Oleh Ai Hamzah
Kisah pilu seorang bocah kecil yang tewas ditangan residivis itu semakin santer. Di jagad dunia maya namanya sering kali disebut. Rangga dialah bocah kecil yang sedang menjadi pembicaraan khalayak ramai. Namanya kini tenar bahkan setenar selebritis.
Bagaimana tidak, seorang Rangga kini namanya melambung. Pengorbanan bocah kecil ini begitu luar biasa, diluar nalar orang dewasa. Tubuhnya yang kecil tidak takut melawan seorang residivis yang saat itu hendak memperkosa ibunya. Berulang kali tangannya menangkis tangan residivis biadab itu. Seruan ibunya untuk menyuruhnya lari tidak dia indahkan demi menjaga kehormatan ibunya.
Rangga bocah kecil ini tidak takut mati, residivis itu dilawannya hingga tubuhnya yang kecil terkulai tidak berdaya karena lawan yang tidak sebanding. Seorang anak yang rela berkorban demi menyelamatkan dan menjaga kehormatan ibunya.
Kini Rangga telah tiada. Seorang hafidz Qur’an, anak yang berbakti dan selalu berprestasi disekolahnya itu hanya tinggal kenangan. Gundukan tanah merah menjadi saksi telah syahidnya seorang bocah kecil yang pemberani melindungi kehormatan ibunya.
Ternyata kisah tragis Rangga ini bukanlah yang pertama kali atau kedua kalinya, tetapi ada sederetan Rangga yang lainnya. Menurut keterangan pers dari situs Komnas perempuan pada 6 Maret 2020 kekerasan yang terjadi tahun 2019 tercatat sebanyak 431.471 kasus. Data kekerasan yang dilaporkan mengalami peningkatan signifikan sepanjang lima tahun terakhir.
Bukan jumlah yang sedikit, padahal perlindungan perempuan dan anak ini telah dipayungi oleh undang-undang, misalnya yang tercantum dalam UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dan UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Allah berfirman dalam QS, An-Nisa’ ayat 34 yang berbunyi :
.ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) , dan karena mereka (laki-laki) telah memberi nafkah dari hartanya.“ (QS. An-Nisa : 34)
Rosulullah SAW bersabda:
اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)
Begitu Islam memuliakan wanita, sampai ketika terjadi pelecehan terhadap muslimah pada saat itu di Pasar Bani Qainuqa’ karena tersingkap auratnya akibat ulah seorang Yahudi. Sehingga seorang muslim membela dan tewas dikepung Yahudi. Maka Rosulullah langsung mengirimkan pasukannya. Karena kasus Ini adalah pelanggaran yang sangat besar. Mereka menganggu wanita muslimah, sampai aurat yang biasanya tertutup, akibat ulah Yahudi tersebut terbuka sehingga terlihat oleh banyak orang.
Tidak menunggu waktu lama, pasukan pun mengepung perkampungan Bani Qainuqa’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memobilisasi pasukan untuk membela seorang wanita muslimah yang tersingkap auratnya dan membela darah seorang muslim yang tertumpah. Begitu besarnya arti kehormatan wanita muslimah dan harga darah seorang muslim di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau siap menanggung resiko kehilangan nyawa para sahabatnya demi membela kehormatan muslimah.
Sudah dipastikan tidak akan ada Rangga Rangga yang lain ketika penguasa menerapkan sistem Islam, sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW, yang begitu membela kehormatan dan darah umatnya. Bahkan sekalipun taruhan nya adalah nyawa Rosulullah SAW sendiri.
Wallahu A’laam