Buaian Kerinduan Kumandang Azan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Jumratul Sakdiah, S.Pd.

 

Kini, suara azan yang menggema kembali dipermasalahkan. Azan sebagai seruan Allah kepada setiap yang beriman agar menjalankan salat lima waktu dalam sehari mulai tak nyaman di telinga mereka. Mengapa demikian? Berita yang dikutip dari Merdeka.com yang menyebutkan bahwa Kementerian Agama telah menerbitkan aturan yang bertujuan mengatur penggunaan toa atau pengeras suara baik di masjid atau musala (m.merdeka.com, 01/032022)

Azan adalah kalimat dari Allah yang mulia dan diperintahkan untuk dikumandangkan dengan nada yang keras agar di penjuru bumi mendengar panggilan Allah ini. Bahkan Bilal sebagai orang pertama yang menjadi muazzin harus menaiki tempat yang tinggi agar suaranya terdengar oleh masyarakat Madinah. Karena saat itu pengeras suara belum ada, maka dicarilah alternatif agar suara azan tetap menggema. Karena itu, pada dasarnya azan tetaplah seruan yang harus diperdengarkan kepada seluruh masyarakat setempat.

Bukan hanya itu, azan juga adalah pertanda kemenangan kaum muslimin. Karena sebelumnya kaum muslimin dalam keadaan tak merdeka. Mereka dizalimi dengan propaganda, penyiksaan dan bahkan pemboikotan oleh orang kafir Quraish saat itu. Maka ketika azan itu terdengar, seluruh kaum muslimin saat itu sangatlah bergembira.

Maka dari itu, suara azan sangat dirindukan oleh kaum muslimin di manapun mereka berada. Karena setiap kalimat yang terkandung di dalamnya sangat menyentuh hati orang yang beriman dan bahkan menggetarkan jiwanya. Sehingga tak heran kaum muslimin akan protes saat suara azan kembali dipermasalahkan dengan aturan pengeras suara. Dan tidak hanya itu, umat Islam sangat sedih dan menyayangkan saat suara azan dianalogikan dengan gonggongan anjing. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dalam keterangannya, Yaqut menyandingkan speaker masjid yang kerap digunakan untuk azan dengan gonggongan anjing yang dinilainya mengganggu masyarakat (nasional.tempo.com, 24/02/2022).

Sungguh hal ini sangat menyayat hati umat Islam. Tersebab analogi yang dianggap tak pantas untuk disandingkan. Karena lafaz azan adalah kalimat mulia yang datang dari Allah sementara seburuk-buruk perumpamaan kejelekan adalah seekor anjing. Sungguh hal ini tak sepadan bahkan mengarah kepada penistaan terhadap agama Islam. Senada dengan ungkapan Wasekjen PA 212 Novel Bakmumin yang turut menyoroti analogi yang dipakai Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Novel menilai Yaqut dengan pernyataannya tersebut dianggap telah menistakan agama. Bahkan Novel membandingkan Yaqut dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (suara.com, 24/02/2022).

Ungkapan lain datang dari seorang ulama senior Nahdahtul Ulama Provinsi Nusa Tenggara Barat yang juga merupakan Ketua Yayasan Maraqittaqlimat Mamben Lombok Timur, TGH Hazmi Hamzar, meminta Presiden dan Wakil Presiden menegur dan mengevaluasi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atas ucapannya yang membandingkan suara azan dengan suara gonggongan anjing. Dia menyatakan, pernyataan Yaqut yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing itu sangat fatal dan sebuah kesalahan besar (suara.com, 26/02/2022).

Namun beginilah potret negeri kita. Muslim mayoritas tapi serasa minoritas. Simbol-simbol Islam sering disoroti. Mulai dari pakaiannya yakni cadar, benderanya yakni alliwa dan arroyah, ajarannya yakni khilafah dan jihad, para ulama dipersekusi hingga saat ini azan yang hanya berupa panggilan salat pun dianggap meresahkan. Miris, ternyata kita hanya tinggal di negeri Islam dalam dekapan barat bukan negara Islam merdeka yang diatur dengan Islam.

Islampobia mulai menjamur di negeri ini. Bahkan sedihnya penyakit ini diderita oleh muslim sendiri. Padahal pemikiran ini berasal dari Barat. Mereka yang mengarusderaskan opini ini. Tujuan mereka hanya satu, yaitu lenyapnya Islam dari bumi ini. Sehingga mereka melakukan segala upaya agar umat Islam meninggalkan agamanya dan mengikuti millah kafir barat laknatullah ‘alaih.

Namun, sejatinya saat Barat mencoba memadamkan cahaya Islam, justru Allah yang akan menyempurnakan cahayaNya walaupun orang kafir membencinya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. As-Saff Ayat 8, yang berbunyi:

يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.

Maka sudah sepantasnya kaum muslimin memegang Islam secara kokoh dan menjadi penjaga Islam terpercaya hingga Islam tegak di atas bumi ini dengan diterapkan semua aturan Islam di seluruh penjuru kehidupan. InsyaAllah kalimat Allah akan ditinggikan dan diagungkan serta kemuliaan Islam akan mercusuar dunia. Wallahu ‘alam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *