Catatan Kecil Untuk Politisi Demokrasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ansar Elhaddadi (Hakim Parlemen Jalanan dari Timur, Makassar)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya, sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Pengkhianat diberi amanah, sedangkan orang yang amanah dituduh khianat. Dan pada saat itu para Ruwaibidhah mulai angkat bicara. Atas pernyataan Rasulullah SAW itu seorang sahabat bertanya siapa itu Ruwaibidhah? Rasulullah menjawab “Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak”.

Problematika percaturan politik kita hari ini tak kunjung menemui titik terangnya. Dengan bengisnya para politisi diruang lingkup berhala demokrasi kapitalisme yang mengatur urusan ummat melakukan berbagai kebijakan-kebijakan yang menindas rakyat. Ketahuilah politisi-politisi yang ada hari ini tidak akan pernah pro rakyat disebabkan politisi yang berada dibawah kendali sistem demokrasi hanya mementingkan kepentingan atau golongannya sendiri dan mengabaikan kepentingan rakyat. Orang-orang goblok seperti ini hanya dijadikan boneka dan terus-menerus menjilat pada tuan-tuan besar cukongnya. Para pejabat dan politisi yang menduduki posisi-posisi publik sebagai anggota DPR, DPRD, aparat penegak hukum, majlis tinggi negara beserta konco-konconya yang mengatur urusan ummat, hanyalah pengkhianat keparat yang wajib dilucuti, direpasi, dan ditelanjangi kebijakan-kebijakan busuknya dan perselingkuhannya terhadap korporat pengusaha yang menindas.

Dalam sistem demokrasi kapitalisme yang diterapkan, para politisi tersebut akan menerapkan berbagai cara demi mempertahankan eksistensi kekuasannya walaupun rakyatnya sendiri yang menjadi tumbalnya dan tentu saja mereka sangat setia dan membebek kepada tuan-tuan cukongnya yang mendanai budak-budaknya dengan cara elegan tanpa diketahui oleh rakyatnya siapa dibalik aktor yang mengontrol kebijakan politisi tersebut dalam membuat rancangan undang-undang. Permainan kotor seperti ini kalau kita menganalisis lebih dalam, politisi yang berkuasa hari ini menggantungkan hidupnya kepada para elit pemodal atau lebih tepatnya pengusaha sehingga mau tidak mau politisi tersebut harus nurut kepada tuannya jika tidak tentu saja dikeluarkan dan tidak dimodali kembali ketika ingin memperpanjang takhta kekuasaannya.

Korelasi antara penguasa dan pengusaha akan akan menjadikan balas budi politik yang menyimpang dan berdampak pada kebijakan yang menindas rakyat. Akan sangat mustahil mendapatkan kekuasaan ketika politisi tersebut tidak disokong oleh kaum bourjouis. Para cukong ini akan sangat mudah mengontrol para penguasa demi memuluskan kepentingan golongannya sendiri. Sederhananya adalah setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hari ini tak lepas dari pengaruh elit kaum bourjois.

Dalam demokrasi, agaknya memang tidak dibutuhkan ideologi bahkan sekedar idealisme yang menjadi satu-satunya visi dan misi kearah yang lebih baik itu sudah dikebiri habis-habisan atau bisa dikatakan bersifat pragmatis. Dan kita lihat sendiri faktanya setiap kali para politisi dengan sangat patuh terus mengambil untung berbunga guna membiayai diri mereka dan segala proyek-proyek yang juga menguntungkan kaum pemodal, dan terus memajaki rakyatnya sendiri demi memenuhi kewajiban mereka kepada para tuannya. Itulah sebabnya kebijakan mereka harus ditelanjangi dan demokrasi akan melahirkan kaum Ruwaibidhah, dan mereka harus direparasi.

Untuk itu kita sebagai politisi islam yang cinta negeri ini, dengan berselimut kesabaran, kita dan kawan-kawan sekalian yang mengemban risalah perjuangan akan terus keras kepala menyuarakan suara-suara kebenaran. Wahai pengemban ideologi islam yang shahih, jangan kau diam apa lagi bungkam melihat kebijakan busuk rezim demokrasi yang menindas rakyat, karena tonggak sabda perubahan progresif revolusioner berada dipundak kalian yang memilih mengemban dakwah islam sehingga genggaman bara api revolusi akan bermetamorfosis sebagai bahan bakar re-Ideologi Islam demi tegaknya Khilafah Islamiyah kemudian penguasa dzholim ini menjadi abu sampah peradaban menemui ajalnya. []

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *