Pesona Pribadi Muslimah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Hawilawati, S.Pd (Muslimah Revowriter WCWH)

Kepribadian merupakan hal yang menarik ada dalam diri manusia. Begitu banyak teori-teori yang berusaha mengupas definisi dan membentuk kepribadian seseorang, mulai dari teori barat hingga para ahli psikologi Islam.

Tak jarang ilmu kepribadian menjadi ilmu wajib di sejumlah level pendidikan, dengan tujuan agar menjadi SDM yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan dalam segala aktivitas publiknya.

Didapati dalam sekolah kepribadian yang mengajarkan bagaimana cara berpakaian, berjalan, makan, berbicara atau berpendapat. Bahkan, salah satu ilmu wajib yang diberikan seperti tehnik “Table Manner’ yaitu tata cara plus etika makan di atas meja, duduk manis dan sopan dengan mengunakan piranti ala western, yang begitu banyak cutlery-nya dengan fungsinya berbeda-beda, mulai dari appetizer hingga dessert. Hingga memegang water goblet and cup-pun ada tata caranya. Cutlery yang ada tersusun rapi sesuai dengan step by step penggunaannya.

Tak hanya itu, banyak kaum hawa yang selalu menjaga pribadinya dengan penampilan yang selalu anggun, pandai mix and match fashion, mulai dari sepatu, baju, tas, sampai aksesoris yang digunakan, begitupun paduan khimar bagi yang berhijab. Dalam dunia fahsion penggunaan warna mulai dari Complementary Color, Triadic Colour, Split-Complementary Colour ataupun Analogous Color, terkadang dikaitkan dengan kepribadian seseorang.

Pada saat ini, wajar banyak muslimah yang juga masih memahami kepribadian hanya sebatas bentuk fisik, cara makan, berjalan, berpenampilan maupun berbicara. Sehingga banyak melakukan cara bagaimana ia selalu tampil fashionable dan polesan make-up warna warni agar farasnya tampil cantik di halayak umum.

Bukan tanpa sebab jika pemahaman kepribadian hanya sebatas itu. Hal ini disebabkan sistem sekuler telah menghilangkan pemahaman kepribadian Islamiyyah dalam diri masyarakat dan lebih mengentalkan pemahaman kepribadian lainnya.

Sebagai Muslimah perlu memahami, bahwa Islam sangat parnipurna mengajarkan ilmu, tak terkecuali ilmu kepribadian, yang menjadikan manusia unggul dari umat yang lain, pribadinya dapat membangun sebuah peradaban yang gemilang. Bahkan tidak hanya menjadi mulia dihadapan manusia tapi juga mulia dihadapan Allah Azza Wajalla.

Sebenarnya apa saja yang membentuk kepribadian seorang muslimah?
Bagaimana agar kepribadian Islamnya tersebut bisa selalu terjaga?

*Kepribadian Menurut Islam*

Kepribadian dalam islam, tak cukup dilihat dari performance dan bagusnya faras. Faras seseorang adalah qodho Allah diluar kekuasaan manusia, yang mau tak mau harus ridho menerimanya, tinggal manusia saja memiliki kewajiban menjaga fisiknya tanpa melampaui batas dan tanpa merubah segala apa yang telah Allah ciptakan bagi dirinya.

Adab, proses berfikir yang cemerlang serta diimplementasikan dalam amalan.
Semua adalah satu paket yang tak dapat dipisahkan bagi diri seorang muslimah untuk membentuk kepribadiannya yang unik dan unggul.

Dalam Islam pesona pribadi muslimah atau bahasa kerennya Syakhsiyyah Islamiyyah (Kepribadian Islam) dapat dinilai 2 hal, namun inilah yang akan membuat muslimah menjadi pribadi yang memancarkan kharisma, karenanya harus terus diasah dan dijaga.

Diantaranya terbentuk dari :

1. Pola Pikir Islami (Aqliyah Islamiyyah)

Tentu, fikroh seorang muslimah harus didasarkan Aqidah yang shohih yaitu Islam yang berasal dari Sang Maha Cerdas, bukan berasal dari pemikiran rusak yang mengingkari keyakinan yang benar seperti pemikiran atau ide Sekulerisme Kapitalisme, apalagi Komunisme.

Aqliyah Islamiyyah dapat diperoleh dengan terus memperkaya Tsaqofah Islam (ilmu Islam) dengan berbagai metode tholabul ilmi, karenanya tidak ada kamus muslimah pensiun menuntut ilmu, hanya ada prinsip dalam dirinya terus belajar dari buaian hingga liang lahat. Tak heran di masa kejayaan Islam banyak lahir wanita- wanita Islam nan cerdas, bahkan polymath, tersebab Islam mendorong umat manusia, tak terkecuali kaum wanita diberi kemudahan menuntut ilmu agar berfikir luas dan benar untuk keberlangsungan hidupnya.

Tsaqofah Islam sangat kaya mengajarkan umat manusia dengan berbagai adab mulia yang bernilai ibadah. Tidak semata-mata mengatur urusan akhirat tapi juga urusan dunia. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, mulai dari urusan dapur hingga negara.

Ilmu agama (Islam) menjadi pondasi berfikir, harus terus dikuatkan. Sementara Ilmu dunia untuk mendukung akhiratnya, akan ditekuni untuk kemaslahatan umat.

Berbeda saat akhir zaman ini, begitu banyak muslimah kental dengan berfikir ala sekuler. Ilmu dunia dikejar bahkan dinomor wahidkan, sementara ilmu agama disepelekan bahkan ditinggalkan, hingga menjadi jahil bahkan phobia terhadap aturan kehidupannya, alhasil banyak pribadi-pribadi cacat berfikir karena keluar dari fitrah yang disyariatkan.

Sungguh menyedihkan, kehidupan manusia dalam belenggu sistem sekuler saat ini, ide-idenya telah merasuk dalam diri kaum muslimin tak terkecuali muslimah yang sibuk dengan urusan penampilannya saja baik style fashion, faras dan aroma tubuhnya, hingga lemah terhadap agamanya. bahkan tak sedikit pemikiran sesat nan rusak sekuler yang diadobsinya menjadi sebuah kebanggaan.

2. Pola Sikap Islami (Nafsiyyah Islamiyyah).

Kepribadian juga dibentuk oleh Nafsiyyah Islamiyyah atau sikap keren seorang muslimah. Perbuatan dinilai baik jika apa yang ia lakukan sesuai ketaatan kepada Allah SWT (bukan sesuai hawa nafsu atau kebanyakan orang). Perbuatannya disandarkan dengan ilmu yang dimiliki, tiada lain ilmu yang senantiasa berdasarkan hukum syara bukan yg lain.

Betapa indahnya pemahaman seorang muslimah, tatkala ia buktikan dalam segala perbuatan. Hingga perbuatan bernilai ibadah.

Bahkan banyak bonus yang akan ia rasakan, seperti dapat menentramkan hati, menyejukkan pandangan, terjaga kehormatan dan kesucian diri, membawa kemaslahatan bagi kehidupannya. Dan Allah akan menaikkan derajat baginya karena ilmu agama yang dimiliki.

Sebagaimana firmanNya :

“…. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58: 11)

Nafsiyyah seorang muslimah harus terus dijaga dengan sering memuhasabah diri, berusaha meningkatkan diri mengamalkan segala perbuatan dalam ketaatan kepada Allah, menjaga adab dalam setiap perbuatan, berkumpul dengan orang-orang Sholih, tatkala khilaf akan diingatkan, tatkala futur akan dimotivasi.

Jadi, kepribadian seorang muslimah bukan dinilai dari apa kesukaan makan minumnya, warna favoritnya, cara makannya, farasnya, hartanya, kedudukannya, performance-nya atau kesempurnaan bentuk fisiknya.

Yakinlah, ketika seorang muslimah memahami Islam dengan sepenuhnya, menjadikan Aqidah Islam sebagai azas berfikir dan bertindak maka akan memancarkan kharisma penuh pesona.

Wallahu’alam bishowab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *