Oleh : Tutik Indayani (Komunitas Muslimah Rindu Jannah)
Dunia anak berbeda pada saat sudah dewasa. Perilaku yang terjadi pada waktu dewasa sedikit banyak pengaruh pendidikan pada masa anak-anak dan lingkungan di sekitarnya. Disinilah pentingnya peran orang tua dalam mendidik anaknya.
Ibarat sebuah teko di isi madu bila dituangkan ke dalam gelas, yang keluar pasti madu. Sebaliknya bila teko di isi racun, dapat dipastikan yang keluar adalah racun. Demikian juga seorang anak kecil yang masih polos, bila orang tuanya mendidik dengan cara yang benar dan didukung oleh lingkungan yang baik pastilah calon generasi mudah ini akan tumbuh menjadi generasi yang sangat baik, sebaliknya bila dididik dengan cara yang salah ditambah dengan lingkungan yang tidak baik pasti akan menghasilkan generasi yang tidak baik.
Seperti saat ini ada seorang publik figur seorang artis perempuan yang begitu bangganya mengatakan bahwa dirinya tidak ragu menemani anaknya menonton film porno, dengan alasan bahwa dirinya bukan orang tua yang kolot dan ingin berfikiran terbuka.
Dia juga tidak menampik saat ini ada beragam macam konten porno yang bisa diakses dan disaksikan anak-anak. Dia memilih mendampingi anak-anak yang layak seorang teman. Dia berharap hal tersebut membuat anak-anaknya lebih terbuka kepada dirinya.
Pendapat dan cara pandang artis dalam mendidik anaknya dalam masalah seksualitas tersebut mendapat perhatian dari Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto menyampaikan bahwa ,” konten porno sangat berbahaya dan memberi dampak negatif yang sangat serius pada tumbuh kembang anak, sekalipun dalam menontonnya didampingi orang tuanya. Walau dengan alasan untuk memberikan pendidikan seks, tidak seharusnya orang tua memberikan fasilitas konten porno pada putra putrinya dan meminta orang tua untuk berhati hati dalam mendidik anaknya dan memperhatikan etika perlindungan anak.”
Pernyataan ketua KPAI ini berbanding terbalik dengan pemuja liberalisme. Bagi mereka pendidikan seks sejak dini itu sangat penting dan mendorong orang tua supaya pro aktif agar komunikasi terhadap anak lebih terbuka dalam segala hal termasuk mengarahkan orientasi seksual anak dengan benar.
Pendidikan Seks Terkonsep Secara Global
Bukan tanpa alasan program pendidikan seks sejak dini di kampanyekan, karena PBB melalui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) menyarankan setiap negara dunia termasuk Indonesia untuk menerapkan pendidikan seksual yang konprehensif. Rekomendasi ini berdasarkan pada kajian terbaru dari Global Education Monitoring (GEM) Raport, UNESCO.
Rekomendasi itu meliputi :
~ investasi dalam pendidikan guru
~ membuat kurikulum yang relevan dan berbasis bukti
~ mengembangkan mekanisme pemantauan dan evaluasi serta memastikan implementasi
~ bekerja dengan sektor lain untuk membawa perubahan nyata, khususnya dengan sektor kesehatan untuk menghubungkan sekolah dengan layanan kesehatan dan meningkatkan dana
~ terlibat dengan komunitas dan organisasi induk untuk mengatasi perlawanan yang tidak berdasar fakta
Rekomendasi tersebut dibuat berdasarkan kajian dengan menggunakan data secara global, bahwa mendapati 15 juta anak perempuan menikah sebelum berusia 18 tahun setiap tahunnya. Sekitar 16 juta anak berusia 15 – 19 tahun dan satu juta anak perempuan diantaranya dibawah 15 tahun melahirkan setiap tahunnya di dunia. Ini bukan hanya sekedar pendidikan mereka yang berakhir, tetapi juga seringkali berakibat fatal. Dengan kehamilan dan kelahiran merupakan penyebab utama kematian diantara kelompok usia dini. Selain itu fakta menunjukkan hanya sekitar sepertiga orang yang berusia 15 – 24 tahun yang memiliki pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV.
Berdasarkan data tersebut GEM Report menyebut pendidikan seks dapat membantu melindungi diri dari HIV, kehamilan yang tidak diinginkan dan terinfeksi penyakit seksual lainnya. Pendidikan seks juga dapat digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, saling menghormati dan tanpa adanya kekerasan dalam hubungan.
Dengan pola fikir semacam ini tidak pelak lagi sedikit banyak mempengaruhi perilaku peradaban manusia saat ini, terutama masalah pergaulan bebas.
Hanya Islam Yang Dapat Mengatasi Priblematika Umat
Semakin lemahnya umat Islam akibat tidak ada kehadiran pemimpin yang menerapkan nilai-nilai Islam, yang akhirnya begitu mudahnya mengimpor nilai-nilai liberal yang semakin kuat.
Dengan derasnya arus globalisasi saat ini, pemikiran barat dianggap lebih modern, sehingga apapun yang barat kampanyekan pasti akan diadopsi tanpa pikir panjang dan tanpa disadari mereka telah menjerumuskan putra putri mereka dalam kehinaan di hadapan Sang Khaliq.
Sungguh sangat disayangkan, dengan begitu bangganya seorang figur mengatakan mendampingi putranya menonton konten porno. Ini semakin menunjukkan berapa rendahnya tanggung jawab terhadap ajaran Islam, akibat tidak memahami ajaran Islam secara utuh dan arus seksualitas yang semakin tidak terbendung.
Islam menempatkan naluri seksual secara indah dan selaras dengan tujuan penciptaan manusia. Bukan dengan membebaskan dan bukan pula melarangnya.
Syariat memerintahkan untuk menundukkan pandangan dan menutup aurat, melarang khalwat dan ikhtilat, mengharamkan zina dan liwath, memenuhi naluri seksual dalam hubungan pernikahan, membangun hubungan silaturahmi, serta membangun sikap penuh hormat terhadap lawan jenis sebagai identitas.
Bila mengenal lebih dalam lagi tentang syariat mulia ini, secara langsung umat akan menolak ide-ide yang merusak dari dunia barat yang hanya berdasarkan kebebasan dan dampaknya sangat berbahaya bagi tumbuh kembang generasi muda pencetak peradaban di masa depan dan hanya mengadopsi Islam sebagai sumber hukum dan perundangan.
Dalam Islam akan selalu mengawasi media yang ada peluang menayangkan konten-konten porno seperti koran, majalah, tabloid, media televisi, situs internet, media jaringan sosial diantaranya Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain. Tidak ketinggalan juga sarana hiburan seperti film dan pertunjukan seni hiburan lainnya.
Bila syariat sudah tertancap di hati, tidak akan muncul pro dan kontra terhadap kebebasan perilaku seksual, konten-konten porno. Umat pasti secara sadar menghentikan dan menjauhinya.
Patut diingat anak adalah amanah yang diberikan Allah kepada para orang tua, yang keberadaannya dapat mengantarkan ke surga bila secara benar mendidiknya dan akan mengantarkan ke neraka bila salah dalam mendidiknya.
Apa yang terjadi pada anak-anak kita dimasa akan datang itu tidak lepas dari apa yang pernah kita ajarkan, karena itu ajari anak-anak kita dengan hal-hal yang positif yang sesuai dengan yang Allah ridhoi
Wallahu’alam bishshawab.