Oleh : Jumi Handayani S. T. P
Zaman sekarang, seni kuliner semakin diminati oleh semua kalangan. Bahkan menjadi bisnis yang menjanjikan. Terutama makanan cepat saji yang berkembang pesat. Namun dibalik makanan cepat saji terdapat efek negatif jika dikonsumsi jangka panjang. Rasa yang enak namun tak menyehatkan. Ini semua tak lepas dari cara pandang mereka dalam membuat makanan dengan modal yang sedikit dan untung yang banyak.
Di era keemasan (abad 10 M) umat islam tak hanya melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban yang tinggi namun juga seni kuliner. Beragam kitab kuliner yang di tulis para sarjana muslim yang membuktikan begitu besarnya perhatian mereka pada seni kuliner.
Hal ini tidak lepas dari sabda Rasulullah SAW yang menyuruh umatnya untuk memperhatikan kesehatan tubuh, Ina li-jasadika ‘alayka haqqan (jasadmu memiliki hak atas dirimu). Dari sinilah lahir para ilmuan dalam menemukan resep masakan dan hidangan. Mereka menyadari bahwa salah satu cara memelihara dan menjaga kesehatan tubuh adalah dengan menyantap makanan dan hidangan yang halal dan bergizi.
Perkembangan seni kuliner tak dilakukan secara serampangan.
Para ahli kuliner muslim meracik resep masakannya dengan penuh pertimbangan. Sehingga tercipta hidangan yang tak hanya lezat di santap namun juga mengandung unsur-unsur pengobatan. Tak sekedar hidangan yang hanya memenuhi rasa lapar, namun juga menjadi obat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit serta mencegah penuaan dini. []
#SosmedForDakwah
#GriyaAl-QuranAl-Ayyubi
#YukNgaji
#SahabatHijrah
#Islam