Transaksional di Meja Hijau

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Widi Yanti

Mencari keadilan saat ini sangat “berharga” . Bagi yang tidak berpunya menjadi sulit untuk mendapatkannya. Karena semua perkara dibenarkan atau disalahkan sesuai dengan arahan besaran dana. Wajar kalau kemudian banyak yang berpendapat aparat hukum tunduk pada kekuasaan materi belaka.

Para penegak hukum seperti para pengacara, jaksa dan hakim melakukan penyelewengan dan konspirasi pada level tuntutan, gelar perkara persidangan, sampai putusan hukum dipengadilan. Sehingga putusan pengadilan tidak memenuhi rasa unsur keadilan, sehingga kita banyak melihat putusan- putusan pengadilan yang diprotes oleh masyarakat karena putusan hukum tersebut tidak memenuhi unsur substansi keadilan. Kita merindukan para penegak hukum yang jujur, dapat dipercaya atau amanah, cerdas, dan takut dengan Allah. Agar keadilan tercipta di tengah masyarakat.

Institusi penegak hukum hendaknya mempunyai komitmen. Pertama, pengadilan sebagai institusi netral harus menegakkan independensi. Kedua, pengadilan menggunakan dua mata keadilan dalam menilai kebenaran dan kebohongan. Ketiga, institusi ini harus menimbang tinggi kejujuran fakta sehingga keadilan bisa diperoleh siapa pun. Terakhir, ketok palu hakim harus memenangkan kebenaran dan menghukum tegas kebatilan.

Allah SWT berfirman dalam Surat Ghafir, “Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dia usahakan. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh Allah amat cepat hisab-Nya” (TQS Ghafir [40]: 16 -17).

Mereka lupa, bahwa di dunia boleh saja mereka mempermainkan hukum, atau bisa lepas dari jeratan hukum. Namun, di akhirat mereka mustahil bisa lari dari hukuman dan azab Allah SWT. Tentu karena di pengadilan akhirat, dengan Allah sebagai hakimnya. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut di hadapan kekuasaan dan keperkasaan-Nya. Di pengadilan akhirat semua ucapan dan perbuatan ditimbang seadil-adilnya. Tak ada yang terlewatkan kendati hanya sebesar biji sawi (TQS al-Zalzalah [99]: 7-8).

Malang, 5 Oktober 2019

#nubar
#nulisbareng
#level4
#berkreasilewataksara
#menulismengabadikankebaikan
#week1
#RNB6
#rumahmediagrup

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *