Selingkuh Marak, Keluarga Kian Rapuh

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Selingkuh Marak, Keluarga Kian Rapuh

Isti Rahmawati, S.Hum

(Pegiat Literasi Islam)

 

Dilansir dari lifestyle.kompas.com, ada hal yang menarik dari salah satu survei yang dilakukan oleh Aplikasi Just Dating. Indonesia menjadi negara kedua di Asia sebagai negara terbanyak kasus perselingkuhan dengan angka 40 persen.

Dalam survei tersebut juga ditemukan fakta bahwa perempuan Indonesia lebih banyak melakukan selingkuh ketimbang laki-laki. Bentuk perselingkuhannya beragam, mulai dari menantu yang berselingkuh dengan mertua, teman kerja, artis, bahkan pegawai instansi pemerintahan pun tak luput dari perselingkuhan.

Di media sosial pun ramai para korban perselingkuhan yang menceritakan kisah perselingkuhan pasangannya hingga viral dan menyedot perhatian pengguna media sosial lain. Banyak pekerja seni juga yang mengangkat kisah perselingkuhan dalam serial, film, dan novel. Sebut saja serial Layangan Putus, Wedding Agreement yang banyak digemari oleh masyarakat.

Sebuah survei yang dilakukan Jakpat dan Cabaca kepada 209 responden menunjukkan sebanyak 60,29 persen tertarik dengan kisah, film, atau drama bertemakan perselingkuhan. Tema perselingkuhan sangat diminati karena relate dengan keseharian yang dialami sendiri atau orang terdekat.

Begitulah fenomena perselingkuhan yang terjadi di Indonesia. Alasan yang paling dominan adalah ketertarikan fisik dan mencari kebahagiaan. Padahal, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Akan tetapi, perselingkuhan justru marak dan menghancurkan hubungan suami-istri hingga berakhir dengan perceraian.

Selingkuh: Rusaknya Sistem Sekular

Kondisi tingginya angka perselingkuhan bukanlah sebuah kebetulan. Secara sistematis, sistem sekular yang diadopsi saat ini telah menumbuhkan asas kebebasan. Asas ini membuat orang merasa bebas untuk memenuhi kesenangan dan memuaskan keinginannya.

Kehidupan sekular dengan mencampakkan agama dari urusan dunia menciptakan pergaulan laki-laki dan perempuan tanpa sekat. Ditambah lagi dengan bebasnya konten negatif berbau pornografi yang kini beredar bebas dan mudah diakses.

Tak sedikit pula yang menjadikan media tersebut untuk saling berinteraksi dan menggoda satu sama lain. Kondisi seperti inilah yang memicu syahwat dan gairah seksualitas manusia. Menjadikan manusia tidak puas dengan pasangannya baik itu suami maupun istri.

Islam memandang bahwa pernikahan adalah ibadah. Ikatan suami dan istri melalui ijab kabul disebut sebagai mitsaqan ghalidza (perjanjian agung) dalam Al-Qur’an. Esensi menikah pun tidak semata-mata meraih kesenangan, tetapi tujuan ibadah yang harus dijaga dalam kehidupan bermasyarakat.

Kehidupan pernikahan yang dibangun berlandaskan agama akan menghadirkan sakinah, mawadah, dan rahmah. Standar kebahagiaannya pun bukan materi apalagi fisik semata. Suami dan istri bersama-sama menjalankan kehidupan rumah tangga memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.

Ketika sistem kehidupan sekular merapuhkan pernikahan dengan fenomena perselingkuhan, sistem kehidupan Islam justru menjaga dan menjadi benteng mengukuhkan bangunan pernikahan.

Tidak hanya urusan privat, masyarakat juga akan terlibat dalam menjaga ikatan pernikahan. Tidak akan membiarkan jika ada perempuan dan laki-laki berkhalwat. Akan senantiasa ada yang mengingatkan pada mereka yang tidak sempurna menutup aurat.

Sebagai pelindung, negara berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan pernikahan. Negara akan menjaga masyarakat dari media yang merusak, menerapkan pendidikan berbasis aqidah, menerapkan sistem ekonomi Islam untuk menjamin amannya bangunan pernikahan serta menerapkan sanksi bagi pelaku zina.

Hanya Islam yang mampu secara hakiki melindungi pernikahan dari fenomena perselingkuhan. Tak hanya urusan suami dan istri, menjaga keutuhan rumah tangga juga menjadi tugas masyarakat dan negara. Dari keluarga inilah nantinya akan terlahir generasi yang siap membangun peradaban mulia.

Wallahu’alam bishawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *