartu Keluarga (KK). Namun, ia mengatakan, di dalam KTP-el tersebut tidak akan ada kolom jenis kelamin “Transgender”. Zudan menjelaskan, di KTP-el hanya ada dua pilihan jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan. (Kompas, 25/4/21)
“Kalau dia laki-laki, ya, dicatat sebagai laki-laki, kalau dia perempuan juga dicatat sebagai perempuan. Dicatat sesuai jenis kelamin yang aslinya. Kecuali buat mereka yang sudah ditetapkan oleh pengadilan untuk adanya perubahan jenis kelamin,” kata Zudan dalam keterangan tertulis, Minggu (25/4/2021).
“Dukcapil wajib melayani mereka sebagai bagian dari WNI penduduk di Indonesia. Mereka juga mahluk Tuhan yang wajib kami layani dengan non diskriminasi dan penuh empati,” pungkasnya.
Yang dilakukan penguasa memang terkesan ingin melindungi masyarakat dari terputusnya hak sebagai warga negara. Namun memfasilitasi kaum transgender dengan kemudahan akses bantuan adalah alasan yang menyesatkan. Sebab ini bukan soalan masyarakat yang tidak mendapat hak sebagai warga negara, tapi ini soal menyalahi fitrah.
Arus LGBT di sekitar kita
Memang tidak dapat dipungkiri gelombang yang dibawa oleh kaum LGBT amatlah kuat. Alasan hak asasi manusia dan kesetaraan selalu mereka gembor-gemborkan, agar keberadaan mereka—kaum LGBT—dapat menjadi bagian penting dalam masyarakat yang juga harus dilindungi. Sehingga membuat para transgender maupun kaum pelangi kini menjadi semakin eksis. Ini jelas sangat berbahaya, sebab arus ini berpotensi besar merusak generasi.
Tidaklah aneh semua ini dapat terjadi dalam sistem sekulerisme saat ini. Sistem yang mengabaikan nilai moralitas dan menjauhkan agama dari praktik kehidupan. Alih-alih ingin membantu masyarakat, namun hakikatnya hanya memelihara kaum yang dapat membahayakan keberlangsungan kehidupan. Maka selama negeri ini masih menerapkan sistem kapitalis-liberal, permasalahan semacam ini tidak akan pernah tuntas.
Transgender jelas adalah perilaku menyimpang, ia bukanlah fitrah, takdir apalagi kodrat. Bila transgender ataupun LGBT adalah fitrah, takdir dan kodrat itu sama saja lancang menuduh Allah menciptakan sesuatu yang salah. LGBT adalah penyakit yang sebenarnya dapat disembuhkan. Bukan untuk dirawat, sehingga tumbuh dalam dirinya sesuatu yang berbeda dengan fitrahnya.
Sehingga pemerintah yang memiliki wewenang, seharusnya wajib menghentikan gelombang kerusakan ini, dengan mengedukasi masyarakat dan mendorong kaum LGBT untuk bertaubat. Juga mengasingkan diri agar tidak mempengaruhi masyarakat. Bukan memfasilitasi dengan berbagai kemudahan yg menghalangi mereka bertaubat dan menyadari kesalahan perilakunya.
Solusi Hakiki
Permasalahan ini akan dapat mudah dituntaskan dengan sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah. Karena keberadaan penguasa dalam sistem Islam adalah sebagai penjaga dan pengurus. Islam mensyariatkan menikah dan mengharamkan zina, termasuk di dalamnya perilaku menyimpang seperti LGBT. Islam akan menindak keras dan memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan penyimpangan. Hal ini tidaklah lain adalah sebagai bentuk penjagaan terhadap keturunan. Islam juga akan menilai segala sesuatu dari standar halal dan haram, bukan dari seberapa banyak manfaat yang akan didapat.
Untuk itu sudah saatnya kita kembali kepada Islam, yang akan menerapkan syariat Allah secara keseluruhan. Sehingga kerusakan-kerusakan yang terjadi di negeri ini akan tuntas dan keberkahan senantiasa menyelimuti negeri ini.
Wallahu a’lam bish shawwab