Ukhti, Berbahagialah Menjadi Istri Pengemban Dakwah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : M Azzam Al Fatih (Pemerhati umat dan aktivis Dakwah)

Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim baik laki maupun perempuan, kecuali orang yang hilang akal dan orang yang sakit kronis. Dalam hal ini kapasitas amanah pengemban dakwah laki – laki tentu lebih banyak. Meskipun adapula seorang ukhty yang mempunyai beban amanah besar.

Perlu kita pahami bahwa dakwah sangat membutuhkan pengorbanan demi tercapainya suatu kebaikan yang diinginkan, baik waktu, harta, bahkan nyawa. Hal ini sudah menjadi sunatullah, dimana manusia wajib mengupayakan sesuatu yang dia inginkan kemudian hasilnya Allah SWT yang menentukan.

Bagi seorang suami yang telah mengazzamkan diri untuk dakwah. Maka Dia akan lebih banyak mengorbankan waktu, Sebab selain dia bekerja sebagai kewajiban dan tanggung jawab seorang suami dia juga berkewajiban sebagai pengemban dakwah. Dia akan menyita waktu bermain dengan anaknya, bercanda dengan istrinya, dan memberi kesempatan refreshing bersama keluargannya.

Wahai ukhty, istri pengemban dakwah. Itulah yang terjadi pada suamimu. Semoga engkau bisa memahami atas beban yang ditanggungnya sebagai pejuang dakwah. Sebuah proyek besar untuk memuliakan umat manusia sekaligus menyelamatkan dari siksa dan azab akhirat. Menyelamatkan perbudakan manusia yang menyembah manusia atas nama demokrasi untuk menyembah dan mengabdi sepenuhnya hanya kepada Al kholiq, Allah SWT.

Ukhty calon bidadari surga, keluarnya suamimu bukan untuk bersenang – senang, jalan-jalan ke discotik, mall, dan tempat hiburan lainya. Namun karena panggilan Allah SWT untuk menyampaikan risalah kebenaran. Juga tuntutan umat yang sedang membutuhkan pencerahan hidup, pendampingan, dan bantuan dari suamimu tercinta.

Wahai ukhty yang selalu dirindu surga. engkau lah pilihan Allah SWT untuk mendampingi seorang ksatria akhir zaman. Tuk menemani suka dukanya seorang pengemban dakwah, bersama – sama untuk mengarungi lautan peradaban. Dihantam gelombang propaganda jahat, diterpa kencangnya badai kebencian dan fitnah. Ukhti, dampingi dan kuatkanlan pijakan rel kebenarannya.

Ukhti, ikhlas dan percayalah atas kepergian suamimu. Yakinlah perginya suaminya hanya dalam rangka menjemput rezeki dan berdakwah, tidak ada yang lain. Semua yang dilakukanya selalu terikat syari’at sebab pada pribadi pengemban dakwah telah terbentuk syahsyiyah Islamiyyah.

Wahai ukhti bidadari surga, iklaslah atas kepergian suamimu untuk berjuang yang penuh tantangan dan risiko. Ridhoilah atas kepergiannya, walau itu berat. Keridhoanmu kepadanya mempengaruhi keberhasilan dakwahnya sebab ridhomu juga ridlo Allah SWT.

Dan, berbahagialah bersamanya dalam kelapangan rezeki maupun dalam kesempitan harta. Syukuri dan nikmatilah, sebab dibalik itu ada nikmat yang lebih besar berupa rasa cinta yang tulus buah dari kecintaan kepada Allah SWT.

Berbahagialah dengan menghias diri, mempercantik, dan menjaga rumah dengan kerapian dan kebersihan. Sebab rumah dan dirimu tempat menuangkan kejenuhan, melepas lelah, dan merehat pikirannya. Darinya, suamimu yang seorang pejuang Dakwah merasa lebih enerjik dalam menjalankan kewajiban sebagai kepala rumah tangga sekaligus pengemban dakwah.

Wahai ukhti bidadari surga, berbahagialah bersama suami pengemban dakwah. Bersamanya kan berlimpah keberkahan dan pahala. Yang mengantarkan kalian pada kebahagiaan sejati dunia dan akhirat. Berkasih sayang dalam naungan cinta dari sang pemilik cinta, Allah ya Rahman ya rahim.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *