Akibat Penerapan Sistem yang Rusak

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Sekar ( Aktivis Dakwah Kampus di Surabaya)

Anak merupakan anugerah yang paling berharga dan dinanti kehadirannya oleh sebuah keluarga. Tetapi pada kenyataanya ada seorang Ibu tega membunuh anaknya sendiri yang bahkan masih duduk dibangku sekolah dasar. LH (26), seorang ibu rumah tangga diduga membunuh anaknya di kediamannya di Kecamatan Larangan, Tangerang. Tindakan tersebut diduga bermula dari perasaan kesal LH karena anaknya yang duduk di kelas 1 SD itu sulit diajarkan saat belajar daring (CNN Indonesia, 17 september 2020)

Banyaknya kendala yang dialami masyarakat pada situasi pandemi membuat tidak sedikit dari mereka yang tidak dapat berfikir jernih dalam memutuskan suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah. Adanya kendala yang dialami sang anak pada saat pembelajaran jarak jauh sebenarnya merupakan perkara sepele. Hal tersebut membuat sang Ibu merasa kesal disebabkan juga karena tekanan kondisi ekonomi yang semakin memburuk ditengah pandemi, fasilitas pembelajaran jarak jauh yang terbatas, hingga kesulutan mendapat akses internet membuat Ibu koeban tertekan dan menimbulkam emosi yang tidak terkontrol.

Allah SWT, berfirman dalam surah Al-an’am ayat 151
تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan sesuatu sebab yang benar.

Ayat diatas dengan tegas menjelaskan bahwa kita tidaak boleh membunuh tanpa suatu sebab yang benar, sebab yang dibenarkan oleh syariat. Membunuh anak karena sulitnya anak memahami pelajaran merupakan suatu tindakan keji yang seharusnya tidak dilakukam seorang muslim.

Kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengatasi pandemi dilihat dari kasus yang marak terjadi mulai dari perampokan, pembunuhan, kekerasan dalam rumah tangga, meningkatnya angka perceraian merupakan bukti kegagalan pemerintah dalam menangani pandemi covid 19. Penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran membuat kondisi masyarakat semakin buruk, belum lagi dengan banyaknya pemutusan hak kerja (PHK) yang membuat masyarakat kehilangan pekerjaan dan semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.

Kasus pembunuhan diatas juga terjadi akibat kurangnya pemahaman terkait Islam yang dimiliki masyarakat, sehingga tidak dapat menghadapi kondisi sulit dengan sabar. Emosi yang tidak terkontrol membuat pelaku tidak dapat berfikir panjang.

Islam secara keseluruhan mengatur berbagai masalah kehidupan, mulai dari bangun sampai tidur. Pemerintahan Islam dengan tegas menetapkan kebijakan yang membawa solusi untuk umat tanpa mengambil keuntungan pribadi. Pemerintahan dengan sepenuh hati mengerahkan segala yang dapat dilakukan untuk memenuhi dan menjamin kehidupan rakyatnya.

Seperti pada masa Kekhalifahan Umar bin Khattab, suatu hari beliau berkeliling untuk melihat kondisi umatnya, kemudian didapatinya seorang Ibu dan anak yang kelaparan, khalifah umar kemudian langsung pulang untuk membawakan persediaan makanan yang ia miliki. Sungguh besar tanggung jawab yang dimiliki beliau sebagai pemimpin.

Islam merupakan satu-satunya solusi untuk segala permasalahan mulai dari individu sampai kelompok, mulai dari masalah keluarga sampai negara. Jika hukum kapitalis yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan suatu perkara maka tidak akan selesai perkra tersebut melainkan malah akan menimbulkan perkara baru.

Wallahu a’lam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *