Right Solution for Life

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Aghnia Nurin Nisa’i Mawaddah

SuaraInqilabi– Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh (kaffah), yaitu agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari hal sederhana seperti adab makan dan minum, hingga mengatur ranah yang lebih luas dan komples seperti ekonomi dan perpolitikan.

Islam mengatur segala perbuatan manusia. Diantaranya yang pertama, mengatur hubungannya dengan sang Khaliq (hablumminallah), hal ini tercermin dalam aqidah ritual dan spiritual. Seperti : tauhid, shalat, zakat, puasa, dan lain-lain. Kedua, mengatur hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas) atau lingkungan sosial. Hal ini terwujud dalam bentuk muamallah dan ‘uqubat (sistem ekonomi Islam, sistem pemerintahan Islam, sistem politik Islam, sistem pidana Islam, strategi pendidikan, strategi pertanian, dan lain sebagainya) . Dan yang ketiga, mengatur hubungannya dengan dirinya sendiri (hablumminannafs). Yang diwujudkan dalam hal berpakaian, makan, minum, dan lain-lain. (Taqiyyudin An-Nabhani, Nidhomul Islam)

Maka jelas disini, Islam berbeda dengan agama lain. Adalah agama yang kompleks dan terperinci. Sebab islam tidak hanya sebatas ibadah ritual saja, namun juga mengatur ranah kehidupan publik.

Sudah terbukti bagaimana islam menjadi sebuah ideologi yang mengatur kehidupan manusia, salah satunya pada masa Kekhilafahan Abasyiah. Yang pada masanya banyak menorehkan peradaban emas, diantaranya :

1. Dalam bidang filasafat

Di zaman khalifah Harun al- Rasyid (786-809 H) adalah zaman yang gemilang bagi Islam. Zaman ini kota Baghdad mencapai puncak kemegahannya yang belum pernah dicapai sebelumnya, Harun sangat cinta pada sastrawan, ulama, filosof yang datang dari segala penjuru ke Baghdad. Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan musik

2. Dalam bidang hukum Islam

Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, hidup para ahli baca Al-Qur’an, dan para ulama di bidang agama. Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M) yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah.

3. Perkembangan Ekonomi

Ketika Ar-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur dan kekayaan melimpah. Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macam industri seperti kain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari mesir dan kurma dari iraq.

4. Ilmu Kedokteran

Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah, ini terbukti dengan adannya sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran. Dinasti Abbasiyah telah banyak melahirkan dokter terkenal.

Dan masih banyak lagi pencapaian gemilang pada masa Kekhilafahan Abashiyah. Jika kita lihat dan bandingkan dengan kondisi umat Islam saat ini, apakah sudah bisa dikatakan berjaya ? Dari fakta yang ada, tentunya masih belum dan jauh dari kata ‘berjaya’. Mengapa demikian ? Tidak hanya satu, tentunya kemunduran umat Islam saat ini memiliki banyak faktor.

Salah satu faktor yang terpenting, yaitu kemerosotan berfikir pada masyarakat. Karena kita mengetahui saat ini umat Islam, khususnya di Indonesia mengalami Ghazul Fikr (perang pemikiran). Ada banyak macam pemikiran yang menyerang umat islam saat ini. Salah satunya, sekulerisme.

Sekularisme merupakan akar dari liberalisme yang sejatinya masuk secara paksa ke Indonesia melalui proses penjajahan, khususnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Prinsip negara sekuler telah termaktub dalam Undang-Undang Dasar Belanda tahun 1855 ayat 119 yang menyatakan bahwa pemerintah bersikap netral terhadap agama, artinya tidak memihak salah satu agama atau mencampuri urusan agama. (Suminto, 1986:27).

Uniknya sebagian kaum Muslim secara sadar atau tidak justru mengagung-agungkan paham yang satu ini, padahal jika ditelisik lebih dalam ini adalah jelas merupakan produk pemikiran impor dari Barat. Bisa pula disebut ideologi transnasional.

Pemikiran sekulerisme inilah yang menjadi jalan bagi penjajah untuk tetap menjajah Indonesia meski bukan lagi dalam bentuk penjajahan fisik. Baik penjajahan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan keamanan. Semua ini dibalut dengan ideologi negara yang sudah disepakati bersama.

Makna sekulerisme sendiri adalah paham pemisahan agama dari segala urusan kehidupan. Mengapa sekulerisme ini banyak membawa pengaruh buruk dalam kehidupan manusia ? Karena jika segala urusan duniawi dipisahkan dari agama, secara otomatis dalam kehidupan ini segala peraturan dan perundang-undangan akan dibuat oleh manusia itu sendiri. Dan yang kita tau bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas, dan tentunya segala apa yang dibuat oleh manuasia pasti memiliki bnayak kekurangan.

Lalu, bagaimana manusia mengatur kehidupannya dengan peraturan yang memiliki sumber yang jelas, tidak ada kecacatan didalamnya, dan sesuai dengan fitrah manusia ? Yaitu, tentunya menggunakan peraturan yang langsung datang dari sang Khaliq Allah SWT pencipta manusia, Al-Qur’an dan As-sunnah.
Wallahu a’lam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *