Oleh: M. Azzam Al Fatih
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan dunia ini. Sebagai modal awal untuk mengarungi kehidupan. Seorang bayi tentunya butuh belajar, bagaimana harus tengkurap sampai bisa berjalan. Bahkan seorang profesor disemua bidang apapun membutuhkan suatu pendidikan. Jadi orang sukses berawal dari pendidikan baik formal maupun nonformal.
Sebaliknya orang yang sama sekali tidak menikmati pendidikan akan terlihat seberapa taraf berfikiirnya. bahkan akan nampak seperti robot yang tidak diop…erasikan, akibatnya mangkrak dan mubazir. Sebaliknya orang yang berilmu akan mempunyai banyak manfaat, minimal bermanfaat bagi dirinya sendiri. Disamping itu, orang berilmu memiliki derajat tinggi, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat. Al – Mujadallah ayat 11.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.”
Maka dari itu, membangun proses berfikir sangatlah diperlukan. Jika bangunan kerangka berfikirnya benar tentu menghasilkan produk pemikiran yang benar pula. Syeikh Taqiyuddin Annabhani Rohimahunullah membuat kerangka proses berfikir yang sangat cemerlang. Dimana orang berfikir harus memenuhi syarat-syaratnya. Diantaranya panca indera, fakta, aqal, dan maklumat asabhiqoh. Semua syarat ini harus terpenuhi, jika tidak maka dipastikan tidak bisa berfikir. misal syarat maklumat asabhiqoh tidak terpenuhi,tentu tidak dapat berfikir karena belum mendapatkan informasi sebelumnya. Seorang anak kecil yang disembunyikan di dalam kamar selama sepuluh tahun, tidak pegang handpon, dan cukup diberi makan dan minum saja. Kemudian tepat 10 tahun dibawalah keluar sianak tersebut. Lalu disodori dua macam benda sekaligus pertanyaan, disuruh mengambil salah satu benda yang di maksud penanya? Tentu sianak sulit untuk mengambil barang yang sesuai dengan maksud penanya. Sudah dipastikan 99% persen jawabannya salah. Mengapa?. Sebab belum mendapatkan informasi sebelumnya tentang barang yang dimaksudnya. Jadi informasi merupakan syarat terpenting agar manusia bisa berfikir.
Namun manusia bukanlah makhluk yang sempurna, yang selalu lupa atas informasi yang didapat. Dan disinilah problem itu muncul, yang menyebabkan manusia agak lambat dalam berfikir. Salah satu cara agar kita tidak mudah lupa hanya Dangan sering menghafal, banyak baca, kemudian diingat- ingat. Hanya dengan jalan menghafal inilah manusia mudah mengingat informasi yang didapat sebelumnya.
Hal inipun telah dilakukan oleh para cendikiawan dan ilmuwan muslim. sejak zaman para ulama terdahulu hingga ulama kontemporer. Yang hasil karyanya bisa dinikmati sampai sekarang. Bahkan mereka hafal Al Qur’an dan ribuan hadist diusia belia. mereka paham betul diusia anak- anaklah aqal itu produktif dan mudah mengingatnya.
Pada akhirnya para ulama tersebut menjadi orang yang disegani dan dikagumi sampai sekarang. Sebut saja syeikh Bukhori, muslim, abu Dzar Al-Ghifari, ibu hajar Al asqalani, Ibnu Taimiyah, syeikh Taqiyuddin Anabhani dan masih banyak lagi.
Bahkan Al Qur’an yang ada didepan kita, di rumah, di masjid, dan di aplikasi handphone, itu semua karena hafalan para penghafal Al Qur’an sejak zaman. Rosululloh hingga zaman Kholifah Umar Bin Khotib. Sejak di masa Kholifah Umar bin Khattab al Qur’an mulai dibukukannya. khawatir para penghafal Al-Qur’an gugur syahid di Medan perang. Dan perlu kita ketahui bahwa Al Qur’an terjaga sampai sekarang karena para penghafalnya.
Dalam pandangan Islam menghafal Al-Qur’an merupakan perbuatan yang mulia. Oleh karena itu menghafal Al-Qur’an sangat dianjurkannya, mengingat pahalanya yang besar. Al khotib Al Baghdadi berkata selayaknya bagi setiap penuntut ilmu memulai menghafal Al Qur’an. Karena Al Qur’an adalah ilmu yang paling mulia dan yang paling pantas dilakukan ( Al jaami’ Li akhlaqiir Rowi wa Li Aadabis saami’).
Bahkan islam sangat menganjurkan bagi orang tua untuk menanamkan hafalan Al Qur’an kepada anaknya semenjak masih usia dini. Sebagai terapi kecerdasan otak pada anak. Bahkan ada yang menerapkanya semenjak masih dalam kandungan.
Dan hasilnya ada anak diusia senja sangat mudah sekali menghafal Al-Qur’an maupun menghafal sesuatu. Maka dari itu kembalilah pada metode pembelajaran cara Islam dengan menerapkan menghafal Al-Qur’an sejak dari dini sebagai tahap awal membangun kecerdasan anak.
Wallahu’Alam Bhishowwab