Oleh: M. Azzam Al Fatih
Aku bukan berasal dari kalangan pendidikan pesantren, juga bukan dari ulama,kyai, atau ustadz. Namun dari keluarga yang tidak mengenal Islam yang benar. Akibatnya secara sukarela menelan racun sekulerisme, kapitalisme, dan liberalisme. Yang menyebabkan diri mabuk oleh buaian nafsu.
Baru diusia 20an, mengenal Islam sesungguhnya. Mengenal aqidah yang benar, syariah yang kaffah, dan bagaimana mendakwahkan sesuai metode dakwah Rosululloh SAW.
Setelah itu hati dan pikiran terasa lengket di setiap aktivitas, hingga diri ini terbuai oleh kesucian Islam.
Siang dan malam terasa nyaman, tenang dan ceria. Semua itu karena keindahan Islam, yang telah merasuk kedalam lorong gelapnya pemikiran sekuler. Dan pada akhirnya aku berkata ” aku jatuh cinta”, jatuh dipelukan Islam yang telah memuaskan akal dan menenentramkan jiwa.
Islam itu indah. Seindah ungkapan kata cinta ditaman bunga melati. keindahannya tidak hanya dalam ucapan, Namun Indah dalam perbuatan dan tingkah laku, manakala Islam diterapkan secara kaffah.
Islam, islam itu indah, sehingga menghadirkan pribadi – pribadi yang indah, ramah, terdidik, dan berakal ( RADIKAL). Sejuk dalam pandangan, nyaman dalam pergaulan dan tentram setiap saat.
Dan ternyata islam itu juga cantik, membuat setiap insan lembut tutur katanya, cerdas dalam bersikap dan mudah bergaul namun bisa menjaga diri. Menyebabkan diri insan selalu dirindukan oleh saudara, sahabat, dan semua insan yang pernah bersinggungan.
karena kesuciannya. Islam pun menjamin keamanan, kesejahteraan, dan keadilan seluruh umat manusia. Setiap insan yang jatuh cinta, ia akan terjaga akan keislamannya, terjaga dari makar jahat orang kafir dan munafik. Hidup terasa serba indah, tanpa ada yang berani mnenggangu jalinan kasih dengan Tuhannya.
Aku jatuh cinta. Cinta yang membawaku keselamatan dunia maupun akhirat. Selamat dari kehancuran dunia akibat nafsu yang membelenggu serta selamat dari azab pedih di akhirat akibat lalai untuk menjaga cinta suci dari Allah SWT.
Namun, cintaku telah ternoda. Dinodai oleh orang munafik yang menista agama dan Nabiyullah Muhammad SAW. Cintaku terkotori oleh preman berdasi dengan membuat keresahan di masjid, jalan, sekolah, dan majelis taklim. Bahkan cintaku direnggut oleh orang – orang kafir berwajah muslim. Mereka menghapus mahkota seorang muslim, ” Khilafah” dari materi pendidikan Madrasah dan pesantren dengan beribu alasan.
Mereka juga menghapus jihad, ” dari selalu didambakan seorang muslim untuk menjadi kekasih Allah dan rasulnya dalam rangka menjaga kesucian cinta.
Tetapi, umat muslim masih bisa tersenyum. Senyuman manis yang penuh harapan atas cinta yang ternoda. Sebab kesucian cintanya akan kembali menyinari pribadi insan yang ikhlas berjuang, Istiqomah, dan selalu berserah diri kepada pemilik cinta suci.
Semoga Allah segera memberi pertolongan dengan mengijabah doa dan usahanya untuk menegakkan kembali sistem Islam. yang menjaga kemurnian dan kesucian cinta demi keselamatan dunia maupun akhirat. Aamiin ya rabbal Alamin.
Wallahu’Alam Bhishowwab.