Akankah Genjatan Senjata Dapat Menghentikan Kedzalimah Israel Terhadap Palestina?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Dewiyanti (Pengajar)

 

Pada bulan mei lalu telah dilakukan kesekapatan bersama untuk menghentikan tembak-menembak antara Israel dengan Palestina dalam sebuah perjanjian genjatan senjata. Tapi itu hanyalah mimpi di siang bolong, mengapa demikian, sebab kesepakatan ini diingkari sendiri oleh Israel.

Usulan ini adalah dari beberapa pemimpin di dunia, seperti Uni Emirat Arab (UEA) yang siap memfasilitasi perdamaian Palestina-Israel. Sedangkan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan bahwa untuk mencapai perdamaian abadi harus dengan dialog, solusi dua negara, dan resolusi PBB (aceh.tribunnews.com, 23/05/2021).

Ada juga Sudan yang menyatakan hal serupa. Bagi Sudan, normalisasi dengan Israel disambut baik. Kunjungan pejabat Israel ke Sudan juga disambut baik dalam beberapa bulan terakhir. Dari usulan beberapa Negara diatas  tidak sesuai dengan harapan, sebab gencatan senjata yang diusulkan di berbagai pemimpin dunia Islam saat ini, hanya menegaskan tiadanya pembelaan sempurna terhadap saudara muslim Palestina, membiarkan zionis berlindung dan memulihkan kekuatan  dibalik istilah gencatan senjata dan perdamain oleh Israel.

Israel bulan lalu malah melakukan penghiatan atas genjatan senjata, dan kembali menyerang warga Palestina di sekitar Mesjid Al-Quds dalam masa perjanjian antara Palestina dan Israel. Dari penghiatan Israel maka pertempuran antara Hamas dengan Israel pun berlanjut. Dalam pertempuran tersebut menewaskan setidaknya 244 orang selama 11 hari konflik. Sedikitnya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak. Sedangkan Israel melaporkan 12 warganya, termasuk 2 anak-anak, terbunuh akibat serangan roket Hamas. (kompas.com, 21/05/2021)

Tidak hanya itu tentara Israel pun tak henti-hentinya melakukan kekerasan dan penindasan kepada warga Palestina. Bahkan baru-baru ini tentara Israel melakukan penangkapan terhadap seorang aktivis wanita terkemuka di Palestina yaitu Muna el-Kurd  beliau ditangkap di kediamannya di Sheikh Jarrah. (DetikNews.com, 06/06/2021)

konflik yang terjadi antara Israel dengan Palestina ini tidak akan terselesaikan dengan mudah, sebab dilihat dari pemimpin dunia Islam saat ini, menegaskan keengganan mengirimkan militer dan memberi solusi menghentikan pendudukan dan mengusir zionis dari bumi Palestina.

Jika dilihat dari potensi militer di berbagai dunia Islam saat ini berpotensi untuk menghentikan kebiadaban dari penjajah Israel dan sekutunya, seperti Mesir, Turki, Iran, Pakistan dan Indonesia. Sebagai contoh, Mesir. Mesir memiliki total 920 ribu personel militer, dengan perincian personel aktif 440 ribu, personel cadangan 480 ribu. Kekuatan militernya meliputi darat, laut, dan udara.

Dunia islam juga memiliki kekayaan alam yang melimpah. Jadi tak heran ketika musuh-musuh Islam mudah dimusnahkan dan dihentikan kezaliman yang dilakukan oleh para penjajah Israel. Tapi harapan ini hanyalah sebuah harapan yang tidak bisa terwujud, selama kaum muslim diseluruh dunia masih tergantung pada penjajah.

Seperti ketergantungan terhadap sistem ekonomi kapitalis di negeri-negeri Muslim, yaitu melalui pimjam meminjam dengan bunga tinggi. Tidak jauh-jauh, utang luar negeri Indonesia saja sebesar US$404,7 miliar. Pada akhir Mei 2020. Nilai itu setara Rp5.922 triliun (kurs Rp14.633 per dolar AS) (cnnindonesia.com, 20/07/2020).

Sedangkan negara Islam lainnya, yang juga memiliki utang versi data Bank Dunia antara lain, Mesir sebesar US$98,70 miliar di 2018, Iran sebesar US$6,32 miliar, Lebanon US$79,34 miliar, Turki US$445,13 miliar, Tunisia US$34,66 miliar, dan Turkmenistan US$907,33 juta. Belum lagi negeri lain terjerat utang yang begitu besar.

Oleh karena itu negeri-negeri muslim saat ini tidak bebas untuk melakukan perlawan terhadap Negara kafir barat, sebab telah ditekan dan dilemahkan. Begitupula normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel dan berlaku seperti itu sepanjang masa,

Namun itu tidak akan lama, Sebab konflik yang terjadi pada Palestina dan Israel  hingga kini adalah konfilk Agama dan Idiologi. Maka dari itu kaum Muslim hari ini harus menyadari bahwah konflik yang terjadi di Palestina bukanlah masalah orang Palestina saja,  tapi  masalah seluruh kaum muslim yang ada diseluruh dunia. Dan penjajahan atas nama agama harus segera dihentikan. Islam harus berdiri tegak melawan kezaliman dan wajib melindungi darah dan nyawa setiap muslim.

Palestina adalah negeri yang tak bisa dipisahkan dengan ajaran Islam. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an disebutkan hal-hal yang berkaitan dengan negeri Syam, negeri yang diberkahi dan disucikan Allah Swt. Sebagaimana diketahui, Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Lebanon dan Palestina (termasuk yang diduduki Israel).

Sebagaimana Allah Swt. berfirman,

وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ

“Kami menyelamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.” (TQS Al-Anbiya’ [21]: 71)

Ibnu Katsir berkata, “Allah memberitahukan tentang Ibrahim yang diselamatkan dari api buatan kaumnya dan membebaskan dia dari mereka dengan berhijrah ke Negeri Syam, tanah yang disucikan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/310).

Oleh karena itu kaum Muslim Butuh pelindung sejati atau Junnah. Agar kaum muslim hari ini terbebas dari kriminalisasi, teror dan penindasan. Kemudian membebaskan Kota Suci (al-quds) yaitu bumi para Nabi, dan itu tidak akan bisa terwujud tampa adanya Daulah Khilafah Islamiyah.

Wallahualam Bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *