Anak itu Anugerah dan Ujian

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Mia Hamidah

Memiliki anak sebuah anugerah dan sebuah ujian untuk saya . Anugerah, ya memang anak sebuah anugerah yang sangat menakjubkan bagi setiap pasangan yang sudah menikah. Karena rumah yang awalnya hanya kita dan suami saja yang tinggal, kini menjadi ramai oleh tangisan dan tawa sang buah hati.

Namun, anak pun dapat menjadi sebuah ujian bagi kita sebagai orangtua. Ujian kesabaran harus ekstra, ujian keikhlasan mengorbankan kebiasaan kita yang awalnya bisa tidur lebih awal namun harus bergadang karena sang buah hati yang tidak ingin tidur malam. Dan ujian-ujian lainnya yang mana makin hari makin banyak yang kita rasakan dalam mengurus serta membimbingnya .

Berbicara soal anak , Saya ingin menyorot sebuah kasus yang lagi viral banget sekarang ini tentang “Remaja yang membunuh balita karena tontonan” .

Miris sekali ya, Bun. Yang mana seharusnya sesama anak itu saling menyayangi, yang besar melindungi yang kecil , saling asah , saling asih dan saling asuh.

Namun ini malah mengorbankan anak dibawahnya karena penasaran dan mencari “kepuasan” setelah remaja ini sering nonton film pembunuhan. Ngeri yaa, Bun.

Naudzubillahimindalik, mudah-mudahan kita bisa memantau anak-anak kita terhindar dari kisah seperti ini . Aamiin ..

Dari kasus diatas, saya jadi teringat suatu pesan Khalifah Umar bin Khatab terkait mendidik anak , “Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu.”

Dari pesan ini jelas tergambarkan bahwa kita sebagai orangtua harus meng-upgrade diri dan pemikiran kita dengan zaman yang anak-anak kita hadapi saat ini.

Contoh, saya memiliki anak di zaman modern yang mana apapun bisa di akses melalui internet , termasuk membeli dan memesan sesuatu. Saya harus memantau apa saja yang anak saya lakukan lewat internet. Jika Saya tidak bisa menggunakan internet, atau istilahnya gaptek, apakah saya bisa melihat history internet anak saya ? jawabannya tidak !

Contoh lainnya nih, kini zamannya streaming film atau video atau nonton apapun lewat gadget. Anak kita nih seneng banget nonton lewat gadgetnya dibandingkan menonton televisi, apakah jika kita gaptek kita bisa melihat history tontonan anak kita ? sekali lagi Saya bilang, tidak !

Jadi, jangan lupa upgrade diri kita ya, Bunda. Agar kita bisa memantau pergaulan anak kita lewat gadget mereka.

Apakah dengan meng-upgrade diri kita saja sudah cukup? Tentu saja tidak.

Selain meng-upgrade diri, kita pun harus membekali anak kita dengan ilmu Agama serta pergaulan yang Agamis. Ajaklah selalu anak ke tempat-tempat yang membuatnya lebih mengenal Allah SWT, misal ke pengajian, kajian-kajian Islami. Bersekolah di sekolah Islami/pesantren. Membiasakan anak membaca Al-Qur’an dan mengkajinya. Mengajaknya diskusi tentang apa yang dia rasakan, dan lain sebagainya .

Bun, perlu diingat kembali pada diri kita, bahwa anak adalah asset terbesar dalam hidup kita. Karena jika kita salah mendidiknya, maka anak kita akan memberikan hasil dari pendidikan yang kita berikan. Jika kita betul dalam mendidik serta merawatnya , maka kita pun akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita ajarkan padanya. Dan hasil didikan kita ini akan terus membuahkan hasil sampai akhirat nanti lho, Bun.

Jika kita mendidiknya menjadi anak yang Shaleh/Shalehah, maka sampai akhirat pun kita sebagai orangtua akan mendapatkan hasilnya. Diri kita akan diangkat derajatnya oleh anak-anak kita di hadapan Sang Pencipta. Seperti hadist yang sering kita dengar, Rasulullah SAW pernah bersabda ,”Jika seseorang meninggal dunia , maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara , (yaitu);sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau do’a anak yang Shalih.”

Apakah hadist ini hanya berlaku untuk anak kita saja? Tidak dong, Bun. Karena kita sebagai orangtua pun dapat mengangkat derajat anak serta cucu kita di akhirat nanti, Bun. Apakah ini ada dalilnya? Tentu saja ini ada dalilnya.

Dari Sa’ad bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahuanhuma, beliau berkata ,”Allah mengangkat derajat anak cucu seorang Mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya dibawah, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah SWT yang artinya,”Dan orang-orang yang beriman , dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan.”(Ath-Thuur : 21) kemudian beliau berkata : dan kami tidak mengurangi dari bapak-bapak mereka apa yang kami berikan kepada anak mereka.”

Jika sebaliknya, maka anak akan dengan senang hati mendorong kita menuju kedalam nerakanya Allah SWT. Naudzubillahimindzalik , ya Bun, mudah-mudahan kita semua tidak memiliki anak yang mendorong kita kedalam nerakanya Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin …

Selain diupgrade dalam diri kita sebagai orangtua dan anak , kita pun mesti kompak dengan pasangan untuk mewujudkan rumah menjadi syurga bagi penghuninya.

Apakah ini akan mempengaruhi dalam perkembangan anak?

Jelas , ini sangat berpengaruh dalam diri anak-anak kita . Karena sebagian besar waktu anak kita berada di dalam rumah. Jika hanya pendidikan dan dalam dirinya saja yang Islami namun keadaan rumahnya tak mencerminkan keislaman, maka pendidikan-pendidikan yang didapatkan anak kita hanya sebatas bentuk pelajaran tanpa perlu di aplikasikan dalam hidup dia .

Contoh, ibunya sering datang ke pengajian, solat tepat waktu, sharing dengan anak-anak berbagai masalah baik sekolah maupun dirumah. Namun jika ayahnya tak melakukan hal yang sama, apakah anak akan seimbang dalam perkembangannya? Jawabannya tidak . Ko bisa ?

Karena tidak ada kekompakkan dalam mengurus dan mendidik anak. Jika kita sendiri yang membangun syurga dirumah tapi pasangan tak ikut serta membangun, ini akan membuat anak bingung untuk mencontoh tingkah laku siapa yang betul.

Karena orangtuanya berbeda perilaku .
So, jangan lupa membenahi di dalamnya (rumah) juga , ya !.

Terus meng-upgrade diri kita menjadi pribadi yang lebih baik agar dapat membimbing dan mendampingi tumbuh kembang anak sesuai ddengan fitrahnya, yaitu menjadi anak yang shaleh/shalehah agar dapat menjadi asset yang bermanfaat di dunia serta di akhirat nanti . Aamiin Yaa Rabbal’alamiin ..

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *