Degradasi Moral Kaum Milenial

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Viola Exsa Pradhesta

Di indonesia, khususnya kaum milenial telah mengalami krisis moral. Berbagai kalangan melakukan hal hal yang tidak sesuai dengan norma kesusilaan seperti tawuran, pembunuhan, pencurian, bullying, dan bahkan kekerasan seksual yang salah satunya pemerkosaan terhadap siswi SMA N 1 Malteng oleh 17 pelajar yang terjadi di Ambon (cnnindonesia.com 31/01/2020)

Bukan hanya tahun ini, tahun tahun sebelumnya pun kasus pemerkosaan oleh para kaum milenial kerap terjadi. Tahun 2019 gadis remaja berumur 13 tahun tewas setelah diperkosa oleh 3 pelaku ( m.akurat.co ). Diduga gadis tersebut warga kampung Kadu Heulang, Cisimeut Raya, Leuwidamar, Lebak. Sadis bukan!!

Menurut psikolog dari Klinik Daya Insani, Sani B. Dorongan hasrat wajar di usia remaja. Sayangnya, dorongan hasrat itu dipadu dengan informasi yang salah. Kaum milenial kerap menonton video pornografi, sehingga memungkinkan untuk mengikutinya. Belum lagi tindak pembunuhan, tawuran, pencurian, dan lain sebagainya.

Menurunnya moral pada kaum milenial sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak? Semakin banyak kasus kasus terjadi yang dilakoni oleh para remaja. Hal ini sangat merugikan masa depan remaja. Remaja yang seharusnya menggapai cita citanya, justru gagal akibat rusaknya moral.

Titik Masalah

Pada hakikatnya memang bukan sepenuhnya karena faktor internal. Bisa jadi kerusakan moral remaja disebabkan karena faktor eksternal seperti, keluarga, lingkungan, masyarakat, pemerintah dan lain sebagainya.

Hal ini berdasarkan atas beberapa hal. Pertama, kacaunya keluarga. Keluarga yang seharusnya berperan untuk mendidik dan memenuhi kebutuhan anak anak justru terabaikan karena adanya konflik yang terjadi. Anak sering diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Orang tua sering menggambarkan kemarahannya antara satu dengan yang lain, sehingga secara tidak langsung anak akan merasa tertekan dan tidak disayang. Belum lagi masa masa remaja adalah masa untuk menemukan jati diri. Ketika dirasa berada dirumah tidak menemukan jati diri, anak cenderung memilih pergaulan di luar. Sedangkan rumah hanya sebagai tempat berteduh.

Kedua, lingkungan yang rusak. Ketika menginjak dewasa maka lingkungan sangat berpengaruh terhadap moral yang dimiliki. Remaja yang hidup di lingkungan yang baik maka akan memiliki kepribadian dan perilaku yang baik. Sebaliknya, jika remaja hidup di lingkungan yang kurang baik maka kepribadian dan perilakunya juga tidak baik.

Ketiga, pendidikan rendah. Pada masa kini pendidikan moral tak lagi dinomorsatukan. Sekolah lebih mengedepankan nilai pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena sekolah menciptakan pelajar dengan tingkat kepandaian di luar batas yang kedepannya dapat menghasilkan laba dari jabatannya. Moral pelajar tak lagi diperhatikan, bahkan dicampakkan.

Keempat, pemerintah egois. Sudah sangat banyak kasus kasus yang terjadi akibat menurunnya moral kaum remaja. Namun sampai kini, solusi yang diberikan oleh pemerintah tak mencuatkan hasil. Bahkan, pemerintah enggan menangani hal ini.

Kelima, kurangnya keimanan. Keimanan berpengaruh terhadap tingkah laku yang dimiliki. Keimanan yang kuat bisa mengontrol apa yang hendak dilakukan. Orang cenderung akan memperkirakan apakah ini baik atau buruk. Tetapi ketika keimanan kita sedang down, akan melakukan suatu hal pun tak dipikirkan terlebih dahulu.

Solusi Mustanir

Kerusakan moral kaum milenial harus segera diatasi. Jika tidak, maka masa depan remaja akan terancam. Masyarakat, keluarga, dan pemerintah harus lebih responsif terhadap apa yang terjadi dalam diri kaum milenial saat kini. Pendidikan harus dirombak, dirubah, dan menentukan skala prioritas yaitu moral pelajar.

Islam sangat menganjurkan pendidikan moral terlebih dahulu. Memperbaiki akhlak manusia adalah salah satu misi utama diutusnya Rasulullah. Selain itu, para ulama dahulu menasehati kepada penuntut ilmu untuk belajar adab sebelum belajar yang lain.

Kalau kita berkaca, ulama dahulu sangat mengutamakan adab seperti Imam Ibnu Qosim murid senior Imam Malik menyatakan bahwa ia telah lama belajar adab.

“Aku telah mengabdi kepada Imam Malik bin Anas selama 20 tahun. Dari masa itu, 18 tahun aku belajar adab, sedangkan sisanya, 2 tahun untuk belajar ilmu” ( Tanbih Al Mughtarrin)

Demikianlah islam bagaimana dalam mengatur pendidikan bagi umat muslim. Bagi islam adab adalah terpenting. Namun, kini kita berada dalam naungan demokrasi kapitalis-liberal, dimana kita hanya diajarkan ilmu pengetahuan saja. Kerusakan moral kian meluas mengenai kaum milenial.

Oleh karena itu, kita harus segera kembali kepada Islam. Solusi mustanir mengatasi kerusakan moral. Dengan islam kaum milenial akan terjaga. Kerusakan moral tak lagi ada. Cita remaja dapat dicapainya.

Wallahu a’lam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *