Oleh: Nurhayati (Aktivis Muslimah Kaltim)
Upaya mendistorsi ajaran Islam lewat berbagai program moderasi beragama terus digalakkan pemerintah. Program ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Sebagai pihak yang bertanggung jawab, Kemenag menggandeng BNPT dalam sinergi penguatan moderasi beragama (radarbangsa.com, 18/01/2021).
Baru-baru ini Kemenag mengadakan Workshop Pengembangan Kompetensi Guru Sejarah Kebudayaan Islam MA/MAK yang digelar secara daring. Dalam workshop tersebut Kemenag meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprehensif. Penyampaian sejarah Islam secara komprehensif memiliki andil untuk membentuk generasi muda yang moderat (kemenag.go.id, 26/02/2021).
Melalui workshop ini, Kemenag mengedukasi peserta didik agar memahami sejarah Islam sebagai sebuah kebudayaan yang inklusif, terbuka dan toleran sebagaimana yang dicontohkan kebesaran Islam di Spanyol. Karena itu, guru mapel SKI perlu memiliki kekayaan literasi sejarah Islam agar informasi sejarah tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja.
Atas nama “program moderasi beragama”, upaya membelokkan ajaran Islam terus menerus dilakukan oleh penguasa di negeri ini. Ajaran Islam yang mulia, yang dari ajaran tersebut banyak menuai kegemilangan di dunia, dipelajari hanya dari sisi sejarahnya saja. Padahal kunci kegemilangan islam adalah karena umat muslim mengemban syariat Islam kaffah. Inilah upaya mendistorsi ajaran Islam oleh penguasa di negeri ini.
Program Moderasi Beragama, Agenda Liberalisasikan Umat Islam
Sejak awal kemunculannya hingga masuk dalam RPJMN 2020-2024, pemerintah melalui Kemenag aktif kampanyekan program moderasi beragama ke berbagai sekolah termasuk perguruan tinggi agama Islam negeri. Program ini menitikberatkan pada guru PAI yang mengajarkn mapel SKI. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa toleransi yang tinggi dalam bingkai keberagaman beragama.
Mendudukan perkara ini dalam timbangan syariat, tentu program moderasi beragama adalah sebuah program yang berupaya menjauhkan anak bangsa dari ajaran Islam lewat pengajaran Islam dari sisi sejarahnya saja. Ini adalah bentuk edukasi pluralisme yang mengajarkan anak-anak kaum muslimin bertoleransi melampaui batas hingga meyakini semua agama benar dan sama dimata Tuhan.
Jelas ini adalah sikap pembatasan terhadap ajaran Islam yang sempurna. Anehnya, sikap membatasi ini hanya dilakukan pada pelajaran agama islam saja. Padahal negeri ini adalah negeri dengan jumlah kaum muslimin terbesar, penguasanya juga mayoritas Islam. Namun mengapa sikap penguasa justru menganaktirikan ajaran islam?
Kemudian, kerjasama Kemenag dan BNPT dalam menjalankan program moderasi beragama memunculkan kesan bahwa yang intoleran adalah yang tidak memiliki sikap permisif kepada agama lain, yang selalu mengatasnamakan agama untuk memecahbelah rakyat, dan yang selalu memiliki paham radikal terhadap agamanya. Kesemuanya ini adalah karakter teroris. Sehingga program moderasi beragama sekaligus program untuk menumpas teroris menurut versi penguasa.
Alhasil, program moderasi beragama adalah agenda liberalisasi umat Islam. Program ini selain berusaha menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam kaffah, juga berupaya menyetarakan ajaran islam sama seperti agama dan paham lainnya. Kata toleransi yang selalu didengungkan oleh penguasa, berusaha diredevinisikan menurut kemauan mereka. Sehingga goals yang hendak dicapai dari program ini adalah umat Islam tidak lagi mengenal ajaran islam kaffah.
Pahami Sejarah Islam, Pahami Islam Kaffah
Tidak mungkin Islam dapat disetarakan dengan agama atau paham apapun. Islam adalah tuntunan kehidupan yang berasal langsung dari Sang Pencipta langit dan bumi. Islam adalah agama penyempurna agama terdahulu sekaligus agama terakhir yang Allah wahyukan. Juga berarti tidak mungkin umat Islam menerima paham pluralisme yang mengakui semua agama benar.
Bila benar ingin mengajarkan sejarah islam secara komprehensif, mestinya ajarkan sejarah Islam secara utuh. Ajarkan juga tsaqofah Islam yang melandasi perjuangan umat muslim terdahulu, yang selalu menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai tuntunan kehidupan. Bukan sekedar menceritakan peristiwa lalu kemudian ditafsirkan menurut sekehendak. Jelas itu adalah upaya mendistorsi materi sejarah kekuasaan Islam dan khilafah.
Umat Islam patut waspada, sebab rezim hari ini adalah rezim yang ingin menghalangi kebangkitan Islam lewat berbagai daya dan upaya. Termasuk menjauhkan ajaran Islam dari tubuh kaum muslimin. Umat muslim juga patut waspada, karena dengan berbagai fakta yang ada, rezim hari ini sedang berusaha menyingkirkan para pejuang Islam yang selalu menghalangi kepentingannya. Wallahu’alam.