Badai PHK di Industri Start Up, Turunan dari Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Nabila Sinatrya

Ditengah pulihnya ekonomi terjadi fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) pada perusahaan rintisan atau startup. Beberapa di antaranya adalah LinkAja, JD.ID, hingga Zenius. Dilansir dari cnbcindonesia.com/29/05/2022 bahwa Zenius yang berhasil menggalang dana puluhan juta dolar Amerika Serikat hari ini mengumumkan PHK 200 pegawai, begitu juga Netflix yang melakukan PHK 150 pegawai.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan, fenomena PHK massal yang terjadi di sejumlah startup di Indonesia dalam waktu berdekatan ini bisa dibilang sebagai bubble burst. Dilansir dari Investopedia/29/05/2022, bubble atau gelembung merupakan siklus ekonomi yang ditandai dengan naiknya nilai pasar dengan cepat. Terutama pada harga asset.

Pada startup-startup ini tidak lepas dari peran investor yang bisa berubah kapan saja. Dalam tumbuh dan berkembangnya, startup butuh dana dari investor. Maka muncullah perusahaan-perusahaan modal ventura (VC) untuk memberikan investasi kepada perusahaan startup. Hubungan timbal balik pasti berlaku dimana VC akan mendapatkan saham dari perusahaan startup tersebut.

Kondisi statup dalam masa pandemic mengalami peningkatan. Perusahaan analisis VC Dealroom dan agen promo Inggris London & Partners menerbitkan data yang menyebutkan bahwa venture capital menginvestasikan lebih dari US$ 675 miliar pada perusahaan unicorn di seluruh dunia pada tahun 2021. (Cnbcindonesia.com/16/01/2022)

Permainan bisnis startup inilah yang nantinya bisa mengguncang ekonomi karena fokus investasinya pada sektor ekonomi nonriil (pasar saham) sehingga rentan terjadi penggelembungan ekonomi, bahkan bisa pecah. Hal ini bisa terjadi dalam sistem ekonomi kapitalisme, sehingga Ketika harga saham sedang turun bisa berdampak pada pengurangan tenaga kerja (PHK).

Ini tentu berbeda dengan sistem ekonomi islam yang berasaskan Aqidah Islam, dimana segala pengaturan termasuk dalam sektor ekonomi bersumber dari Allah SWT. Penerapan islam secara keseluruhan hanya ada dalam institusi khilafah. Dalam khilafah pembangunan ekonomi berfokus pada sekor riil dengan mengembangkan tiga sektor industri, yaitu industri berat, industri strategi berbasis militer, dan di bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

Agar tidak terjadi ketimpangan Negara harus turun langsung untuk mengurusi urusan rakyatnya dengan sungguh-sungguh. Negara juga mengatur aspek perolehan harta, pemanfaatannya, serta distribusi harta sehingga tidak bergantung pada investasi asing. Permasalah ekonomi yang terjadi hari ini adalah turunan dari diterapkannya sistem ekonomi kapitalis, sudah saatnya kita beralih pada sistem terbaik yaitu sistem ekonomi islam secara keseluruhan. Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *