Dilema Magang dalam Sistem Kapitalisme: Antara Keterampilan dan Eksploitasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Dilema Magang dalam Sistem Kapitalisme: Antara Keterampilan dan Eksploitasi

Oleh: Indah Sari, S.Pd

(Aktivis Dakwah Kampus)

Bareskrim Polri mengungkapkan data penindakan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) selama satu bulan terakhir. Tercatat sejak 22 Oktober hingga 22 November 2024, telah berhasil mengungkap TPPO sebanyak 397 kasus, 482 orang tersangka dan berhasil menyelamatkan 904 korban TPPO. (Tirto id, 22/11/2024)

Diantara kasus TPPO, Polda Sulawesi Selatan mengungkap kasus perdagangan manusia yang melibatkan 77 mahasiswa di Kota Makassar. Para korban diduga dijerat melalui program kerja musim liburan atau yang dikenal sebagai Ferienjob di Jerman. (Beritasatu, 22/11/2024)

Program Ferienjob merupakan program magang yang mempekerjakan mahasiswa pada waktu libur kuliah bulan Oktober, November dan Desember yang dimana beberapa perguruan tinggi di Makassar berkerja sama dengan perusahaan di Jerman yang akan merekrut mahasiswa sesuai bidang studi dan mengirim mahasiswa untuk bekerja.

Polda Sulawesi Selatan mengungkap bahwa perusahaan menjanjikan pekerjaan yang dapat dikonversikan dengan pembelajaran 20 SKS sebagaimana peraturan magang berdasarkan kurikulum melalui MBKM (merdeka belajar kurikulum merdeka). Program yang dikonversikan tidak mengharuskan lagi mahasiswa mengikuti pembelajaran beserta ujiannya selama satu semester, jika telah mengikuti program magang sesuai bidang studi dan beberapa ketentuan lainnya.

Bagaimana Nasib Mahasiswa Magang di Jerman?

Setelah mahasiswa magang tiba di Jerman untuk bekerja, mereka mengungkap ketidaksesuaian antara perjanjian pekerjaan sesuai bidang studinya terhitung 20 SKS dimana mahasiswa magang dipekerjakan sebagai pekerja kasar.

Sangat miris melihat dunia pendidikan dalam sistem sekuler kapitalis, berorientasi pada kesiapan mahasiswa yang mampu terjun didunia kerja sebagai solusi tingkat pengangguran yang dianggap mampu meningkatkan kualitas dan eksistensi mahasiswa agar mudah direkrut oleh perusahaan besar.

Magang dan bekerja adalah aktivitas yang berbeda, magang sebagai tempat mahasiswa untuk mengasah potensi yang dimiliki dan mampu menciptakan pengalaman yang akan mumudahkan untuk terjun di lapangan ketika bekerja.

Nyatanya sistem sekuler kapitalis menjadikan program magang sebagai pembajakan potensi mahasiswa oleh segelintir orang yakni perusahaan atau industri didalam maupun luar negeri. Hal ini jelas akan menghilangkan peran utama mahasiswa sebagai agen perubahan yang akan membangun peradaban mulia.

Dalam penerapannya mahasiswa dijadikan sebagai aset pendukung pilar ekonomi negara. Tawaran magang menjadi program yang sangat diminati. Sehingga dalam upaya meningkatkan perekonomian negara, sistem pendidikan di negeri ini mulai bergeser nilainya menjadi sekedar pencetak sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja dan produktif secara ekonomis.

Sistem sekuler kapitalis telah gagal serta menjauhkan peran negara dalam mengurusi rakyat termasuk menjamin perlindungan mahasiswa dari eksploitasi. Tampak jelas bahwa regulasi pendidikan yang diberlakukan memberikan dukungan korporasi tanpa memperdulikan nasib generasi yang nyataya terus menjadi korban.

Islam Menjamin Keberhasilan Dunia Pendidikan

Pemberdayaan terhadap kaum intelektual hanya akan berhasil melalui perubahan sistem kehidupan yang shahih yakni dengan sistem Islam. Sebagai sebuah ideologi, Islam memiliki pengaturan yang lengkap termasuk sistem pendidikan. Sistem pendidikan Islam tegak dibawah negara Islam, dimana Khalifah wajib menyediakan sistem pendidikan terbaik, sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

SDM dalam Negara Islam yang dimaksud yakni generasi emas yang mampu mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin dengan kemuliaan ilmu yang dimiliki. Bukan hanya sekedar kemampuan mengumpulkan materi, melainkan karena adanya kewajiban menuntut ilmu, baik ilmu Islam maupun ilmu pengetahuan lainnya.

Keberadaan generasi emas adalah kunci untuk masa depan negara. Negara Islam akan berupaya maksimal untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas melalui sistem pendidikan Islam dengan memberikan sarana dan prasarana paling terbaik.

Dalam sejarah peradaban Islam, banyak para ilmuwan dunia yang lahir dari sistem pendidikan pada masa kejayaan Islam. Mereka tidak hanya menguasai ilmu Islam, tetapi juga mumpuni dalam penguasaan bidang sains dan teknologi.

Rahasia keberhasilan pendidikan pada masa kejayaan Islam tidak lain karena pondasi akidah yang kuat. Melalui penerapan sistem politik dan ekonomi Islam, Khalifah memastikan tata kelola sistem pendidikan mengarahkan setiap muslim memiliki kepribadian Islam.

Teramat banyak ilmuwan muslim yang namanya tercantum dalam sejarah peradaban Islam maupun buku yang turut tercatat oleh peradaban Barat. Jika hari ini semua mata tertuju pada peradaban Barat yang menafikan agama, Islam justru sebaliknya.

Generasi yang lahir dari sistem pendidikan Islam akan turut mendukung tugas khalifah dalam menerapkan Islam secara kaffah di dalam negeri dan luar negeri yakni dengan dakwah dan jihad. Sistem ekonomi Islam berbasis Baitul Maal akan mendukung pendidikan gratis dan berkualitas, tanpa harus mengandalkan perusahaan sebagaimana dalam sistem kapitalisme.

Jika hari ini negara berniat mencetak generasi unggul melalui pendidikan, maka satu-satunya pilihan yang tepat adalah memilih sistem pendidikan Islam. Hanya penerapan sistem pendidikan Islam mampu mengarahkan potensi generasi termasuk mahasiswa dengan benar dan bermanfaat bagi umat, bukan yang lain.

 

Wallahu’alam bish-shawwab

Wallahu a‘lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *