Apakah Normal Life Kata Lain Dari Berdamai Dengan Corona?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Nisa Andini Putri

Jakarta, CNBC Indonesia Pemerintah tampaknya akan segera melonggarkan aktivitas sosial serta ekonomi dan bersiap kembali beraktivitas dengan skenario New Normal. Pemerintah sudah gencar mewacanakan ini dan mulai menerapkannya pada lingkungan kerja Aparatur Sipil Negara (ASN), atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ajakan Presiden Jokowi untuk menjalankan kehidupan New Normal sebaiknya direspons dengan panduan program yang jelas. Jika tidak, sangat berpotensi Indonesia mengalami kegagalan sosial. Bahkan akan berbahaya bagi masyarakat karena setiap orang akan dipaksa beradaptasi dengan wabah corona dengan kata lain berdamai dengan corona. Istilah berdamai dengan corona telah dirilis oleh pemerintah sebelum New Normal Life, lagi-lagi pemerintah mengeluarkan istilah yang membingungkan masyarakat.

Normal Life ini adalah ide barat yang mulai dikuti oleh pemerintah Indonesia. Salah satu negara barat yang mulai bersiap untuk Normal Life yaitu Inggris. Dikutip dari rmol.id (26/05/2020), Inggris melalui Menteri Luar Negerinya, Dominic Raab mengingatkan, saat angka kasus mereda dan wabah virus mulai melandai, orang-orang akan kembali kepada kehidupan normalnya lagi.

Sementara itu kita lihat saat ini, angka positif Covid-19 di Indonesia masih membumbung tinggi belum ada menunjukkan kurva landai seperti yang diinginkan pemerintah. Denga demikian, tentu cita-cita normal baru yang diinginkan pemerintah sebagaimana yang berlaku di dunia Barat sebaiknya disimpan dulu hingga indonesia benar-benar siap untuk hidup normal kembali. Namun jika pemerintah Indonesia tetap memaksa pemberlakuan normal baru, terlebih tanpa peta jalan yang jelas dan benar serta potensi miskoordinasi birokrasi di sana sini, maka wacana normal baru tak ubahnya sekadar membebek pada tren global.

Berbeda dengan Islam tentu mempunya solusi dari setiap probletika kehidupan manusia, tidak hanya mengikuti tren global saja. Solusi yang diberikan Islam sangat berbeda dengan solusi yang diberikan rezim saat ini dalam penanganan pandemi wabah. Sebagaimana Firman Allah SWT:

مَن قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

“ Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.” (QS Al-Maidah [5] : 32).
Juga sabda Rasulullah ﷺ berikut ini:

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).

Itulah konsep khalifah dalam penanganan wabah menurut Islam. Bahwa satu nyawa saja sangat berharga, apalagi jutaan nyawa yang ada di wilayah tersebut. Islam mengajarkan supaya pemerintah tidak lalai, dan memberi jalan keluar agar angka kematian tidak semakin bertambah.
Negara Khilafah menangani pandemi berdasarkan ajaran Nabi ﷺ. Khilafah menerapkan karantina wilayah (lockdown) bagi kawasan zona merah. Melakukan proses isolasi serta pengobatan dan perawatan terbaik bagi yang sakit, sampai mereka sembuh. Serta menjamin nyawa warganya agar tetap sehat dan jangan sampai tertular wabah.

Jadi cara yang dilakukan akan benar-benar mengikuti Syariat Islam, bukan berdasarkan nafsu semata. Aturan Islam melalui sistem Khilafah akan berupaya sekuat mungkin agar angka korban tak bertambah. Karena bagi Khilafah, satu saja sumber daya manusia yang menjadi warganya, adalah aset yang harus dipertanggung jawabkan pengurusannya oleh penguasa di hadapan Allah SWT di akhirat kelak.

Oleh karena itu untuk mewujudkan kehidupan yang normal yaitu dengan mengembalikan Islam sebagai solusi kehidupan. Serta sebagai wujud ketaatan terhadap aturan Allah, dengan kata lain mengembalikan sistem Khilafah (Islam) di tengah masyarakat. Karena Islam satu-satunya sistem yang mempunyai solusi setiap problematika kehidupan manusia. Wallahu’allam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *