Pesan Untuk Pengantin

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Widi Yanti

Kalimat ijab qabul yang singkat mampu mengubah status dari yang haram menjadi halal. Dari sebelumnya tidak boleh menjadi boleh. Menjadikan kata “sah” merubah berbagai hak dan kewajiban tersemat di kedua mempelai. Secara otomatis status suami istri telah mereka miliki.

Doa untuk pernikahan pengantin baru yang lebih baik itu adalah doa ini. Dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu hurairah,

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
“Barakallahu laka, wa baraka ‘alayka wa jama’a baynakuma fii khayr.”
Artinya: “Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.” (HR. Abu Dawud)

Itulah doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada kita umat beliau. Mendoakan untuk keberkahan kepada pengantin. Kenapa berkah? Karena berkah itu berarti tetap berada pada jalur yang benar dalam keadaan apapun.

Seiring doa bagi pengantin, ingatlah bahwa jangan berharap terlalu tinggi karena kecewa pasti kau dapat. Pasangan hidupmu bukanlah malaikat yang tanpa cacat. Dia tetaplah manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa. Terpenting adalah terima pasanganmu apa adanya.

Akan selalu ada perbedaan cara pandang, kebiasaan hingga gaya hidup yang harus disikapi dengan bijak. Sadarlah kau dipersatukan dalam ikatan pernikahan adalah untuk saling mengerti. Bukan untuk sekadar dimengerti. Disatukan bukan untuk menjadi sama karena pasangan hidup tidak bisa disamakan. Justru dengan perbedaan inilah harus tercipta kebahagiaan.

Berbeda itu wajar. Tinggal bagaimana cara menghadapi perbedaan ini. Menjadikan skala prioritas dalam berpikir dan bertindak menjadi kunci keberhasilan menghadapi semua perbedaan. Karena ada perbedaan yang levelnya rendah. Tidak perlu untuk dipikirkan begitu mendalam. Karena akan menguras tenaga dan pikiran yang akan berpengaruh ke fisik. Bisa-bisa jatuh sakit. Belajar untuk memikirkan perbedaan dalam hal yang prinsip saja. Dan segera cari cara untuk menyelesaikan.

Menikahnya wanita bukan sekadar mau dengan suaminya saja. Namun keluarga besar suami adalah bagian dari pernikahan ini. Artinya perlu kesiapan untuk menghadapi segala permasalahan yang timbul diluar keluarga inti. Mempersiapkan mental untuk berhadapan dengan banyak kepala beserta pendapatnya.

Menjalankan hak dan kewajiban tidak akan selalu berjalan mulus selamanya. Kerikil kecil, batu sandungan, angin sepoi-sepoi dan badai siap menghadang. Persiapkan diri untuk menghadapi. Satukan tekad untuk menyiapkan kekuatan baik tenaga dan pikiran untuk bersama dalam suka dan duka.

Berdoa menjadi ujung tombak kepasrahan diri pada Ilahi. Sebagai manusia hanya mampu berusaha. Perkara hasil kembalikan kepada Allah. Doa untuk keutuhan rumah tangga

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Yang Artinya : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74)

Malang, 15 Oktober 2019
#nubar
#nulisbareng
#level4
#berkreasilewataksara
#menulismengabadikankebaikan
#week3
#RNB6
#rumahmediagrup

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *