Selingkuh Kian Marak, Bukti Rapuhnya Pernikahan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Selingkuh Kian Marak, Bukti Rapuhnya Pernikahan

 

Oleh Rhany

(Pemerhati Sosial Konsel)

 

Menikah sesuatu yang sakral dan merupakan perjanjian langsung dengan Allah bahkan Allah sendiri menyebutkan dengan kata mistaqan gholidzo (Perjanjian Agung). Namun akhir-akhir ini berita maraknya kasus perselingkuhan meningkat, menunjukan tanda ikatan pernikahan disistem hari ini hingga bangunan keluarga sangat rapuh

Betapa tidak, kasus demi kasus terus diberitakan di media massa maupun di media sosial menjerat para pejabat, politisi bahkan oknum aparat keamanan kepolisian yang tugasnya mengayomi masyarakat ikut menyumbang angka perselingkuhan. Jika sudah seperti ini,  keluarga seperti apa yang akan dibentuk? Generasi bagaimana yang akan dilahirkan

Seperti baru-baru ini yang tengah menjadi hangat berbincangan warganet. Dikutip kompas.com, Seorang oknum anggota polisi, Bripka DM digerebek saat sedang bersama selingkuhannya berinisial NH di kamar salah satu hotel di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Buntut dari peristiwa tersebut, anggota Propam Polda Sultra itu terancam pemecatan atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) dari Polri. Bripka DM dan NH pun telah digiring petugas Provost ke Polda Sultra untuk menjalani pemeriksaan. Detik-detik penggerebekan Bripka DM dan NH tertangkap basah sedang berduaan di salah satu kamar hotel di Kota Kendari, pada Jumat (5/5/2023)

Tau Tidak?  Indonesia menjadi negara dengan tingkat perselingkuhan kedua tertinggi di Asia setelah Thailand. Peringkat ini berdasarkan hasil survey aplikasi Just Dating. Pada aplikasi tersebut pun ditemukan bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak mengaku pernah berselingkuh ketimbang laki-laki (18/2/2023).

Dikutip dari pikiranrakyat.com, Di AS misalnya setengah dari orang yang mengaku menikah mengaku pernah berselingkuh. Di Eropa seperti Prancis, Denmark, Belgia, dan Norwegia lebih dari 40% responden mengaku pernah tidur dengan seseorang di luar pernikahannya (17/22).

Data di atas menujukan selingkuh membudaya hampir di seluruh negara, tanda pernikahan tak menjadi sesuatu yang dianggap suci dengan mudahnya dikhianati. Oknum Polisi yang tugasnya memberi rasa aman terhadap rakyat, hilang seketika. Wajar saja di negeri ini sebagian masyarakat sudah tidak percaya dengan kehadiran aparat kepolisian.

Ada yang selingkuh dengan teman dekat, ada juga rekan kerja sebab terbiasa bersama, sesama pejabat. Alasan selingkuh pun bisa bermacam-macam, dan tingkat parahnya ada yang merasa bosan bertahun-tahun terhadap pasangannya, bahkan ada lagi yang ngetrend dikalangan anak muda yaitu FWB (friend With Benefit) artinya membiarkan pasangan bebas melakukan hubungan hingga aktivitas seksual dengan orang lain dengan alasan yang penting tidak melibatkan perasaan apapun, Nauzubillah.

Sungguh ini adalah tindakan kehewanan yang menjangkiti manusia di abad ini, tak memiliki lagi rasa malu.  Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, kecuali dosa seorang lelaki yang menumpahkan spermanya pada rahim wanita yang tidak halal baginya” (Ibnu Abi Al-Dunya)

Kehidupan sekuler telah menjangkiti kehidupan umat Islam, sampai-sampai pijakan utama dalam bersikap, agama tak lagi dipakai dalam urusan pribadi maupun kehidupan negara. Pernikahan yang agung dengan mudahnya dinodai, menunjukan agama tak penting untuk dijadikan standar kehidupan

Jika agama tidak dijadikan tujuan dalam berkeluarga, pasti akan ada standar lain yang dijadikan patokan. Wajar saja kehidupan untuk mengatur dalam keluarga banyak dilanggar dalam syariat,  padahal agamanya adalah Islam. Basis sekuler yang diterapkan menjerat  banyak keluarga, menganggap pernikahan hanya sekedar hubungan biologis atau menghasilkan keturunan.

Sedangkan Islam menganggap pernikahan adalah bentuk ibadah kepada Allah, dan menjalaninya pun haruslah sesuai tuntunan, hingga akan menghadirkan pernikahan yang samawa (sakinah, mawaddah dan marohmah). Oleh karena itu, suami dan istri akan mengerti peran masing-masing mengenai kewajiban dan tugasnya.

Jika sudah terbentuk pemahaman ini, maka akan melahirkan individu bertakwa yang ditopang oleh negara yang menjalankan sistem Islam. Justru hari ini maraknya kasus perselingkuhan disebabkan negara abai dan lalai.  Lihat saja tontonan konten media, hampir semua tontonan di TV atau media lain mengundang syahwat birahi, dan itu tidak dilarang.

Negara juga akan menutup keran dari aktivitas kehidupan sosial yang mengundang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yakni aktivitas laki-laki dan perempuan. Seperti berkhalwat,  campur baur, menutup aurat, karena negara akan menjadi kontrol. Ditangan penguasalah segala kebijakan akan terlaksana sebab memilki kewenangan total.

Demikianlah Islam mengatur dengan sempurna sistem kehidupan dilandasi sesuai hukum syariat yang diturunkan langsung pemilik langit dan bumi. Jika Islam diterapkan, maka kebaikan bagi bumi akan dirasakan seluruh umat manusia dibelahan dunia.

Wallahu a’lam Bishowwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *