Tawadhu’ kepada Guru: Kunci Keberkahan Ilmu
Dalam perjalanan menuntut ilmu, adab kepada guru bukanlah sekadar formalitas, melainkan esensi dari keberhasilan dalam menuntut ilmu itu sendiri. Kita sering mendengar bahwa ilmu yang berkah tidak hanya terletak pada seberapa banyak kita mengetahui, namun juga pada bagaimana kita menghormati orang yang menjadi sumber ilmu tersebut: sang guru.
Sebagaimana diingatkan oleh *Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki,* _“Aku murka terhadap penuntut ilmu yang tidak menghormati ustadznya, meskipun ustadz tersebut adalah temannya sendiri.”_ Pesan ini sangatlah dalam. Bahkan jika kita merasa lebih pintar atau lebih cerdas, kita tetap harus menundukkan hati di hadapan guru. Kehormatan kepada guru adalah cerminan keikhlasan kita dalam menuntut ilmu.
*Ilmu Terletak pada Tawadhu’*
*Imam Nawawi* juga menekankan pentingnya sifat tawadhu’. _”Seyogyanya bagi seorang pelajar tawadlu’ kepada gurunya dan menjaga tata krama ketika bersamanya, meskipun gurunya tersebut lebih muda, tidak begitu terkenal, nasabnya lebih rendah, atau keshalehannya kalah dengan muridnya. Dengan tawadlu’, niscaya ilmu akan ia dapatkan.”_
*Tawadhu’* adalah kunci pintu keberkahan ilmu. Seberapapun cerdasnya kita, tanpa rasa rendah hati dan adab kepada guru, ilmu itu bisa menjadi hampa dan tidak membawa manfaat.
*Bahaya Murka Guru*
*Al-Habib ‘Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad* mengingatkan, _”Yang paling berbahaya bagi seorang murid adalah berubahnya hati guru kepada muridnya (dari ridho menjadi murka). Andai saja semua guru dari timur dan barat berkumpul untuk memperbaiki keadaan si murid tersebut, maka mereka tidak akan mampu kecuali gurunya tersebut telah ridho kepadanya.”_
Mendapatkan ilmu adalah satu hal, namun memastikan ilmu itu berkah dan bermanfaat adalah hal yang lebih besar. Ridho dari guru menjadi penentu keberkahan ilmu kita. Maka, berhati-hatilah dengan setiap tindakan dan ucapan kita terhadap guru.
*Penghapus Dosa yang Sulit*
Dosa durhaka kepada orang tua bisa dihapus dengan taubat, namun tidak demikian dengan dosa kepada guru. *Imam Nawawi* menegaskan, _“Dosa durhaka kepada kedua orang tua bisa dihapus dengan bertaubat, sedangkan dosa durhaka kepada guru sedikitpun tidak akan bisa dihapus.”_ Betapa pentingnya adab dan kehormatan kepada guru yang menjadi jembatan ilmu.
Maka, wahai para santri dan penuntut ilmu, marilah kita selalu menjaga adab kepada guru. Dengan rasa hormat dan tawadhu’, semoga kita mendapatkan ilmu yang berkah, bermanfaat di dunia dan akhirat.
Akhukum,
_Waindika Abu Jibriel_