Oleh : Dwinur Pratiwi (Anggota Komunitas Ksatria Aksara Kota Bandung)
Berdasarkan hasil survei indikator politik Indonesia menunjukan sebanyak 64.7 persen anak muda menilai partai atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Dan sebanyak 25.7 persen lainnya, anak muda yang menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi.
“Sikap mereka tidak begitu yakin,” ucap politisi Indonesia Burhanuddin muhtadi dalam rilis survei secara daring minggu (21/03). (Merdeka.com 21/03/2021)
Banyak anak muda yang tidak toleran dalam hal politik dibandingkan intoleransi pada praktik ritual keagamaan, sosial hal itu menjadi temuan dalam survei suara anak muda tentang isu-isu sosial politik bangsa.
Sudah jelas terlihat bahwa anak muda sekarang sebagian cenderung menjadikan islam sebagai dasar aktivitas dasar politik mereka. Perlahan-lahan mereka mulai meragukan kebijakan pemerintah saat ini, namun kecenderungan ini malah dinilai sebagai intoleransi.
Mereka belum sepenuhnya mengerti akan politik yang sesuai dengan syariat islam, sehingga mereka terkesan hanya tidak puas dengan kinerja pemerintah saja.
Maka saat ini, anak muda hanya tinggal memahami politik islam yang sebenarnya, karena politik dalam islam berbeda dengan politik saat ini yang telat tercampur paham sekularisme, paham yang memisahkan agama dari kehidupan.
Sedangkan islam diturunkan bukanlah hanya sekedar menjadi agama ritual saja. Islam adalah sebuah ideologi cara pandang yang khas mengatur kehidupan manusia sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab(Al-Qur’an)untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”(Qs.An-Nahl, surat ke 16 ayat 89)
Dalam Al-Qur’an semua ilmu dan segala sesuatu sudah dijelaskan seperti semua perkara halal dan haram. Al-Qur’an mencakup segala yang diperlukan oleh manusia bahkan dalam perpolitikan pun sudah dijelaskan seorang muslim hanya boleh di pimpin oleh pemimpin muslim saja dan harus berlandaskan Al-Qur’an dan as Sunnah hal ini adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Sesungguhnya hari ini, kita memerlukan penyadaran dengan mengkaji secara sungguh-sungguh serta menerima penjelasan tentang politik Islam yang hakiki. Jadi tidak benar jika agama dipisahkan dengan politik ataupun negara, karena Islam seperti yang sudah dituliskan, bukanlah sekedar agama. Dengan memahami Islam lebih rinci lagi dan meyakini bahwa yang kita butuhkan adalah penerapan syariah Islam secara menyeluruh adalah kunci agar kita sadar, ummat butuh Khilafah agar pemuda tidak alergi lagi dengan politik, karena arti politik sesungguhnya adalah mengurusi ummat dengan sesuai apa yang Allah perintahkan.
“Sesungguhnya dunia adalah ladang bagi akhirat, tidaklah sempurna agama kecuali dengan dunia. Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar; agama merupakan fondasi dan penguasa adalah penjaganya. Apa saja yang tidak memiliki pondasi akan hancur, dan apa saja yang tidak memiliki penjaga akan hilang. Dan tidaklah sempurna kekuasaan dan hukum kecuali dengan adanya pemimpin.” (Dari kitab Ihya ‘Ulumuddin, Imam Al Ghazali)
Wallahua’lam bishawab.