Aksi Umat Tolak Komunis, Tolak Semua Sistem Kufur

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Desi Rahmawati

Assalamualaikum wr wb.

Persaudaraan Alumni atau PA 212 dan Aliansi Nasional Anti Komunis menggelar Apel Siaga Ganyang Komunis Jabodetabek, Ahad (5/7/2020/Tempo.co.Jakarta).
Dalam apel ini, para peserta diminta berikrar untuk siap Jihad Qital memerangi kaum komunis dan pihak yang ingin mengubah Pancasila menjadi Trisila atau Ekasila.

Ikrar dipimpin oleh petugas bernama Ridho. Diawal pembacaan ikrar ia meminta para peserta apel untuk membaca dua kalimat syahadat,dan lima point ikrar yang akan dibacakan para peserta.

Berikut pernyataannya :”Kami Laskar Aliansi Nasional Anti Komunis dengan ini berikrar dan bertekad”:
Satu, “bahwa kami akan menjadi pembela agama, bangsa dan negara”.
Dua, “bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk Jihad Qital mempertahankan Aqidah Islam dan melawan kaum komunis di bawah komando Ulama”.
Ketiga, “para Laskar siap siaga untuk menjaga para Ulama dari serangan komunis”.
Keempat, “bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk menghadapi gerombolan Trisila dan Ekasila yang akan mengganti Pancasila.
Kelima, “para Laskar menyiapkan diri dari serangan operasi Intelijen hitam yang pro komunis “.

Acara apel siaga ini sendiri dipimpin oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis. Turut hadir sejumlah tokoh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama seperti Ma’arif, Gatot Saptono alias Muhammad Al-Khaththath, Sekretaris Ulama FPI Munarman dan lainnya.

Namun aksi yang digelar Alumni PA 212 yang dihadiri ribuan massa di Jakarta dan Tanggerang, mendapat berbagai kritikan dari Komisi Perlindungan Anak (KPAI). Berdasarkan pemantauan dilapangan sangat disayangkan masih terus melibatkan anak-anak,mulai bayi hingga remaja dalam orasi tersebut.Apalagi dalam kondisi pandemi covid 19.

Selain itu juga terlihat ada orang tua yang bermasker dan yang tidak termasuk balita. Yang seharusnya situasi PSBB transisi Jakarta dipatuhi oleh para peserta aksi. “Agar dampak resiko ancaman jiwa massa dan anak-anak Indonesia dapat diselamatkan sejak dini, KPAI meminta anak-anak tidak terus menerus diikutsertakan dalam aksi massa, unjuk rasa dan kampanye politik. Karena pengalaman buruk yang seharusnya tidak boleh diulang Bangsa ini “pungkas Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan partisipasi anak ini.

Meskipun demikian aksi umat tolak komunis hingga resolusi Jihad Qital adalah wujud semangat memperjuangkan Al Haq(Islam) dengan jiwa raga hingga nyawa.

Semoga kritikan berbagai pihak menjadi perbaikan untuk para ormas Islam dalam orasi kedepannya. Dan semestinya gerakan ini dilanjutkan dengan menolak semua pemikiran dan sistem kufur yang bertentangan dengan Islam yakni kapitalisme -sekuler yang telah membuat rakyat menderita karena kesenjangan ekonomi dimana yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin makin tertindas dalam segala aspek akibat penerapan ideologi kapitalisme di negeri ini. Fakta inilah yang harus kita hadapi bersama bukan hanya menghentikan bahaya komunisme. Jangan sampai terbelokan pada sikap pragmatis memperjuangkan Pancasila dan melalaikan kewajiban memperjuangkan tegaknya sistem syariat Islam yang bisa mewujudkan keadilan dan kesejahteraan yang hakiki dalam bingkai Khilafah..

Wallohualam Bishowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *